Pemilihan umum Indonesia 2019
From Wikipedia, the free encyclopedia
Pemilihan umum Indonesia 2019 adalah pemilihan umum yang dilakukan pada tanggal 17 April 2019.[1][2] Untuk pertama kalinya dalam sejarah negara, presiden, wakil presiden, anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan anggota badan legislatif daerah dipilih pada hari yang sama dengan lebih dari 190 juta pemilih yang memenuhi syarat. Enam belas partai berpartisipasi dalam pemilu secara nasional, termasuk empat partai baru.

![]() | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilihan Presiden | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Terdaftar | 190,770,329 ![]() | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kehadiran pemilih | 158,012,506 (82.83%) ![]() | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilihan presiden, yang keempat dalam sejarah negara Indonesia, menggunakan sistem luber jurdil mayoritas langsung sederhana. Presiden petahana Joko Widodo, yang dikenal sebagai Jokowi, mencalonkan diri kembali dengan ulama senior Muslim, Ma'ruf Amin, sebagai pasangannya melawan mantan jenderal Prabowo Subianto dan mantan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno untuk masa jabatan lima tahun pada periode 2019 hingga 2024. Pemilihan tersebut merupakan pertandingan ulang dari pemilihan presiden 2014, di mana Jokowi mengalahkan Prabowo.
Pemilihan legislatif, yang merupakan pemilihan ke-12 di Indonesia, diikuti oleh lebih dari 240.000 calon yang memperebutkan lebih dari 20.000 kursi di MPR dan dewan daerah untuk provinsi dan kota/kabupaten, serta lebih dari 8.000 memperebutkan kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemilihan tersebut digambarkan sebagai "salah satu pemungutan suara satu hari yang paling rumit dalam sejarah global".[3] 85 juta suara Jokowi adalah suara terbanyak yang diberikan untuk satu kandidat pada setiap pemilihan demokratis dalam sejarah Indonesia, melebihi rekor pendahulunya Susilo Bambang Yudhoyono, yang memenangkan 73 juta suara pada tahun 2009.[4]
Pada 21 Mei 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan Jokowi sebagai pemenang dalam pemilihan presiden, dengan lebih dari 55% suara. PDI-P Jokowi menempati urutan pertama dalam pemilihan DPR dengan 19,33%, diikuti oleh Gerindra Prabowo dengan 12,57%, kemudian Golkar dengan 12,31%, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 9,69%, Partai Nasdem dengan 9,05%, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 8,21%.
Setelah pemilu, muncul laporan tentang lebih dari 3 ribu petugas pemilu, di antaranya 569 orang meninggal selama proses pemungutan suara dan penghitungan suara. Tim kampanye Prabowo mengklaim bahwa kematian tersebut terkait dengan penipuan yang merugikan dirinya.[5] Hingga 9 Mei 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan korban tewas termasuk 456 petugas pemilu, 91 agen pengawas, dan 22 petugas polisi.[6]
Pada pagi hari tanggal 22 Mei 2019, para pendukung Prabowo melakukan protes di Jakarta atas kemenangan Jokowi. Protes berubah menjadi kerusuhan yang menewaskan 8 orang oleh petugas keamanan dan lebih dari 600 orang terluka.[7]