Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Dinas Keamanan Diplomatik Amerika Serikat
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Dinas Keamanan Diplomatik atau Diplomatic Security Service (DSS) adalah badan penegak hukum dan keamanan utama dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Misi utamanya adalah melindungi aset diplomatik, personel, dan informasi, serta memerangi kejahatan transnasional yang terkait dengan penipuan visa dan paspor. DSS juga melakukan investigasi kontraterorisme, kontraintelijen, keamanan siber, dan investigasi kriminal di dalam dan luar negeri.[1]
Remove ads
Ikhtisar
Ringkasan
Perspektif
Bermula dari langkah-langkah keamanan diplomatik yang sudah diterapkan Amerika selama Perang Dunia Pertama, DSS secara resmi didirikan pada tahun 1985. Pendirian ini disusul dari peristiwa pengeboman mematikan pada tahun 1983 terhadap kedutaan besar AS dan barak Marinir di Beirut, Lebanon.[2] DSS adalah badan penegak hukum federal milik Amerika yang cukup dikenal di luar negeri. DSS merupakan badan federal dengan agen khusus yang paling banyak dikerahkan di luar Amerika Serikat. DSS bertugas melindungi 275 personel diplomatik AS di lebih dari 170 negara dan di lebih dari tiga puluh kota di AS.[3] DSS bergerak di bawah Kementerian Luar Negeri AS, agen khusus memiliki keunikan dalam penegakan hukum federal AS, karena mereka juga merupakan pegawai kementerian.
Kegiatan DSS yang paling terlihat adalah memberikan keamanan kepada Menteri Luar Negeri AS, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan diplomat senior lainnya. Sebagai bagian dari tugasnya untuk menyediakan lingkungan yang aman dan terjamin bagi petugas diplomasi AS, DSS juga melindungi pejabat asing yang mengunjungi Amerika Serikat. Selain itu, mereka memberi saran kepada duta besar AS tentang masalah keamanan, dan mengelola program keamanan untuk acara internasional, seringkali bekerja sama dengan mitra domestik dan asing.[4]
Meskipun paling dikenal karena peran keamanannya, DSS adalah badan penegak hukum yang lengkap. Badan tersebut dapat melakukan investigasi kriminal internasional, analisis ancaman, kontraterorisme, kontraintelijen, pengembangan teknologi keamanan, keamanan siber, dan investigasi perdagangan manusia internasional.
Badan ini mempekerjakan lebih dari 2.500 spesialis, termasuk agen khusus, petugas teknik keamanan, spesialis teknis keamanan, dan kurir diplomatik.[5] Agen khusus DSS adalah agen federal dengan wewenang untuk menangkap, membawa senjata api, menyerahkan surat perintah penangkapan, dan melakukan kegiatan penegakan hukum lainnya.[6]
Berbeda dengan sebagian besar agen penegak hukum federal AS yang merupakan anggota pegawai negeri federal, mayoritas agen khusus DSS adalah spesialis dari kementerian sekaligus petugas penegak hukum. Agen DSS memiliki persyaratan unik, yaitu diwajibkan untuk menjalani penugasan multi-tahun di luar negeri sebagai syarat kerja.
Ketika tidak dalam penugasan di luar negeri, agen DSS bertugas di markas besar yang terletak di Arlington, Virginia, atau di salah satu dari tiga puluh tiga kantor lapangan di seluruh negeri. Sebagian kecil agen khusus DSS adalah anggota pegawai negeri Kementerian Luar Negeri dan tidak diwajibkan untuk menjalani penugasan di luar negeri. Sebaliknya, mereka berfokus pada investigasi kriminal dan perlindungan pejabat di dalam Amerika Serikat.
Ketika ditugaskan ke kantor lapangan domestik dalam negeri, agen khusus DSS menyelidiki kejahatan transnasional, penipuan paspor, penipuan visa, serta melindungi pejabat asing yang berkunjung ke daerahnya. Mereka juga menyelidiki aktivitas badan intelijen asing yang menargetkan kepada operasi internal Kementerian Luar Negeri AS, membantu menangkap buronan yang melarikan diri dari Amerika Serikat, dan melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap pegawai, pelamar, dan kontraktor Kementerian Luar Negeri.
Agen khusus DSS yang berperingkat tertinggi di kedutaan besar atau konsulat memegang gelar petugas keamanan regional (RSO) dan sering dikenal sebagai "security attaché".
Remove ads
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Asal-usul DSS dapat ditelusuri kembali ke tahap awal Perang Dunia Pertama. Saat itu, Amerika Serikat, yang berupaya menjaga netralitasnya, justru menjadi sasaran spionase, sabotase, dan penipuan paspor palsu. Mata-mata Jerman dan Austria diketahui melakukan operasi di New York menggunakan dokumen identitas palsu atau curian. Pada akhir tahun 1915, Menteri Luar Negeri Robert Lansing merekomendasikan pembentukan satuan tugas penegak hukum internasional di dalam Departemen Luar Negeri untuk menyelidiki kejahatan semacam itu.
Bureau of Secret Intelligence
Ketika sarannya tidak mendapatkan dukungan, pada tanggal 4 April 1916, Menteri Robert Lansing, dengan izin dari Presiden AS Woodrow Wilson, membentuk satuan tugasnya sendiri, Biro Intelijen Rahasia atau Bureau of Secret Intelligence, yang ia juluki "Dinas Rahasia Kementerian Luar Negeri."[7][8] Sebagai bagian tambahan yang tidak resmi dari Divisi Informasi, Biro ini juga dikenal sebagai Kantor Agen Khusus Kepala, kemungkinan untuk menyamarkan operasi sensitifnya.[9][10]
Didukung oleh dana rahasia dari kantor menteri, pasukan kecil ini terdiri dari agen-agen dari Dinas Rahasia AS atau US Secret Service, yang berspesialisasi dalam mata uang palsu, dan agen-agen dari Dinas Inspeksi Pos AS atau Postal Inspection Service (USPIS), yang memiliki laboratorium forensik terbaik di Amerika Serikat.[11] Para agen diawasi oleh seorang perwira Dinas Luar Negeri bernama Leland Harrison. Tim ini bertugas utama dalam kontraspionase dan kontraintelijen. Selain itu, mereka juga menyelidiki penipuan paspor, melindungi diplomat AS dan asing di wilayah AS, serta memproses laporan ancaman dari kedutaan atau konsulat AS di luar negeri. Setelah AS terlibat dalam perang, Biro ini juga menginternir dan menukar pejabat diplomatik negara-negara musuh.
Setelah perang berakhir, Kongres mengesahkan undang-undang yang mewajibkan warga negara Amerika kembali dengan paspor dan warga negara asing yang tinggal di AS masuk dengan visa. Agen-agen Departemen Luar Negeri kemudian mulai menyelidiki kasus-kasus penipuan paspor dan visa yang terjadi setelahnya. Sekitar waktu yang sama, agen-agen Departemen Luar Negeri mulai melindungi tamu-tamu terhormat yang berkunjung ke Amerika Serikat.
Pada tahun 1920-an, agen khusus DSS tidak lagi melaporkan kegiatan operasinya langsung kepada Menteri Luar Negeri, melainkan kepada asisten menteri luar negeri pada bidang administrasi. Dalam dua dekade berikutnya, peredaran paspor palsu banyak terdeteksi dan dinetralisir di seluruh dunia, yang seringkali melibatkan baik Komunis maupun Nazi.
Office of Security
Selama Perang Dunia II, agen-agen Kementerian Luar Negeri AS kembali terlibat dalam penahanan dan pertukaran pejabat diplomatik dari negara-negara musuh. Pada masa ini, Biro Intelijen Rahasia atau Bureau of Secret Intelligence mulai dikenal sebagai SY (singkatan dari Office of Security), yang kemudian berada di bawah Biro Administrasi dari Wakil Sekretaris Manajemen Kementerian Luar Negeri. Setelah Perang Dunia II, SY mulai memperluas kehadirannya di luar negeri, dengan banyak posisi Petugas Keamanan Regional (RSO) yang dibuat di pos-pos luar negeri.
Dimulai setelah Perang Dunia II, SY mulai rutin memberikan perlindungan kepada kepala negara yang berkunjung, meskipun sebelumnya pernah diterapkan secara sporadis sejak tahun 1930-an. Sebelum keberangkatannya pada tahun 1947, Direktur SY saat itu mulai mengkodifikasi prosedur untuk keamanan di luar negeri. Proses ini berlanjut pada akhir tahun 1940-an, dengan dibentuknya sejumlah posisi RSO.
Sejak saat itu hingga awal tahun 1970-an, jumlah agen relatif kecil, berkisar sekitar 300, dengan lebih dari separuhnya bertugas di luar negeri setiap saat. Pengeboman Kedutaan Besar AS pada April 1983 menjadi titik balik bagi Kementerian Luar Negeri, yang kemudian mengubah SY menjadi Diplomatic Security Service (DSS) sebagai bagian dari Biro Keamanan Diplomatik dengan ruang lingkup yang lebih luas.
Diplomatic Security Service
Kongres AS membentuk sebuah komisi yang dipimpin oleh Laksamana Bobby Ray Inman untuk menyelidiki pengeboman fasilitas diplomatik AS di Beirut. Laporan Inman yang dihasilkan merekomendasikan agar keamanan di Kementerian Luar Negeri perlu ditingkatkan menjadi prioritas yang lebih tinggi.
Pada tahun 1985, Kongres membentuk Biro Keamanan Diplomatik, sebuah biro cabang dari Kementerian Luar Negeri yang dipimpin oleh asisten menteri luar negeri untuk keamanan diplomatik beserta Dinas Keamanan Diplomatik (DSS) yang dipimpin oleh Direktur DSS berada di bawah Biro Keamanan Diplomatik.[12] Penting untuk diingat bahwa DSS adalah badan penegak hukum federal, Biro Keamanan Diplomatik bukanlah penegak hukum.[13]
Sekretaris pertama untuk Biro Keamanan Diplomatik adalah seorang petinggi Kementerian Luar Negeri, sementara beberapa yang terakhir adalah agen khusus DSS senior yang telah pensiun. Dengan pembentukan DSS, jumlah agennya tumbuh hingga lebih dari 1.000. Namun, pada pertengahan 1990-an, pemotongan anggaran dipaksakan oleh Kongres kepada Kementerian Luar Negeri AS, dan kementerian tersebut pada gilirannya memangkas anggaran DSS hingga menyusut menjadi sedikit di atas 600 agen.[14]
Remove ads
Organisasi
Ada banyak kebingungan masyarakat terhadap Kementerian Luar Negeri AS mengenai hubungan antara Biro Keamanan Diplomatik (DS) dan Dinas Keamanan Diplomatik (DSS).
DS mengawasi semua hal terkait keamanan di Kementerian Luar Negeri, termasuk keamanan di kedutaan dan konsulat AS. DS memiliki sekitar 40.000 karyawan, di mana sekitar 2.500 di antaranya adalah spesialis dan agen khusus yang ditugaskan untuk DSS. Dengan demikian, DSS adalah bagian dan mekanisme utama bagi Biro Keamanan Diplomatik dalam menjalankan misi penegakan hukum (penyelidikan kriminal) dan keamanannya.
Semua karyawan yang bekerja untuk Biro Keamanan Diplomatik, termasuk mereka yang berada di DSS, disebut sebagai karyawan DS. Agen khusus DSS sering ditugaskan pada posisi di dalam DSS, namun kadang-kadang juga bekerja di luar struktur biro mereka.
Yurisdiksi
Ringkasan
Perspektif

Tugas utama DSS yang paling dikenal adalah memberikan perlindungan kepada personel kedutaan dan konsulat. Penugasan perlindungan pejabat yang paling diutamakan adalah untuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memiliki detail perlindungan yang sama.
Beberapa duta besar AS juga menerima perlindungan dari DSS, di samping keamanan yang disediakan oleh negara tuan rumah di luar negeri, tergantung pada pos atau penempatan mereka.
Selain itu, DSS biasa menangani perlindungan dari kunjungan pejabat tinggi negara-negara besar yang sedang berkunjung, kepala negara dan pemerintahan yang tidak diakui secara resmi oleh AS, kepala organisasi internasional besar, dan diplomat tingkat tinggi.
Operasi keamanan yang pernah dilakukan DSS meliputi perlindungan kepada anggota utama keluarga kerajaan Inggris, Dalai Lama Keempat, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Putri Diana, Yasser Arafat, Tsai Ing-wen, dan Boris Yeltsin.[15][16] DSS juga dapat memberikan perlindungan kepada individu berisiko tinggi yang mengunjungi Amerika Serikat, seperti pembangkang asing terkemuka atau pemimpin oposisi.
Meskipun DSS melindungi pejabat asing yang berkunjung, Kementerian Luar Negeri AS tetap bertanggung jawab atas perlindungan kedutaan besar dan konsulat asing di wilayah AS.[17]
Selama pertemuan tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September, DSS bersama dengan Dinas Rahasia (US Secret Service) dan badan federal lainnya, melindungi ratusan pejabat asing yang mengunjungi kota New York.
DSS memiliki wewenang untuk memberikan perlindungan kepada kepala negara asing dan menjadi badan utama untuk peran ini hingga awal tahun 1970-an. Namun, berdasarkan perintah yang ditandatangani oleh Presiden Richard Nixon memberikan tanggung jawab utama perlindungan kepala negara (presiden) yang berkunjung kepada Dinas Rahasia.[18]
- Agen khusus DSS melindungi diplomat John Kerry sebelum berangkat dari Prancis
- Agen khusus DSS mempersiapkan kedatangan diplomat Mike Pompeo untuk menemui Kim Jong Un di Pyongyang.
- Agen khusus DSS melakukan penjagaan pada pintu masuk tamu VIP pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York
- Agen khusus DSS menunggu kedatangan perwakilan PBB Kelly Craft di kantor PBB
Remove ads
Pelatihan
Ringkasan
Perspektif

Setelah calon agen direkrut, mereka akan memulai program pelatihan yang berlangsung hampir sembilan bulan. Program ini meliputi Kursus Pelatihan Penyidik Kriminal (CITP) di Pusat Pelatihan Penegakan Hukum Federal (FLETC) milik Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS, Kursus Agen Khusus Dasar (BSAC) di Pusat Pelatihan Keamanan Diplomatik (DSTC), dan Pusat Pelatihan Keamanan Urusan Luar Negeri (FASTC), serta kursus-kursus di Institut Dinas Luar Negeri (FSI) di Arlington, Virginia. Setelah menyelesaikan semua pelatihan awal, para agen diwajibkan untuk lulus kualifikasi ulang triwulanan pada senjata tugas mereka, termasuk Glock 19M, Glock 26, Mk18, dan senapan gentel Remington 870.
Seorang agen khusus yang baru dilantik biasanya akan ditugaskan ke kantor lapangan dalam negeri selama dua hingga tiga tahun sebelum kemudian mendapatkan penugasan di luar negeri. Namun, seorang agen juga dapat dikirim untuk penugasan sementara ke luar negeri bahkan ketika sedang ditugaskan di pos domestik. Agen dapat dipanggil ke luar negeri lebih awal, tergantung pada kebutuhan DSS. Sebagai bagian dari Kementerian Luar Negeri, agen khusus DSS menghabiskan hampir separuh karier mereka untuk tinggal dan bekerja di luar negeri, seringkali di lingkungan berbahaya dan/atau negara berkembang di seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa durasi pelatihan yang disebutkan
- Kursus Agen Khusus Dasar (BSAC) (termasuk FLETC): 9 bulan
- Kursus Petugas Keamanan Regional Dasar (Sekolah RSO): 3 bulan
- Taktik Lanjut dan Kepemimpinan (ATLaS): 11 minggu
- Pelatihan Bahasa: 2–12 bulan per bahasa
- Kursus Senjata Api Lapangan Dasar (BFFOC): 2 minggu
- Kursus Senjata Api Lingkungan Berisiko Tinggi (HREFC): 3 hari
Remove ads
Perlengkapan
Senjata api
Saat ditugaskan di Amerika Serikat, agen khusus diizinkan untuk membawa senjata api baik saat bertugas maupun di luar jam tugas. Namun, ketika ditugaskan di luar negeri, mereka hanya diizinkan membawa senjata api jika telah disetujui oleh kepala operasi.[19]
Remove ads
Pimpinan
Remove ads
Insiden
Sejak didirikannya Diplomatic Security Service (DSS), empat agen khusus telah gugur dalam menjalankan tugas.[22] Hingga Maret 2016, sebanyak 133 orang anggota militer negara yang menjadi tuan rumah dan anggota militer AS lainnya juga tewas saat menjalankan tugas keamanan diplomatik.[23]
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads