Aceh
provinsi di Pulau Sumatera, Indonesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia yang ibu kotanya berada di Banda Aceh. Aceh merupakan salah satu daerah istimewa dan diberi kewenangan otonomi khusus.
Aceh
| |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Abjad Jawoë | اچيه دارالسلام |
Julukan:
| |
Motto: "Pancacita" (Sanskerta: "Lima cita-cita") | |
Himne daerah: "Aceh Mulia"[1] | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian |
|
Hari jadi | 7 Desember 1956 (umur 67) |
Ibu kota | Kota Banda Aceh |
Jumlah satuan pemerintahan[2] | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Jenis | Wilayah administrasi khusus |
• Badan | Pemerintah Aceh |
• Wali Nanggroe | Malik Mahmud |
• Gubernur | Bustami Hamzah (Penjabat) |
• Wakil Gubernur | Lowong |
• Sekretaris Daerah | Azwardi (Pelaksana Harian) |
• Ketua DPRA | Zulfadhli |
Luas | |
• Total | 57.956,00 km2 (22,376,94 sq mi) |
• Luas daratan | 57.365,67 km2 (22,149,01 sq mi) |
• Luas perairan | 29.611,11 km2 (11,432,91 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 3.466 m (11,371 ft) |
Populasi (2023)[3] | |
• Total | 5.515.839 |
• Peringkat | 14 |
• Kepadatan | 95/km2 (250/sq mi) |
Demonim |
|
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | |
• IPM | 74,70 tinggi [4] (2023) |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 23xxx-24xxx |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID - AC |
Pelat kendaraan | BL |
Kode Kemendagri | 11 |
Kode BPS | 11 |
APBD | Rp16.763.469.972.136-,[5] (2021) |
PAD | Rp2.401.682.455.965,- (2021) |
DAU | Rp2.010.367.360.000,- (2021)[6] |
DAK | Rp1.777.891.260.000,- (2021)[6] |
Slogan pariwisata | "The Light of Aceh" |
Lagu daerah | "Bungong Jeumpa" |
Rumah adat |
|
Senjata tradisional | |
Flora resmi | Bunga jeumpa |
Fauna resmi | Cicempala kuneng |
Situs web | acehprov |
Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatra dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik tahun 2021, jumlah penduduk provinsi ini sekitar 5.333.733 jiwa, dan pada akhir tahun 2023 berjumlah 5.515.839 jiwa.[3][2] Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala dan Laut Andaman di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal tahun 710–1522 M, Kesultanan Samudera Pasai adalah status Wilayah protektorat Kesultanan Utsmaniyah (1569–1903) lalu menjadi Kesultanan Aceh saat itu adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka.[butuh rujukan]
Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali asing, termasuk bekas penjajah Belanda dan dulu pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai-nilai agama).[7] Persentase penduduk Muslim-nya adalah yang tertinggi di Indonesia dan mereka hidup sesuai Syari'at Islam (hukum Islam).[8] Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan sejarah.[9]
Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia.[7] Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.
Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut.[10] Bencana ini juga mendorong terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan kelompok seperatis, Gerakan Aceh Merdeka (GAM).