Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Kejuaraan Super Formula

Kejuaraan balap mobil kursi tunggal yang diselenggarakan di Jepang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Kejuaraan Super Formula, sebelumnya dikenal sebagai Formula Nippon, adalah sebuah jenis balap formula, dan merupakan level tertinggi dari balapan mobil roda terbuka di Jepang, dan olahraga bermotor regional di benua Asia. Seri ini disetujui oleh Federasi Otomotif Jepang (JAF), dan dikelola oleh Japan Race Promotion (JRP). Hingga 2024, Super Formula adalah seri balapan yang tercepat di dunia, setelah ajang Formula Satu.[1]

Fakta Singkat Kategori, Negara atau daerah ...
Remove ads

Kejuaraan formula teratas Jepang pertama kali diadakan pada tahun 1973 sebagai Kejuaraan Formula 2000 Seluruh Jepang. Pada tahun 1978, seri tersebut berubah menjadi Kejuaraan Formula Dua Seluruh Jepang, dan sekali lagi pada tahun 1987, menjadi Kejuaraan Formula 3000 Seluruh Jepang. Sebagian besar, seri balapan mobil di negara Jepang ini mengikuti dengan ketat rekan-rekan mereka di benua Eropa dalam hal regulasi teknis. JRP didirikan pada tahun 1995, dan mulai mengelola seri tersebut pada tahun 1996, dengan nama barunya, yaitu Kejuaraan Formula Nippon. Hal ini memulai apa yang dikenal sebagai era modern seri tersebut, yang telah membuatnya menjadi lebih independen dalam hal regulasi teknis. Nama seri tersebut diubah lagi pada tahun 2013, menjadi Super Formula (secara resmi bernama Kejuaraan Super Formula Jepang hingga musim 2016).

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Latar Belakang

Di negara Jepang, balap mobil turing dan mobil sport sangat populer di sepanjang tahun 1960-an. Grand Prix Jepang pasa awalnya diadakan sebagai ajang balapan mobil turing dan mobil sport, dan langsung ditetapkan sebagai ajang balapan mobil yang terbesar di negara tersebut selama penyelenggaraan awalnya antara tahun 1963 dan 1969. Di sisi lain, balapan mobil formula mengalami masa yang lebih sulit untuk ditetapkan dalam lanskap olahraga bermotor negara tersebut. Grand Prix JAF yang perdana di Fuji Speedway pada tahun 1969 merupakan balapan mobil tunggal besar yang pertama di negara Jepang. Dan pada tahun 1971, Grand Prix Jepang diformat ulang menjadi ajang yang berpusat pada balapan mobil formula. Tidak satu pun ajang tersebut yang berhasil sepopuler Grand Prix Jepang pada masanya sebagai sebuah ajang balapan mobil sport.

Formula 2000 Seluruh Jepang (1973–1977)

Pada tahun 1973, Federasi Otomotif Jepang menetapkan Kejuaraan Formula 2000 Seluruh Jepang sebagai sebuah seri balapan mobil formula tingkat atas yang pertama di negara Jepang, untuk mempromosikan olahraga balapan mobil formula di negara tersebut.

Seri tersebut didasarkan pada Kejuaraan Formula Dua Eropa. Namun, tidak seperti F2 Eropa, yang hanya mengizinkan penggunaan mesin balap berdasarkan model produksi massal saja, JAF menyetujui penggunaan mesin balap yang dibuat khusus dari produsen seperti Mitsubishi Motors.

Formula Dua Seluruh Jepang (1978–1986)

Thumb
Mobil March 86J-Honda milik Satoru Nakajima, pemenang kejuaraan tahun 1986.

Pada tahun 1976, FIA mengubah peraturan Formula Dua untuk memperbolehkan penggunaan mesin balap yang dibuat khusus. Dengan perubahan ini, alasan di balik nama "Formula 2000" telah hilang, yang menyebabkan seri tersebut berganti nama menjadi Kejuaraan Formula Dua Seluruh Jepang mulai dari tahun 1978.

Tahun-tahun awal balapan mobil formula di negara Jepang dipimpin oleh pembalap seperti Kunimitsu Takahashi, Kazuyoshi Hoshino, Masahiro Hasemi, Keiji Matsumoto, dan Satoru Nakajima, yang kemudian menjadi pembalap mobil profesional asal Jepang yang pertama yang berkompetisi secara penuh waktu di dalam ajang Kejuaraan Dunia Formula Satu. Selama transisi dari Formula 2000 ke Formula 2, sejumlah pembalap asing dari sirkuit F2 Eropa mulai berkompetisi dan memenangkan balapan di seri negara Jepang. Juara F2 Eropa musim 1981, yaitu Geoff Lees, berhasil menjadi juara non-Jepang yang pertama di dalam seri tersebut, ketika dia berhasil memenangkan gelar F2 Seluruh Jepang pada tahun 1983.

Kejuaraan Formula Dua Suzuka (ditetapkan pada tahun 1977 sebagai Kejuaraan Formula 2000 Suzuka) diadakan secara bersamaan di semua acara balapan yang diadakan di Sirkuit Suzuka, untuk bersaing dengan Seri Juara Grand Fuji. Selama keberadaannya dari tahun 1977 hingga 1986, kejuaraan ini dianggap memiliki prestise yang sama dengan Kejuaraan Formula 2 Seluruh Jepang.

Kejuaraan musim 1987

Ketika Formula Dua Eropa berakhir pada musim 1984, kejuaraan Jepang tidak segera mengikutinya. JAF mempertimbangkan untuk memulai seri Formula Dua yang baru mulai dari musim 1988. Namun, semua peserta menggunakan mobil Formula 3000 di musim 1987. Jadi, Kejuaraan Formula Dua musim 1987 dibatalkan karena tidak ada mobil yang ikut serta di dalam format tersebut.

Formula 3000 Seluruh Jepang (1987–1995)

Beralih ke standar Formula 3000 terbuka pada tahun 1987, Kejuaraan Formula 3000 Seluruh Jepang secara resmi dimulai pada tahun 1988.

Selama akhir tahun 1980-an, sejumlah faktor berkontribusi terhadap lonjakan popularitas balap Formula Top Jepang.[2] Tim Formula Satu yang ditenagai oleh mesin Honda mulai memenangkan banyak gelar kejuaraan dunia. Grand Prix Jepang diperkenalkan kembali ke dalam kalender Formula Satu pada tahun 1987, dan pada tahun yang sama, Satoru Nakajima mulai berkompetisi secara penuh waktu di dalam ajang F1. Para penggemar mulai mengikuti seri tersebut melalui siaran Formula Satu di stasiun televisi Fuji Television, yang mengakibatkan meningkatnya minat terhadap semua bentuk balapan mobil formula. Dikombinasikan dengan penggelembungan ekonomi di negara Jepang yang digerakkan oleh aset pada tahun 1980-an, Kejuaraan Formula 3000 Seluruh Jepang menarik banyak peserta dan investor.

Pembalap veteran seperti Hoshino, Hasemi, Takahashi, dan Matsumoto digantikan oleh generasi baru talenta Jepang, yang dipimpin oleh juara musim 1988 Aguri Suzuki, dan juara musim 1991 Ukyo Katayama - yang masing-masing akan terus menikmati karier balapan yang signifikan di dalam ajang Formula Satu. Kondisi yang menguntungkan di F3000 Seluruh Jepang juga menarik banyak pembalap muda berbakat dari luar negara Jepang untuk berkompetisi di dalam seri tersebut. Di antara para pembalap tersebut termasuk para pemenang Grand Prix Formula Satu di masa depan seperti Jean Alesi, Johnny Herbert, Eddie Irvine, dan Heinz-Harald Frentzen. Namun, yang paling menonjol dari para pembalap muda ini dari luar negara Jepang adalah calon Juara Dunia Pembalap Formula Satu sebanyak tujuh kali, yaitu Michael Schumacher, yang hanya tampil sekali saja di Sportsland Sugo pada tahun 1991.

Pecahnya ekonomi gelembung pada akhirnya menyebabkan menurunnya popularitas seri tersebut selama awal hingga pertengahan tahun 1990-an. Regulasi di negara Jepang dan benua Eropa berjalan paralel hingga tahun 1996, ketika seri Formula 3000 Internasional menjadi format satu merek untuk menekan biaya.

Formula Nippon (1996–2012)

Berkas:Formula Nippon.png
Logo lama Formula Nippon.

Pada tahun 1995, Promosi Balapan Jepang (JRP) didirikan oleh Fuji Television, dan menjadi promotor dan badan penyelenggara baru balapan mobil formula papan atas di negara Jepang, yang diakui oleh JAF. Karena F3000 mengikuti jalur seri formula spesifikasi di luar negeri, maka JRP lebih memilih untuk melanjutkan regulasi F3000 sebelumnya yang memperbolehkan kompetisi sasis dan mesin terbuka. Pada tahun 1996, yang merupakan musim penuh yang pertama di bawah manajemen JRP, seri tersebut berganti nama menjadi Formula Nippon.

Banyak pembalap papan atas di dalam ajang Formula Nippon yang terus membalap dengan mobil sport dan mobil turing seperti yang telah dilakukan oleh para pendahulu mereka di tahun-tahun sebelumnya. Pedro de la Rosa menjadi "juara ganda" yang pertama di negara Jepang pada tahun 1997 ketika dia berhasil memenangkan gelar Formula Nippon dan Kejuaraan GT Seluruh Jepang GT500 di tahun kalender yang sama. Satoshi Motoyama dan Richard Lyons kemudian mencapai prestasi yang sama pada tahun 2003 dan 2004.

Pembalap terus menggunakan ajang Formula Nippon sebagai batu loncatan menuju ajang Formula Satu, termasuk de la Rosa, Ralf Schumacher, Shinji Nakano, Toranosuke Takagi, dan Ralph Firman yang disebutkan di atas. Namun pada akhir tahun 2000-an, status Formula Nippon sebagai jalur menuju ke arah ajang Formula Satu telah menurun, dan seri tersebut sangat terpengaruh oleh kebangkrutan Lehman Brothers (istilah yang digunakan di negara Jepang untuk menggambarkan krisis keuangan 2008) - berkurang dari 20 mobil pada tahun 2008 menjadi 13 mobil pada musim 2009.

Super Formula (2013–sekarang)

Thumb
Start balapan Super Formula pada Seri Motegi 2014.

Pada tanggal 5 Agustus 2012, JRP mengumumkan bahwa seri tersebut akan mengubah namanya dari Formula Nippon menjadi Super Formula pada tahun 2013, dengan menyatakan "keinginan untuk menjadikan seri tersebut setara dengan Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu dan Seri IndyCar IZOD sebagai ajang balap formula teratas yang tak tertandingi di [benua] Asia."[3]

Seri ini kembali menarik perhatian internasional setelah juara Seri GP2 musim 2015, yaitu Stoffel Vandoorne, memasuki musim penuh di musim 2016 bersama dengan Docomo Team Dandelion Racing. Vandoorne menyelesaikan musimnya dengan dua kemenangan balapan sebelum naik ke F1 bersama dengan tim McLaren di musim 2017. Setahun kemudian, juara Seri GP2 musim 2016, yaitu Pierre Gasly, memasuki seri ini, dengan membawa sponsor Red Bull bersama dengannya ke Team Mugen. Gasly menyelesaikan musim 2017 sebagai Rookie of the Year, dengan raihan dua kemenangan, dan menjadi runner-up di dalam klasemen akhir kejuaraan pembalap dengan selisih hanya setengah poin saja.

Felix Rosenqvist, Álex Palou, dan Patricio O'Ward kemudian berhasil menjadi pemenang balapan Seri IndyCar setelah berlomba di dalam ajang Super Formula. Palou, yang merupakan Rookie of the Year di musim 2019, kemudian berhasil memenangkan kejuaraan Seri IndyCar di musim 2021, 2023, dan 2024.

Liam Lawson, juara kedua seri Super Formula musim 2023, membalap di dalam ajang Formula Satu untuk tim AlphaTauri/Racing Bulls selama beberapa bagian musim 2023 dan 2024, dan membalap dalam 2 balapan pada tahun 2025 untuk Red Bull Racing sebelum pindah kembali ke tim Racing Bulls.

Remove ads

Sistem poin

Ringkasan
Perspektif

Pada tahun 2020, Super Formula mengadopsi sistem poin untuk posisi sepuluh besar yang baru, yang mirip dengan yang digunakan di dalam ajang Super GT, yang memberikan 20 poin kepada pemenang balapan. Poin bonus diberikan kepada tiga pembalap di tiga posisi teratas di babak kualifikasi di setiap putaran; tiga poin untuk posisi terdepan, dua untuk posisi kedua, dan satu untuk posisi ketiga.[4]

Sistem poin enam teratas digunakan di F3000 Seluruh Jepang dan Formula Nippon dari tahun 1988 hingga 2006, terinspirasi oleh sistem poin Formula Satu. Dimulai pada musim 2007, seri ini mengikuti ajang Formula Satu sekali lagi dan memberikan poin kepada delapan pembalap teratas. Poin bonus diberikan kepada peraih posisi terdepan mulai dari musim 2008, di mana sistem poin reguler diubah lagi untuk memberikan poin kepada sepuluh pembalap teratas dan memberikan 15 poin kepada pemenang balapan dalam acara standar. Sistem poin kembali ke format delapan posisi teratas dari tahun 2009–2019, meskipun beberapa putaran akan memiliki pemberian poin khusus.

Poin balapan (2020–sekarang)
Informasi lebih lanjut Posisi, Poin ...
Poin kualifikasi (2020–sekarang)
Informasi lebih lanjut Posisi, Poin ...
Remove ads

Spesifikasi mobil

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Start balapan Super Formula pada Seri Motegi 2024.

Mobil

Thumb
Mobil Swift FN09 (juga dikenal sebagai Swift 017.n), diperkenalkan pada musim 2009 dan berlomba hingga akhir musim 2013.

Hingga tahun 2002, Formula Nippon merupakan sebuah kategori formula terbuka, tempat berbagai pembuat sasis, produsen mesin, dan produsen ban dapat berkompetisi. Sasis dipasok oleh Lola, Reynard, dan G-Force. Mugen-Honda memasok sebagian besar mesin bersama dengan Cosworth dan Judd. Bridgestone, Yokohama, dan Dunlop memasok ban untuk tim-tim yang berlaga di dalam ajang ini. Namun, seri ini mulai mengadopsi lebih banyak komponen spesifikasi. Bridgestone menjadi satu-satunya pemasok ban untuk seri ini mulai tahun 1997, dan pada tahun 1998, Mugen-Honda menjadi satu-satunya pemasok mesin (meskipun penyetelan terbuka masih diperbolehkan). Sasis tetap menjadi formula terbuka hingga tahun 2003, setelah Reynard dinyatakan bangkrut dan G-Force menarik diri dari seri tersebut. Sasis Lola B03/51 kemudian menjadi sasis spesifikasi seri tersebut setelahnya.

Pada tahun 2006, Formula Nippon mengalami revisi drastis terhadap regulasi teknisnya. Sasis Lola FN06 yang baru diperkenalkan, sementara mesin V8 tiga liter yang baru oleh Toyota dan Honda diperkenalkan, berdasarkan blok mesin yang sama yang digunakan oleh pabrikan dalam Seri IndyCar musim 2005. Pabrikan mobil balap asal Amerika Serikat, yaitu Swift Engineering, memproduksi sasis FN09 yang diperkenalkan pada tahun 2009, dan digunakan hingga tahun 2013. Selain itu, pada tahun 2009, formula mesin V8 3,4 liter yang baru diperkenalkan, mesin umum yang akan digunakan dalam Formula Nippon dan kelas GT500 dari Super GT, serta sistem menyalip "push-to-pass" yang masih digunakan hingga saat ini.

Sasis Dallara SF14 digunakan antara musim 2014 hingga 2018, dan memiliki setidaknya 30% komponen yang diproduksi di negara Jepang.[5] Perubahan regulasi baik di dalam ajang Super Formula dan Formula 1 mengakibatkan selisih waktu putaran yang sangat dekat: pada musim 2014 di Babak 1 di Sirkuit Suzuka di sesi Q2, André Lotterer mencatatkan waktu putaran 1:36.996 yang 4,49 detik lebih lambat dari waktu posisi terdepan yang diraih oleh Nico Rosberg, yaitu 1:32.506, untuk Grand Prix Jepang 2014, dan tidak hanya berada di dalam aturan 107% saja, tetapi juga berpotensi menempatkannya di urutan ke-21 di grid F1 di depan dua mobil yang dikendarai oleh Kamui Kobayashi (1:37.015) dan Max Chilton (1:37.481).

Pada tahun 2016, Yokohama Rubber menggantikan posisi Bridgestone sebagai satu-satunya pemasok ban seri tersebut.

Sasis Dallara SF19, yang digunakan dari musim 2019 hingga 2022, diluncurkan di Sirkuit Suzuka pada bulan Oktober 2017. Mobil ini memiliki berat 670 kilogram (sudah termasuk pembalap), dan ditenagai oleh mesin turbo tunggal berkapasitas dua liter yang dibuat oleh Honda dan Toyota dengan formula Nippon Race Engine (NRE). Mesin yang digunakan di dalam ajang Super Formula telah disetel ulang dibandingkan dengan mesin yang digunakan di dalam ajang Super GT (GT500), tetapi tetap memungkinkan penggunaan Sistem Menyalip (OTS) bergaya "push-to-pass" yang memungkinkan pembakaran bahan bakar tambahan lima kilogram per jam (5 kg/jam) hingga 200 detik selama balapan.[butuh rujukan]

Sasis Dallara SF23, yang merupakan versi modifikasi dari sasis Dallara SF19, diluncurkan pada tanggal 13 Desember 2022 dan telah digunakan sejak musim 2023. Mobil ini memiliki aerodinamika yang ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan menyalip dan balapan antar-roda.[6]

Thumb
Sasis Dallara SF14, yang digunakan pada musim 2014 hingga 2018.

Spesifikasi Dallara SF14 (2014–2018)

Sumber:[7]

Thumb
Sasis Dallara SF19, yang digunakan pada musim 2019 hingga 2022.

Spesifikasi Dallara SF19 (2019–2022)

Sumber:[7]

Thumb
Sasis Dallara SF23 yang sedang dipakai pada saat ini, diperkenalkan pada tahun 2023.

Spekifikasi Dallara SF23 (2023–sekarang)

Remove ads

Pembalap

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Kazuyoshi Hoshino berhasil memenangkan enam gelar kejuaraan formula teratas negara Jepang di dalam ajang F2000, F2, dan F3000.
Thumb
Satoshi Motoyama berhasil memenangkan empat gelar kejuaraan Formula Nippon, yang merupakan jumlah gelar juara yang terbanyak sejak berdirinya JRP pada tahun 1996.

Dalam hal pembalap, Super Formula merupakan seri tingkat tinggi yang sebagian besar pesertanya adalah pembalap pabrikan profesional yang dibayar untuk turun balapan.[8] Seri ini secara bulat dianggap sebagai tingkat tertinggi dari balap formula di negara Jepang dan benua Asia, dan meskipun pendapat tentang posisi globalnya yang tepat bervariasi, namun secara umum seri ini dianggap sebagai seri dengan tingkatan yang lebih tinggi daripada ajang Formula 2, tetapi sedikit di bawah ajang IndyCar, dan pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu ajang Formula Satu.[9]

Super Formula adalah seri nasional tingkat atas dan bukan kategori junior atau pengumpan, karena tidak ada seri langsung di atasnya dan banyak pembalap mobil profesional yang berkompetisi di dalamnya hingga mereka pensiun. Beberapa pembalap, kebanyakan asing, telah menggunakannya sebagai sebuah ajang untuk membuktikan kemampuan mereka dalam upaya untuk pindah ke ajang Formula Satu atau tempat yang lain.[10]

Sebagian besar pembalap mobil profesional asal Jepang, yang sebagian besar memiliki tujuan untuk membangun karier jangka panjang yang sukses di seri ini. Pembalap asing selalu menjadi peserta tetap di dalam seri ini, dan ada beberapa pembalap yang beralih dari ajang Formula Top Jepang ke peran Formula Satu yang menonjol; yang paling terkenal di antaranya adalah Michael Schumacher, Eddie Irvine, Ralf Schumacher, Pedro de la Rosa, Stoffel Vandoorne, Pierre Gasly, dan Liam Lawson.

Sebaliknya, beberapa pembalap asing telah membangun karier yang panjang di negara Jepang; contoh pembalap tersebut termasuk André Lotterer, Benoît Tréluyer, Loïc Duval, dan João Paulo de Oliveira. Sebagian besar pembalap dalam seri ini dikontrak oleh Honda atau Toyota – dua produsen mesin seri ini sejak musim 2006 – yang biasanya juga mereka gunakan untuk berkompetisi di dalam seri mobil sport Super GT, kategori balapan bermotor papan atas di negara Jepang yang lainnya.[8]

Seri pengumpan

Seri pengumpan utama untuk Super Formula adalah Super Formula Lights, yang dikenal sebagai Kejuaraan Formula 3 Jepang sebelum musim 2020. Kejuaraan Formula Regional Jepang dan Kejuaraan Formula 4 Jepang berada di bawah Super Formula Lights dalam piramida kursi tunggal di negara Jepang.[11]

Honda Performance Development (sekarang Honda Racing Corporation US) menawarkan beasiswa tahunan sebesar US$600.000 kepada pemenang Kejuaraan Formula Regional Amerika untuk mendapatkan kursi bertenaga Honda di dalam ajang Super Formula mulai dari tahun 2021.[12] Juara seri musim 2022, yaitu Raoul Hyman, adalah satu-satunya pembalap yang menerima beasiswa tersebut sebelum pada akhirnya dihentikan.[13]

Remove ads

Sirkuit

Ringkasan
Perspektif

Balapan Super Formula secara tradisional diadakan di enam sirkuit balap nasional utama di negara Jepang. Sirkuit Suzuka, yang secara tradisional menjadi tuan rumah Grand Prix Jepang untuk ajang Formula Satu, telah menggelar lebih banyak putaran daripada tempat yang lain di mana pun, dan telah masuk ke dalam kalender setiap tahun sejak pembentukan seri tersebut pada tahun 1973. Suzuka biasanya menyelenggarakan dua putaran per musim: Balapan Suzuka 2&4, acara gabungan yang digelar dengan All-Japan Road Race Championship, biasanya diadakan pada musim semi. Grand Prix Suzuka JAF, yang merupakan acara balapan mobil formula nasional yang tertua di negara Jepang, biasanya diadakan pada akhir musim di musim gugur.

Fuji Speedway tidak menjadi tuan rumah balapan apa pun pada tahun 2004 karena sirkuit tersebut mengalami renovasi besar-besaran, tetapi selain itu, sirkuit tersebut telah menjadi bagian dari kalender di hampir setiap musim Super Formula, termasuk musim pertama Kejuaraan F2000 Seluruh Jepang pada tahun 2002. Mobility Resort Motegi (yang dikenal sebagai Twin Ring Motegi hingga tahun 2022) dibuka pada tahun 1997, dan telah menjadi bagian dari kalender setiap tahun sejak saat itu. Sportsland Sugo telah ada di kalender setiap tahunnya sejak konfigurasinya yang digunakan pada saat ini dibuka pada tahun 1987.

Sirkuit Miné (sebelumnya bernama Sirkuit Nishinihon), merupakan bagian rutin kalender hingga ditutup untuk acara penonton setelah musim 2005. Autopolis, di Kyushu, dan Sirkuit Internasional Okayama, di wilayah Chūgoku, telah menggantikan posisi Miné sebagai tempat yang paling barat yang dikunjungi oleh ajang Super Formula, meskipun mulai dari tahun 2021 seri tersebut tidak lagi diadakan di Okayama. Tokachi International Speedway di Hokkaido sempat menjadi tuan rumah seri tersebut dari tahun 1995 hingga 1996.

Di luar negara Jepang, Sirkuit Internasional Sepang di negara Malaysia menjadi tuan rumah putaran kejuaraan yang pertama dan satu-satunya di luar negara Jepang pada saat masih menjadi bagian dari kalender tahun 2004. Seri tersebut direncanakan akan diadakan di Inje Speedium di negara Korea Selatan selama musim 2013 dan sekali lagi pada tahun 2025, tetapi kedua acara balapan tersebut telah dibatalkan.

Sirkuit yang digunakan

  • Cetak tebal mengindikasikan sirkuit yang digunakan pada ajang Kejuaraan Super Formula musim 2024Super Formula musim 2024.
  • Cetak miring mengindikasikan sirkuit yang telah digunakan sebelumnya.
Informasi lebih lanjut Nomor, Sirkuit ...
Remove ads

Juara

Ringkasan
Perspektif
Informasi lebih lanjut Musim, Juara Pembalap ...

* ( ) menunjukkan ban (sejak musim 1997), sasis (sejak musim 2003), atau mesin (1998–2005) adalah bagian spesifikasi yang digunakan semua tim dan pembalap untuk musim tersebut.

Remove ads

Statistik

Ringkasan
Perspektif

  Mengindikasikan pembalap, tim, dan pabrikan yang aktif.

Kejuaraan

Berdasarkan pembalap

Informasi lebih lanjut Pembalap, Total ...

Berdasarkan tim

Informasi lebih lanjut Tim, Total ...

Kemenangan

Setelah putaran keempat musim 2025.

Berdasarkan pembalap

Informasi lebih lanjut Rank, Pembalap ...

Berdasarkan konstruktor sasis

Informasi lebih lanjut Rank, Konstruktor sasis ...

Berdasarkan pabrikan mesin

Informasi lebih lanjut Rank, Pabrikan mesin ...

Berdasarkan pemasok ban

Informasi lebih lanjut Rank, Pemasok Ban ...

Posisi terdepan

Berdasarkan pembalap

Informasi lebih lanjut Rank, Pembalap ...

Berdasarkan konstruktor sasis

Informasi lebih lanjut Rank, Konstruktor sasis ...

Berdasarkan pabrikan mesin

Informasi lebih lanjut Rank, Pabrikan mesin ...

Berdasarkan pemasok ban

Informasi lebih lanjut Rank, Pemasok Ban ...
Remove ads

Catatan kaki

  1. Versi modifikasi dari Sirkuit Timur yang berbelok kanan di ujung Dunlop Corner dan keluar di tengah-tengah antara 130R dan Chicane.

Referensi

Pranala luar

Loading content...
Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads