Pengguna:Dhiosk/Bak pasir/Pekarangan
From Wikipedia, the free encyclopedia
Pekarangan di Indonesia, terutama di Jawa (????). The typical pekarangan includes plants, animals (including fish, ruminants, poultry, and wild animals), and constructions such as animal pens and bird cages. It is used for social interactions and yield sharing, and provides materials for cultural ceremonies and religious practices. Some pekarangans are made, maintained, and spatially arranged according to local values. Home gardens of this kind may have existed for several thousand years, but the first record of it is found in a Javanese chronicle that was written in 860 AD. In 2010, around 103,000 kilometer persegi (39,769 sq mi) of Indonesian land were used for gardens of the sort.
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/75/West_Sumatra_pekarangan.jpg/640px-West_Sumatra_pekarangan.jpg)
Kelestarian dan peran sosial pekarangan di Indonesia terancam oleh fragmentasi karena sistem pembagian warisan, urbanisasi, dan komersialisasi yang bermula pada paruh akhir abad dua puluh. Lahan pekarangan yang semakin sempit, karena fragmentasi dan urbanisasi, menjadi penyebab menurunnya keragaman hayati dalam pekarangan-pekarangan tersebut. Terkadang, penyeragaman tumbuhan dalam pekarangan disengaja dengan tujuan mengoptimalisasi produksi pekarangan. Masalah-masalah seperti wabah hama dan naiknya hutang pemilik pekarangan muncul karena degradasi kelestarian tersebut.
Sepanjang sejarah Jawa, pekarangan luput dari perhatian berbagai pemerintahan di Pulau Jawa karena sukarnya mengambil hasil bumi secara sistematis dari pekarangan. Pada tahun 2010-an, pekarangan menjadi perhatian pemerintah Indonesia lewat program P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan), yang berfokus pada pekarangan perkotaan dan pinggiran kota yang bertujuan untuk mengoptimalisasi pekarangan dengan pendekatan yang lestari.