Pandemi COVID-19 di Kota New York berawal dari anggapan remeh para pejabat Kota New York terhadap penyakit koronavirus 2019. Mereka tetap memberikan izin kegiatan transportasi khususnya kereta bawah tanah. Akhirnya, pandemi COVID-19 menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan kematian dalam sejarah Kota New York. Akhirnya, pemerintah negara bagian New York mengeluarkan mandat pemakaian masker wajah di seluruh wilayahnya. Perintah ini dikeluarkan pada tanggal 15 April 2020. Penularan koronavirus sebagian besar disebabkan oleh kontak tubuh antarpenumpang kereta bawah tanah dan angkutan massal lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat pada bulan Mei 2020.[1][2][3] Sebanyak 3.019.434 dosis vaksin COVID-19 telah diberikan kepada warga Kota New York pada tanggal 17 Maret 2021 untuk menanggulangi pandemi.[4]

Tanggapan pemerintah

Awalnya, para pejabat Kota New York menganggap remeh koronavirus. Pada 2 Maret 2020, de Blasio memberi komentar di twitter bahwa orang harus mengabaikan virus dan tetap melakukan aktivitas sehari-hari serta tetap keluar kota meskipun ada koronavirus. Dalam konferensi pers yang diadakan pada tanggal 3 Maret 2020, Oxiris Barbot selaku Komisaris Kesehatan Kota New York menganjurkan kepada penduduk Kota New York untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka seperti biasa.[5] Pada 4 Maret, dia kembali mengatakan bahwa tidak ada risiko tertular penyakit koronavirus 2019 meski berada di dalam mobil atau kereta bawah tanah bersama seseorang yang berpotensi sakit.[6] Robert Holden dan Eric Ulrich selaku anggota Dewan Kota New York menulis permintaan kepada de Blasio agar Barbot diundurkan dari jabatannya.[6]

Setelah 89 kasus dikonfirmasi di negara bagian New York, Andrew Cuomo mengumumkan keadaan darurat bagi New York pada tanggal 7 Maret 2020. 70 kasus di antaranya terjadi di Westchester County, 12 di Kota New York, dan 7 di kota lainnya.[7] Pada 20 April, de Blasio mengumumkan pembatalan acara-acara besar hingga Juni 2020, termasuk pawai kebanggaan dan Parade Puerto Riko.[8] Pada 5 Agustus, de Blasio mengumumkan pendirian pos pemeriksaan COVID-19 di jalur perlintasan dan terowongan utama. Pendirian pos ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan karantina yang diwajibkan selama 14 hari bagi pelancong dari daerah dengan tingkat transmisi tinggi. INi sejalan dengan permintaan Cuomo dalam koordinasi dengan Departemen Kepolisian Kota New York.[9] Tiap warga yang tidak mematuhi kebijakan ini akan dikenakan denda sebesar 2.000 Dolar hingga 10.000 Dolar.[10][11]

Dampak ekonomi

Pada April 2020, The New York Times melaporkan bahwa pengangguran terjadi pada ratusan ribu warga Kota New York. Kota New York sendiri telah mengalami kehilangan pendapatan dari pajak dengan jumlah sebesar 7,4 miliar Dolar. Kerugian secara ekonomi paling dirasakan oleh Teater Broadway, restoran, hotel, dan sistem transit. Selain itu, kerugian juga dialami oleh perusahaan di bidang konstruksi dan pengembangan lahan yasan karena segala kegiatannya dihentikan. Jutaan penyewa ragu terhadap kemampuan mereka dalam membayar uang sewa rumah. Kehilangan pendapatan yang parah dialami oleh para pekerja dengan penghasilan yang rendah. Hal yang sama dirasakan oleh para pekerja pengalengan dan pedagang kaki lima.[12][13] Penuruan laba atau risiko kerugian juga dialami oleh firma hukum, perusahaan jasa keuangan, dan para pekerja kerah putih. Pemutusan hubungan kerja dalam kisaran 475.000 hingga 1,2 juta orang diperkirakan dialami oleh para pekerja dengan upah yang rendah pada akhir April 2020. Ini membuat risiko pengangguran yang tinggi pada sektor ritel, transportasi, dan restoran.[14]

Dampak sosial

Pembatasan sosial

Pada tanggal 30 Maret, Walikota New York mengumumkan bahwa prosedur karantina telah dilakukan dengan menutup sebagian besar tempat ibadah. Sinagoge dan gereja yang tidak mematuhi aturan tersebut akan ditutup permanen jika ketahuan melakukan kegiatan selama masa karantina.[15] Beberapa panggilan dan penangkapan dilakukan karena aturan pembatasan sosial dilanggar oleh masyarakat. Seorang pemilik bar Brooklyn ditangkap pada 28 Maret 2020 karena menentang larangan Cuomo di bar dan restoran.[16] Aturan pembatasan sosial juga dilanggar oleh beberapa lusin orang dengan mengadakan sebuah pesta di Bronx. Para pesertanya kemudian ditangkap oleh Departemen Kepolisian Kota New York pada tanggal 3 April 2020.[17] Pada 7 April, NBC News melaporkan pelanggaran terhadap perintah PAUSE di seluruh kota dalam negara bagian New York. De Blasio menghimbau agar masyarakat yang menemukan pelanggaran terhadap perintah tersebut melapor ke 311.[18]

Referensi

Wikiwand in your browser!

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.

Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.