Pemeran atau pelakon adalah seseorang yang memerankan suatu tokoh dalam fiksi,[1] baik dalam media tradisional seperti teater, maupun di media modern seperti film, radio, dan televisi. Istilah "aktor" berasal dari bahasa Yunani ὑποκριτής (hupokritḗs), yang secara harfiah artinya adalah "penjawab".[2] Seni peran yang dilakukan oleh pemeran dalam memerankan karakter, baik berdasarkan tokoh nyata maupun fiksi, sering diistilahkan sebagai "peran suatu pemeran". Istilah ini juga terkait dengan penggunaan gulungan dalam teater klasik. Proses disajikannya suatu tokoh oleh pemeran bisa terjadi bahkan ketika mereka "memerankan diri mereka sendiri" dalam bentuk seni pertunjukan percobaan.

Thumb
David Garrick di atas panggung pementasan drama Richard III

Di zaman Yunani kuno, abad pertengahan, dan selama periode William Shakespeare di Inggris, secara umum, hanya pria yang diperbolehkan untuk berperan sebagai pemeran, sehingga peran perempuan seringkali diperankan oleh pria atau anak lelaki.[3] Meskipun di Romawi Kuno ada perempuan yang berperan di panggung, hanya sedikit dari mereka yang mendapatkan peran berbicara. Namun, tradisi commedia dell'arte di Italia telah memungkinkan perempuan yang ahli untuk tampil sejak awal. Lucrezia Di Siena, yang namanya tercatat dalam perjanjian pemeran sejak 10 Oktober 1564, dan diakui sebagai pemeran perempuan Italia pertama yang terkenal. Vincenza Armani dan Barbara Flaminia termasuk di antara sripanggung dan pemeran perempuan pertama yang dokumentasi mengenai kehidupan mereka cukup terkenal di Italia, dan juga di Eropa secara keseluruhan.[4] Setelah Restorasi Inggris pada tahun 1660, perempuan mulai tampil di atas panggung di Inggris. Dalam dunia modern, terutama dalam pertunjukan pantomim dan beberapa opera, perempuan terkadang memainkan peran anak lelaki atau pria muda.[5]

Thumb
Pelawak komedi Malaysia P. Ramlee.

Pendidikan seorang pemeran

Pemeran di Indonesia

Di Jakarta pernah ada sekolah yang menawarkan jurusan pendidikan seni peran melalui penjurusan Seni Teater, yaitu Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) dengan dosen-dosen seperti Asrul Sani dan D. Djajakoesoema. Sekolah ini menghasilkan bintang-bintang besar pada masa lalu seperti Soekarno M. Noer, Teguh Karya, Wahyu Sihombing, dan lain-lain.

Setelah ATNI bubar, muncullah Akademi Seni Drama dan Film (ASDRAFI) di Yogyakarta yang didirikan oleh Sri Murtono. Kemudian muncul Akademi Teater di Bandung. Selanjutnya terdapat pula jurusan teater di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta. Lulusan jurusan teater IKJ yang terkemuka antara lain adalah Deddy Mizwar, Didi Petet, Sena A. Utoyo, Edi Riwanto, Joseph Ginting, Mathias Muchus, Eeng Saptahadi, Krisno Bosa, Arthur Tobing, Jeremias Nyangoen, Linda Djatnika, Epy Kusnandar, Derry Drajat, Yadi Timo, Bagus Arsana, Ucok R. Siregar, O'im Ibrahim, Riyanto, Ana Pinem, Jerio Jeffry, Ence Bagus Hartono, dan sebagainya.

Rujukan

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Wikiwand in your browser!

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.

Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.