Garuda Indonesia
perusahaan asal Indonesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk. atau dikenal sebagai Garuda Indonesia (IDX: GIAA) adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia yang berkantor pusat di Bandar udara Internasional Soekarno–Hatta. Maskapai ini adalah suksesor dari KLM Interinsulair Bedrijf. Garuda Indonesia merupakan anggota SkyTeam satu-satunya di Indonesia dan maskapai terbesar kedua di Indonesia setelah Lion Air. Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan berjadwal ke sejumlah destinasi meliputi benua Asia, Eropa, dan Australia dari Jakarta, serta kota fokus, maupun kota lain untuk penerbangan Haji. Maskapai ini adalah satu-satunya maskapai dari Indonesia yang terbang ke wilayah Eropa dan Oseania. Maskapai ini juga pernah terbang ke wilayah Amerika hingga akhir 1990an.
| |||||||
Didirikan | 1 Agustus 1947; 76 tahun lalu (1947-08-01) (sebagai KLM Interinsulair Bedrijf) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Mulai beroperasi |
| ||||||
Penghubung | |||||||
Penghubung sekunder | |||||||
Kota fokus | |||||||
Program penumpang setia | GarudaMiles | ||||||
Aliansi | SkyTeam | ||||||
Anak perusahaan | PT Aero Wisata PT Sabre Travel Network Indonesia PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk PT Aero Systems Indonesia PT Citilink Indonesia Garuda Indonesia Holiday France S.A.S | ||||||
Armada | 75 | ||||||
Tujuan | 53 (termasuk kargo) | ||||||
Perusahaan induk |
| ||||||
Kantor pusat | Kompleks Garuda City Centre Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten[1] | ||||||
Tokoh utama | Irfan Setiaputra[2] (Direktur Utama) Timur Sukirno[3] (Komisaris Utama) | ||||||
Pendapatan | US$ 2,100 milyar (2022)[4] | ||||||
Laba operasi | US$ 3,935 milyar (2022)[4] | ||||||
Laba bersih | US$ 3,737 milyar (2022)[4] | ||||||
Total aset | US$ 6,235 milyar (2022)[4] | ||||||
Total ekuitas | US$ -1,535 milyar (2022)[4] | ||||||
Karyawan | 4.459 (2022)[4] | ||||||
Situs web | garuda-indonesia.com |
Pada puncak akhir 1980-an hingga pertengahan tahun 1990-an, Garuda mengoperasikan ke sejumlah jaringan penerbangan yang luas di seluruh dunia, dengan layanan terjadwal secara teratur ke Adelaide, Cairo, Fukuoka, Johannesburg, Los Angeles, Paris, Roma dan kota lainnya di Eropa, Asia dan Australia.[5] Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, terjadi krisis keuangan dan sistem operasional yang menghantam maskapai dengan keras, menyebabkan Garuda Indonesia memangkas layanan secara drastis. Pada tahun 2009, maskapai melakukan rencana modernisasi lima tahun yang dikenal sebagai Quantum Leap, yakni di mana program Emirsyah Satar yang merombak segalanya mulai dari bentuk, corak, logo dan seragam maskapai, serta armada dan fasilitas yang lebih baru dan lebih modern serta fokus baru pada pasar internasional, dan berhasil mendapatkan penghargaan maskapai seperti Most Improved Airline, 5-Star Airline, dan World's Best Cabin Crew juga didapatkan pada ajang penghargaan Internasional, Skytrax.
Maskapai ini juga mengoperasikan anak perusahaan berbiaya rendah, Citilink, yang menyediakan penerbangan murah ke beberapa tujuan Indonesia dan berdiri sendiri pada tahun 2012.[6] Pada November 2018, maskapai mengambil alih operasi serta pengelolaan keuangan Sriwijaya Air melalui perjanjian Kerjasama operasional (KSO)[7] Kerjasama ini berakhir pada Desember tahun 2019.