Bahasa-bahasa di Afrika
From Wikipedia, the free encyclopedia
Bahasa-bahasa di benua Afrika diperkirakan mencapai 1.250 hinggga 2.100 macam bahasa,[1] kadang-kadang ada yang meyakini jumlahnya melebihi 3.000[2] bahasa yang dituturkan oleh penduduk asli di benua Afrika. Bahasa-bahasa tersebut terbagi menjadi enam macam rumpun bahasa yang penyebarannya terbilang luas, di antaranya yakni:
- Rumpun bahasa Afro-Asia
Cakupan penyebaran jenis rumpun ini meliputi sepanjang daerah Asia Barat, Afrika Utara, Tanduk Afrika dan sejumlah daerah di tapal batas Afrika(atau Sahel). - Rumpun bahasa Austronesia
Dituturkan di negara Madagaskar saja. - Rumpun bahasa Indo-Eropa
Dituturkan di Afrika Selatan dan Namibia (Bahasa Afrikaans, bahasa Inggris dan bahasa Jerman), rumpun bahasa ini pun dijadikan sebagai bahasa pengantar sewaktu pernah menjadi tanah jajahan Inggris (Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar saat itu), tanah jajahan Prancis (Bahasa Prancis menjadi bahasa pengantar saat itu), tanah jajahan Portugal (Bahasa Portugis sebagai bahasa yang dituturkan saat itu), tanah jajahan Spanyol (Bahasa Spanyol menjadi bahasa pengantar saat itu) serta dituturkan pula di daerah kantong milik Spanyol yang berdekatan dengan Maroko yaitu kota Ceuta dan Melilla. - Rumpun bahasa Khoisan Tengah (atau bahasa Khoe)
Keberadaan awalnya dipastikan berpangkal dari kawasan gurun Kalahari pada wilayah Namibia dan Botswana. - Rumpun bahasa Niger–Kongo
Meliputi daerah Afrika bagian barat, Afrika Pusat, Afrika Tenggara dan Afrika bagian Selatan. - Rumpun bahasa Nilo-Sahara
Wilayah rumpun bahasa ini terentang dari Tanzania hingga Sudan dan terentang dari Chad hingga Mali. Bagian ini masih sedang dimusyawarahkan.
Terdapat rumpun bahasa kecil lainnya dan bahasa terkucil (language isolate atau isolated language) dan juga bahasa lain yang belum juga disesuaikan dengan kelompok rumpun bahasanya masing-masing. Selain yang demikian, benua Afrika pun menyimpan banyak bahasa isyarat yang pancaragam sekaligus pemakaiannya yang tersebar luas dan banyak di antaranya yang termasuk bahasa terkucil.
Jumlah bahasa-bahasa yang dituturkan oleh kalangan antarsuku mencapai hingga ratusan banyaknya. Bahasa Arab, bahasa Somalia, bahasa Berber, bahasa Amhar, bahasa Oromo, bahasa Kiswahili, bahasa Hausa, bahasa Manden, bahasa Fulani dan bahasa Yoruba dituturkan sebanyak puluhan juta orang–khususnya di Afrika. Jika dikira-kira secara serentak terhadap kekelompokan logat-logat bahasa di benua Afrika yang jumlahnya terus mencapai ratusan bahasa yang mirip, ada 12 macam bahasa yang dituturkan sebanyak 75 seperseratus (75%) dan ada 15 macam bahasa dituturkan sebanyak 85 seperseratus (85%) dari seluruh penduduk benua Afrika sebagai bahasa pribumi atau sebagai bahasa tambahan.[3]
Keberagaman kebahasaan tertinggi dari sekian banyaknya negara-negara benua Afrika (Nigeria adalah salah satunya di mana lebih dari 500 bahasa[4] salah satu pemusatan keberagaman kebahasaan yang terhebat di dunia) telah menjadikan kebijakan bahasa sebagai pokok persoalan yang amat diperlukan sejak zaman pascapenjajahan di benua Afrika. Mulai tahun-tahun terakhir ini, banyak negara Afrika yang telah mulai meningkatkan kesadaran akan nilai warisan bahasa asli mereka. Pada dewasa kini, kebijakan bahasa yang pembentangannya terus dilakukan ini lebih berkutat dalam bentuk bahubahasa. Contoh nyata hal tersebut ialah dengan dijadikannya semua bahasa asli orang Afrika sebagai bahasa-bahasa resmi di Uni Afrika. Serikat Afrika menyampaikan pemakluman bahwa tahun 2006 dijadikan sebagai "Tahun Bahasa-Bahasa Penduduk Afrika",[5] tetapi bahasa-bahasa yang dipergunakan dan dituturkan adalah bahasa-bahasa yang lebih tenar di seluruh dunia;lebih mengesampingkan bahasa-bahasa asli mereka. Hal-hal sedemikian terjadi seperti di radio, koran dan pendidikan sekolah dasar. Selan itu, ada beberapa bahasa yang dituturkan secara meluas dijadikan sebagai bahasa dalam negeri disana melalui pertimbangan dan jumlah bahasa resmi pada tingkat dalam negeri di sana pun bisa dihitung oleh jari.