Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Haram
sesuatu dalam Islam yang dilarang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Haram (bahasa Arab: حرام, translit. ḥarām) adalah istilah dalam Hukum Islam yang merujuk pada segala sesuatu yang dilarang dan berdosa jika dilakukan. Secara bahasa, kata "haram" berarti "suci." Karena manusia dianggap suci, Allah melarang manusia melakukan perbuatan dosa yang dapat merusak kesucian tersebut.
Dalam ajaran Islam, haram merujuk pada setiap perbuatan yang dilarang dan tercela, yang diharuskan oleh syariat untuk ditinggalkan dengan dalil yang tegas dan pasti. Larangan ini disertai dengan ancaman hukuman bagi pelakunya dan imbalan pahala bagi yang menjauhinya.
Remove ads
Etimologi
Kata haram (bahasa Arab: حرام) berasal dari kata (Haruma-Yahrumu-Harāman) yang berarti melarang. Pada mulanya kata ini dimaksudkan untuk melarang suatu perbuatan demi menjaga kehormatan atau dengan kata lain, kata haruma pada awalnya bermakna menyucikan atau menghormati dan salah satu turunan dari kata haruma yakni (Ihtarama-Yahtarimu-Ihtirāman) berarti menjaga kehormatan atau menghormati.
Karena pergeseran makna, akhirnya kata ini bermakna melarang atau mentidak-bolehkan.
Remove ads
Yang berkaitan
- Masjidilharam
- Haramain
- Baitulharam
- Ihram
- Muhrim
- Mahram
Contoh Subjek
- Berjudi (contoh: judi menggunakan alat berupa hewan, seperti ayam kampung dan sebagainya);
- Seks bebas; zina
- Pemerkosaan; Pelecehan seksual terhadap anak; dan segala bentuk pelecehan yang lain
- Menyebarkan berita hoaks;
- Mencuri;
- Menggunakan narkoba dan minuman keras;
- Mendurhakai orang tua, suami, atau melakukan kekerasan dalam rumah tangga seperti memukul istri, menampar, menendang, menghina, dan memperlakukan orang tua dengan kasar;
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang diharamkan seperti bangkai (kecuali ikan dan belalang), hewan yang dipotong atau mati tanpa basmalah, daging babi, daging kucing, daging tikus, daging cicak, daging biawak, daging ular, daging elang, daging gagak, daging burung hantu, daging burung garuda, kalajengking, lebah, kelabang, semut, dan daging anjing;
- Makan dan minum saat berpuasa, namun ketika sahur atau berbuka, makanan dan minuman kembali menjadi halal;
- Membunuh hewan yang haram dimakan seperti semut, lebah, kucing, burung hud-hud, dan burung shuradi;
- Mengonsumsi hewan bertaring dan berkuku tajam seperti harimau, singa, dan macan tutul;
- Merampas hak orang lain, seperti memakan harta anak yatim;
- Korupsi;
- Curang atau culas;
- Serakah, tamak, dan rakus;
- Praktik sihir, santet, susuk, pelet, menggunakan dukun, dan pesugihan;
- Syirik;
- Zalim;
- Iri dengki;
- Ghibah, gosip, dan fitnah;
- Membunuh;
- Riba;
- Menghina Al-Qur'an;
- Murtad;
- Bunuh diri;
- Menyalahgunakan harta wakaf;
- Mengurangi timbangan atau takaran dalam perdagangan;
- Menyalahgunakan amanah;
- Memutuskan silaturahim;
- Aborsi tanpa alasan yang diizinkan;
- Mengadu domba;
- Menunda pembayaran utang tanpa alasan yang sah;
- Membuat dan menyebarkan pornografi
- Sound horeg.
Status hukum lainnya
Hukum kebendaan
Emas
Para ulama dari Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali dan Mazhab Maliki berpendapat bahwa perkakas yang terbuat dari bahan emas hukumnya haram digunakan untuk makan, minum dan berwudu. Abu Dawud berpendapat bahwa keharaman pemakaian emas hanya berlaku untuk minum. Sedangkan Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa perkakas berbahan emas dapat digunakan untuk makan, minum, maupun berwudu. Para ulama juga menyepakati bahwa emas haram digunakan sebagai saluran air.[1]
Perak
Menurut Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i, dan Mazhab Hambali, perak hukumnya haram digunakan untuk pembuatan saluran air jika digunakan sebagai hiasan dengan aliran yang besar. Sedangkan Mazhab Hanafi tidak mengharamkan pembuatan saluran air dari bahan perak.[1]
Remove ads
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads