Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Bahasa Kampar

bagian dari rumpun bahasa Austronesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Bahasa Kampar
Remove ads

Bahasa Kampar[4] (bahaso Kampau atau bahaso Ocu) adalah sebuah ragam bahasa Melayik yang dituturkan oleh penduduk beretnis Kampar di Kabupaten Kampar, Riau. Status kebahasaan Kampar masih diperdebatkan, terkadang bahasa ini dianggap sebagai dialek bahasa Melayu atau bahasa Minangkabau.[5][6][7] Badan Bahasa Kemdikbud RI mengelompokkan dialek Kampar sebagai salah satu dialek dalam bahasa Minangkabau di Riau.[8] Namun, orang Kampar lebih suka menganggapnya sebagai bagian dari bahasa Melayu Riau dan dalam kesehariannya, penutur bahasa ini menyebutnya dengan sebutan bahasa Kampar.[9][4][10]

Fakta Singkat baso Ocu, Dituturkan di ...
Remove ads

Penggolongan bahasa

Ringkasan
Perspektif

Identitas bahasa

Status kebahasaan Kampar masih diperdebatkan, terkadang bahasa ini dianggap sebagai dialek dalam bahasa Melayu Riau ataupun bahasa Minangkabau.[11] Bahasa Kampar merupakan ragam bahasa dari rumpun Melayik, namun belum memiliki kode bahasa ataupun klasifikasi internal rumpun Melayik yang diterima secara luas. Wilayah persebaran bahasa Kampar yang terletak antara wilayah bahasa Minangkabau (barat) dan bahasa Melayu Riau (timur) menyebabkan bahasa ini memiliki hubungan saling mempengaruhi di antara kedua bahasa tersebut dan merupakan bagian kesinambungan dialek di Sumatra bagian tengah.[12][13] Bagi penutur bahasa ini, bahasa Kampar disebut sebagai bahasa Ocu dan dianggap sebagai bagian dalam bahasa Melayu Riau yang berbeda dengan bahasa Minangkabau.[4][10] Dalam berbagai publikasi, bahasa ini akan dituliskan dengan penamaan lainnya seperti bahasa Melayu Kampar,[14] bahasa Melayu dialek Kampar,[15][16] atau bahasa Melayu Riau dialek Kampar.[17][18][19][20] Namun, berdasarkan publikasi-publikasi lainnya juga, seperti buku terbitan tahun 1982 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang berjudul Struktur Bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar, ia secara rinci mengemukakan sisi gramatikal bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar, sehingga bahasa ini pun bisa dinyatakan terkait erat dengan bahasa Minangkabau. Selain itu, menurut buku terbitan tahun 2017 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang berjudul Bahasa dan Peta Bahasa di indonesia, ia secara rinci membuktikan keberadaan bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar, sehingga dalam publikasi-publikasi tersebut, bahasa ini bisa diklasifikasikan sebagai bahasa Minang Kampar atau bahasa Minang dialek Kampar.[21][22]

Hamidy (2002) menyebutkan bahwa bahasa Melayu Riau terbagi dalam enam dialek. Perbedaan keenam dialek ini ada pada intonasi dan leksikal. Dialek-dialek yang ada dalam bahasa Melayu Riau antara lain:[23][21][24]

Pada tahun 2009, Tim Pemetaan Bahasa dari Balai Bahasa Riau menyebutkan bahwa bahasa Kampar (terbagi menjadi dialek Kampar dan Kampar Timur) merupakan dialek dalam bahasa Melayu Darat bersama dua dialek lainnya, yaitu dialek Kuantan dan Rokan.[25]

Menurut Asmah Haji Omar (2015), bahasa Melayu di Sumatra terbagi dalam empat kluster dialek. Sementara itu bahasa Kampar termasuk dalam kluster dialek Sumatra Tengah bersama dengan Siak dan Minangkabau.[12] Menurutnya pula, di Sumatra dan seluruh Indonesia kata "bahasa" mengacu pada semua jenis kelompok kebahasaan baik itu bahasa, dialek, atau subdialek, seperti pada ungkapan bahasa Kampar, bahasa Jambi, bahasa Minang, dan lain-lain. Oleh karena itu, kesemuanya akan tetap disebut "bahasa" berdasarkan identifikasi suatu lokalitas atau wilayah.[12]

Persamaan dengan bahasa Minangkabau, khususnya dengan dialek Limapuluh Kota, membuat sebagian pakar menggolongkan bahasa Kampar sebagai salah satu dialek dalam bahasa Minangkabau.[11][5][26][27][28] Said, et al. (1986) menyebut bahasa yang dipergunakan penduduk di Kabupaten Kampar bagian barat (yang menjadi Kabupaten Kampar saat ini) adalah bahasa Minangkabau.[5] Lalu Masni, et al. (2021) menyebutkan dalam penelitiannya pada isolek Kuntu Kabupaten Kampar bahwa keberagaman fonem diftong yang ditemukannya menunjukan isolek tersebut termasuk dialek bahasa Minangkabau meski secara pemerintahan administrasi berada di Riau.[28] Sementara Badan Bahasa Kemdikbud RI mengelompokkan dialek Kampar sebagai salah satu dialek dalam bahasa Minangkabau di Riau (bersama dialek Rokan, Basilam, Indragiri, dan Kuantan).[8] Persentase perbedaan dialek Kampar dengan dialek Minangkabau lainnya berkisar 51%—69%.[29] Persentase itu menunjukkan hubungan bahasa Kampar dan bahasa Minangkabau ada pada tingkat beda dialek menurut teori Guiter maupun Lauder.[8]

Remove ads

Fonologi

Ringkasan
Perspektif

Vokal dan diftong

Informasi lebih lanjut Depan, Madya ...

Selain vokal, bahasa Kampar memiliki bunyi diftong. Fonem diftong pada bahasa Kampar dapat berbeda pada tiap subdialek atau isolek. Contohnya isolek Kuntu yang memiliki 10 diftong, yaitu /ia̯/, /ua̯/, /ij/, /uj/, /aj/, /aw/, /ie̯/, /uo̯/, /uw/, dan /ow/.[28] Sementara isolek-isolek di Bangkinang dan Air Tiris memiliki 7 diftong /ia̯/, /ua̯/, /uj/, /oj/, /aj/, /iw/, dan /aw/.[31]

Informasi lebih lanjut Diftong, Tengah ...

Konsonan

Informasi lebih lanjut Dwi- bibir, Rongga- gigi ...
  • /ʁ/ direalisasikan berbeda-beda di berbagai dialek dengan bunyi fonetis [r], [ʀ], dan [ʁ]. Fonem ini biasa dituliskan dengan gh. Contohnya pada kata 'darah' dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi dagha dengan bunyi fonetis [dara],[33] [daʁa],[28] atau [daʀa].[20]
Remove ads

Kosakata dasar

Ringkasan
Perspektif
Informasi lebih lanjut Glosa ...

Karya sastra

Ringkasan
Perspektif

Karya sastra tradisional berbahasa Kampar memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional rumpun bahasa Melayu lainnya, khususnya dengan sastra tradisional Minangkabau, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Kampar, seperti pepatah-petitih dan persembahan (basiacuong atau basisombau). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.[34]

Basiacuong atau basisombau

Basiacuong atau basisombau adalah tradisi lisan masyarakat Kampar yang berisi pikiran, ide, dan nasihat berupa pepatah-petitih dalam dialog antara dua ninik mamak. Basiacuong berasal dari kata Siacuong yang berarti sanjung menyanjung dari satu pihak ke pihak lainnya yang biasanya diwakili oleh ninik mamak suatu suku yang berdialog atau mereka yang karena kedudukannya diberi kesempatan bicara. Kata basiacuong juga berarti menyengaja suatu perbuatan. Adapun nama lain dari basiacuong adalah sisombau atau basisombau artinya sembah menyembah.[35]

Basiacuong dilakukan dalam berbagai acara adat Kampar, seperti pertunangan, pernikahan, kenduri, khitanan, serta penobatan ninik mamak. Di dalamnya setiap maksud dan tujuan seorang ninik mamak disampaikan dalam wujud kiasan, pepatah, ataupun pantun.

Berikut salah satu contoh dialog dalam basiacuong saat pihak laki-laki datang ke rumah perempuan yang akan dilamar:[35] Pertama kali diawali dari pihak laki-laki:

Iko bosuo bonou bak andai-andai ughang, tuok.
Sekarang benar bersua seperti andai-andainya orang, tuk (datuk).
Copek tikam talampau logo, olun dudok lah maunju, olun togak koluh lah tibo pulo.
Cepat tikam terlampau laga, belum duduk lah mengunjur, belum tegak keluh lah tiba pula.
Condo kan baguluik-guluik nan bak kuciong naiok, dek apo tu kato datuok?
Seperti tergesa-gesa umpama kucing akan naik, mengapa begitu menurut Datuk?
Kojo nan bughuok, elok lah dipalambek-lambek, nan jan disolo dek nan buok.
Kerja yang buruk, eloklah diperlambat-lambat, supaya jangan disulut oleh yang buruk.
Kojo nan elok, elok lah dipacopek-copek, nak lai disolo dek nan elok.
Kerja yang baik, eloklah dipercepat-cepat, supaya dapat disulut oleh yang baik.
Itulah mako dek copek ajo datang ka datuok sabagai andai-andai ughang.
Itulah makanya cepat saja datang ke datuk sebagai andai-andai orang (tempat orang-orang bertanya)
Alah toghang condonyo aghi
Sudah terang candanya hari
Toghang puntuong dengan asok
Terang puntung dengan asap
Olah datang ghuponyo kami
Sudah datang rupanya kami
Datang nak baetong dengan datouk
Datang ingin berhitung dengan datuk
Itulah condo na ditutuik nyato, dimintak abih bokek datuok,
Itulah canda yang ditutup nyata, diminta habis berkat datuk
koknyo dapek izin jo bonau, koknyo tumbuo dikojo nak dikakok haknyo,
Kalaulah iya dapat izin dengan benar, kalaulah tumbuh dikerja hendak dipegang haknya
tibo di etongan nak dimulai, iyo sadetu kato disombahkan ka datuok.
Tibo dihitungan hendak dimulai, iya sampai di situ kata disembahkan ke datuk

Pihak perempuan sebagai pihak yang menanti menyahuti keinginan dari pihak laki-laki yang datang, yaitu:

Sampai tuok?
Sampai, Tuk? (Sudah, Tuk?)
Pulang ka sisamo indak kan bajawek panjang, malahan imbau biaso basahuti,
Pulang ke sesama tidak akan dijawab panjang, malahan himbau biasa disahuti
tumbuoh dikato biaso ula bajawek, iyo dijawab juo kato datuok agak sapatah duo sabagai mauling kato datuok.
Tumbuh dikata biasa berjawab, iya dijawab juga kata datuk agak sepatah dua sebagai pengulang kata datuk.
Copek tikam talampau logo, logonyo datuok olun lai duduok la maunju, olun togak koluo lah tibo pulo.
Cepat tikam terlampau laga, laganya datuk belum lagi duduk sudha mengunjur, belum tegak keluh lah tiba pula.
Condo kan baguluik-guluik datuok datuok nan bak kuciong naiok.
Seperti tergesa-gesa datuk, datuk yang bak kucing naik.
Dek nak mamotong kojo nan bughuok, eloklah dipalambek-lambek, untuong-untuong tibo bayioknyo.
Karena hendak memotong kerja yang buruk, eloklah diperlambat-lambat, untung-untung tiba baiknya
Condo itu pulo nan dituntuik nyato dimintak abih ka sisamo,
Seperti itu pula yang dituntut nyata diminta habis ke sesama
koknyo dapek izin dengan bonau kok nyo tumbuoh dijalan jawuo kan ditawuik nak dighansu,
Kalau iya dapat izin dengan benar kalau iya tumbuh di jalan jauh kan ditaut hendak diangsur
kok nyo tibo dikojo nan kan di kakok tontu nak mamulai,
Kalau iya tiba dikerjakan yang akan dipegang tentu ingin memulai,
dek kato datuok manuju kasisamo soghang tontunyo lomak lawok nak dikunyah-kunyah,
Oleh karena kata datuk menuju ke sesama sendiri tentunya enak lauk hendak dikunyah-kunyah
elok kato nak dibaiyo patidokan, iyo mananti datuok sesaat sakatiko, lai nak dipaiyo-patidokan bagi nan patuik.
Elok kata hendak di-iya tidak-kan, iya menanti datuk sesaat seketika, selagi hendak di-iya tidak-kan bagi yang patuik
Iyo sadetu kato disombahkan ka datuok.
Iya sampai situ kata disembahkan ke datuk.

dan selanjutnya saling bergantian sisombau.

Remove ads

Lihat pula

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads