Dampak manusia pada lingkungan

Dampak manusia pada lingkungan (atau dampak lingkungan antropogenik) merujuk kepada perubahan pada lingkungan biofisik^[1] dan kepada ekosistem-ekosistem, keanekaragaman hayati Dan sumber daya alam yang disebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia.^[2] Memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat (seperti pada lingkungan binaan) menyebabkan efek-efek parah^[3][4] termasuk pemanasan global,^[1][5][6] degradasi lingkungan^[1] (seperti peningkatan keasaman air laut^[1][7]), kepunahan massal dan hilangnya keanekaragaman hayati,^{[8][9][10][11]} krisis ekologi dan keruntuhan ekosistem. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan kerusakan (baik langsung maupun tidak langsung) pada lingkungan dalam skala global mencakup pertumbuhan populasi,^[12][13][14] kebijakan ekonomi neoliberal^[15][16][17] dan pertumbuhan ekonomi cepat,^[18] konsumsi berlebihan, eksploitasi berlebihan, polusi dan deforestasi. Beberapa dari masalah ini, termasuk pemanasan global dan hilangnya kenaekaragaman hayati, telah diusukan sebagai perwakilan dari ancaman kehancuran global terhadap kesintasan spesies manusia.^[19][20]

Dampak manusia pada lingkungan. Dari kiri atas searah jarum jam: gambar satelit polusi asap Asia Tenggara; petugas IAEA menelisik bencana Fukushima; seekor burung laut pada sebuah tumpahan minyak; budak-budak membersihkan Hutan Atlantik Brasil untuk pendatang Portugis ca 1820–1825; drainase tambang asam di Rio Tinto; pemancingan industri pada 1997, sebuah cara yang mengarah ke penangkapan ikan berlebih.

Istilah antropogenik merujuk kepada efek atau objek yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Istilah ini pertama kali digunakan dalam konteks teknis oleh geolog Rusia Alexey Pavlov. Ilmuwan atmosfer Paul Crutzen mengenalkan istilah "Antroposen" pada pertengahan 1970-an.^[21] Istilah ini terkadang digubakan dalam konteks pencemaran yang dihasilkan oleh aktivitas manusia sejak dimulainya Revolusi Industri tetapi juga mencakup semua dampak besa manusia pada lingkungan secara luas.^[22][23][24] Banyak tindakan yang diambil oleh manusia yang berkontribusi pada pemanasan lingkungan berakar dari pembakaran bahan bakar fosil dari berbagai sumber, seperti: listrik, mobil, pesawat, pemanas, manufaktur, dan perusakan hutan.^[25]