José Mourinho
Pelatih Sepakbola dan Mantan Pesepakbola dari Portugal / From Wikipedia, the free encyclopedia
José Mário[3] dos Santos Mourinho Félix(pengucapan bahasa Portugis: [ʒuˈzɛ moˈɾiɲu] ( dengarkan); 26 Januari 1963) adalah seorang pelatih dan mantan pesepak bola profesional asal Portugal. Dikenal dengan julukan The Special One (Seseorang yang Istimewa) yang disematkan oleh media Inggris, Mourinho adalah salah satu pelatih dengan prestasi terbanyak yang pernah ada dan secara luas dianggap sebagai salah satu pelatih sepak bola terhebat sepanjang masa.[4]
Mourinho sebagai kepala pelatih AS Roma pada 2023 | |||
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | José Mário dos Santos Mourinho Félix[1] | ||
Tanggal lahir | 26 Januari 1963 (umur 61)[1] | ||
Tempat lahir | Setubal, Portugal | ||
Tinggi | 176 cm (5 ft 9+1⁄2 in)[2] | ||
Posisi bermain | Gelandang | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1980–1982 | Rio Ave | 16 | (2) |
1982–1983 | Belenenses | 16 | (2) |
1983–1985 | Sesimbra | 35 | (1) |
1985–1987 | Comércio e Indústria | 27 | (8) |
Total | 94 | (13) | |
Kepelatihan | |||
1996–2000 | Barcelona (asisten manajer) | ||
2000 | Benfica | ||
2001–2002 | União de Leiria | ||
2002–2004 | Porto | ||
2004–2007 | Chelsea | ||
2008–2010 | Inter Milan | ||
2010–2013 | Real Madrid | ||
2013–2015 | Chelsea | ||
2016–2018 | Manchester United | ||
2019–2021 | Tottenham Hotspur | ||
2021–2024 | AS Roma | ||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik |
Setelah karirnya yang tidak mulus sebagai gelandang bersama sejumlah klub di liga Portugal, Mourinho beralih ke dunia kepelatihan. Ia menjadi penerjemah untuk Sir Bobby Robson di Sporting CP dan Porto, sebelum meraih kesuksesan sebagai asisten di Barcelona di bawah asuhan Robson dan penggantinya, Louis van Gaal. Setelah melatih Benfica dan União de Leiria dalam waktu singkat, Mourinho kembali ke Porto sebagai manajer pada 2002. Bersama Porto ia berhasil meraih gelar juara Primeira Liga dua kali, Piala Portugal, Piala UEFA, dan Liga Champions UEFA, gelar juara yang kedua untuk klub tersebut setelah tahun 1987. Raihan prestasi tersebut membawa Mourinho pindah ke Inggris untuk menjadi manajer Chelsea pada tahun 2004. Ditandai dengan kepongahan selama awal karier kepelatihannya, Mourinho terkenal dengan perkataannya "Saya pikir saya adalah orang yang istimewa", yang kemudian menjadi julukan terkenal untuknya. Bersama klub London Barat itu, ia memenangkan gelar juara Liga Utama Inggris dua kali, Piala FA, dan Piala Liga Inggris dua kali pada tiga musim, sebelum ia hengkang pada 2007 akibat perselisihan dengan pemilik klub Roman Abramovich.[5]
Pada 2008, Mourinho menjadi manajer klub Italia, Inter Milan. Bersama klub itu, ia memenangkan gelar juara Serie A dua kali, termasuk gelar treble: Liga Champions UEFA, Serie A, dan Piala Italia pada 2010, pencapaian pertama sepanjang sejarah klub tersebut. Prestasi tersebut menjadikannya salah satu dari lima pelatih yang memenangkan Piala Champions Eropa/Liga Champions UEFA bersama dua klub,[6] yang juga membuatnya meraih penghargaan Pelatih Terbaik Dunia FIFA edisi perdana.[7] Mourinho kemudian pindah ke Spanyol menjadi manajer Real Madrid dan berhasil meraih gelar juara La Liga 2011–2012 dengan rekor perolehan poin tertinggi, yang juga menjadikannya pelatih kelima pemenang gelar juara liga domestik di empat negara.[8][9] Ia juga berhasil memenangkan Piala Raja Spanyol dan Piala Super Spanyol.
Mourinho hengkang dari Real Madrid pada 2013 untuk bergabung kembali dengan Chelsea. Ia berhasil meraih gelar juara Liga Utama Inggris dan Piala Liga Inggris pada musim keduanya, namun dipecat pada 2015 setelah serangkain hasil buruk.[10] Ia kemudian ditunjuk sebagai manajer dua klub Inggris lainnya, Manchester United dan Tottenham Hotspur[11][12], namun dengan masa jabatan pada kedua klub tersebut relatif singkat dan berakhir dengan kekecewaan.[13] Meski demikian, ia berhasil memenangkan Liga Eropa UEFA, Piala EFL, dan Community Shield pada musim pertamanya bersama Manchester United, serta berhasil membawa Tottenham Hotspur menuju final Piala EFL 2020–2021, sebelum ia dipecat kurang dari satu minggu dari jadwal pertandingan final akan dimainkan. Mourinho kemudian menjadi kepala pelatih Roma dan berhasil meraih gelar juara Liga Konferensi Eropa UEFA musim perdana, menjadikannya pelatih pertama yang memenangkan kompetisi antraklub Eropa bersama empat klub dan pelatih ketiga yang memenangkan ketiga kompetisi antarklub utama UEFA.[14] Ia juga berhasil membawa Roma tampil pada final Liga Eropa UEFA pada musim keduanya.
Mourinho dinobatkan sebagai Pelatih Portugal Terbaik Abad Ini oleh Federasi Sepak Bola Portugal pada 2015[15] dan merupakan pelatih pertama yang menghabiskan lebih dari £1 miliar untuk transfer pemain.[16] Karena pengetahuan taktisnya, kepribadiannya yang karismatik dan kontroversial, dan reputasinya yang memprioritaskan hasil di atas sepak bola yang atraktif, ia mendapat perbandingan dari para pengagum maupun kritikus, dengan pelatih asal Argentina Helenio Herrera.[17][18] Mourinho dikenal sebagai seorang pelatih yang suka memainkan pikiran lawannya. Dia juga memiliki pendekatan personal yang unik kepada pemain-pemainnya.[19]