![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/56/RTS%252CS_bring_your_child_for_malaria_vaccination.jpg/640px-RTS%252CS_bring_your_child_for_malaria_vaccination.jpg&w=640&q=50)
RTS,S
From Wikipedia, the free encyclopedia
RTS,S/AS01 (nama dagang Mosquirix) adalah vaksin malaria berbasis protein rekombinan. Pada Oktober 2021, vaksin ini disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk "digunakan secara luas" pada anak-anak sehingga menjadikannya kandidat vaksin malaria pertama, sekaligus vaksin pertama bagi infeksi parasit, yang menerima rekomendasi ini.[2][3][4]
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/56/RTS%2CS_bring_your_child_for_malaria_vaccination.jpg/640px-RTS%2CS_bring_your_child_for_malaria_vaccination.jpg)
Vaksin RTS,S dibuat pada akhir dasawarsa 1980-an oleh para ilmuwan yang bekerja di laboratorium SmithKline Beecham Biologicals (sekarang menjadi GlaxoSmithKline Vaccines) di Belgia.[5] Vaksin ini dikembangkan lebih lanjut melalui kolaborasi antara GSK dan Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed,[6] dan sebagian didanai oleh Inisiatif Vaksin Malaria PATH dan Yayasan Bill & Melinda Gates. Efikasinya berkisar antara 26 hingga 50% pada bayi dan anak kecil.
Pada Juli 2015, vaksin RTS,S disetujui penggunaannya oleh regulator Eropa,[7] dan menjadi vaksin malaria berlisensi pertama di dunia sekaligus vaksin pertama yang dilisensikan untuk mengatasi penyakit parasitik pada manusia.[8] Pada 23 Oktober 2015, Kelompok Penasihat Strategis (SAGE) dari WHO dan Komite Penasihat Kebijakan Malaria (MPAC) bersama-sama merekomendasikan implementasi percontohan vaksin ini di Afrika.[9] Proyek percontohan vaksinasi ini diluncurkan pada 23 April 2019 di Malawi, pada 30 April 2019 di Ghana, dan pada 13 September 2019 di Kenya.[10][11]