Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Alâeddin Kayqubad I

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Alâeddin Kayqubad I
Remove ads

Alâeddin Kayqubad I atau Alā ad-Dīn Kayqubād bin Kaykhusraw (bahasa Persia: علاء الدين كيقباد بن كيكاوس; bahasa Turki: I. Alâeddin Keykûbad, 11901237) adalah Sultan Seljuk dari Rûm yang memerintah dari tahun 1220 hingga tahun 1237.[1] Ia memperluas kesultanan dengan mengorbankan tetangganya, khususnya Mengujek Beylik dan Ayyubiyah, dan menghadirkan Seljuk di Laut Mediterania dengan mengakuisisi pelabuhan Kalon Oros. Yang kemudian diganti nama menjadi Ala'iyya untuk menghormatinya. Kayqubad, kadang-kadang disebut "Kayqubad Agung",[2] dikenang hari ini karena warisan arsitekturnya yang kaya dan budaya istana yang cemerlang di bawah pemerintahannya.

Fakta Singkat Sultan Alâeddin Kayqubad I, Sultan Seljuk Rum ...

Pemerintahan Kayqubad sendiri mewakili puncak kekuasaan dan pengaruh Seljuk di Anatolia. Bahkan Kayqubad sendiri dianggap sebagai pangeran termasyhur dari dinasti tersebut. Pada periode setelah invasi Mongol, penduduk Anatolia sering melihat kembali masa pemerintahannya sebagai zaman keemasan, sementara penguasa baru beylik Anatolia berusaha untuk membenarkan otoritas mereka sendiri melalui silsilah yang dilacak kepadanya.

Remove ads

Biografi

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Kesultanan berkembang pesat selama pemerintahan Kayqubad, sebagian besar di timur.

Kayqubad adalah putra kedua Sultan Kaykhusraw I, yang sejak usia dini dianugrahi gelar malik dan menjadi gubernur Tokat di Anatolia. Ketika sultan meninggal setelah pertempuran Alaşehir pada 1211,[3] baik Kayqubad dan kakak laki-lakinya Kaykaus berjuang untuk menduduki takhta. Kayqubad awalnya mengumpulkan beberapa sekutu: Leo I, raja Armenia Kilikia; Tughrilshah; dan penguasa independen Erzurum. Sebagian besar amir mendukung Kaykaus. Kayqubad terpaksa melarikan diri ke benteng di Ankara, di mana dia mencari bantuan dari suku Turkmen di Kastamonu. Dia segera ditangkap dan dipenjarakan oleh saudaranya di sebuah benteng di Anatolia barat.[4]

Setelah kematian tak terduga Kaykaus pada tahun 1219 (atau 1220), Kayqubad berhasil naik takhta kesultanan.[5]

Thumb
Kızıl Kule, atau Menara Merah, dibangun di Alanya oleh Kayqubad I.

Pada tahun 1227/1228, Kayqubad bergerak ke Anatolia. Di mana kedatangan Jalauddin Mingburnu, yang melarikan diri dari Kerajaan Khwarezmia yang dihancurkan oleh bangsa Mongol, telah menciptakan situasi politik yang tidak stabil. Sultan menempatkan orang-orang Turki di sepanjang perbatasan Pegunungan Taurus, di wilayah yang kemudian disebut İçel. Pada akhir abad ke-13, orang-orang Turki ini mendirikan Karamanid. Sultan mengalahkan Dinasti Artuqid dan Dinasti Ayyubiyah, merebut benteng Hısn Mansur, Kahta, dan Çemişgezek selama perjalanannya. Dia juga menghentikan pemberontakan oleh Kekaisaran Trebizond. Meskipun dia gagal merebut ibu kota mereka, sultan berhasil memaksa keluarga dinasti Komnenos untuk memperbarui janji mereka.[butuh rujukan]

Pada awalnya Kayqubad mencari aliansi dengan Jalauddin Mingburnu untuk melawan ancaman Mongol. Namun aliansi tersebut tidak dapat dicapai, dan setelah itu Jalaluddin merebut benteng penting di Ahlat. Kayqubad akhirnya mengalahkannya dalam Pertempuran Yassıçimen antara Sivas dan Erzincan pada tahun 1230. Setelah kemenangannya, ia bergerak lebih jauh ke timur. Lalu mendirikan pemerintahan Seljuk atas Erzurum, Ahlat dan wilayah Danau Van (sebelumnya bagian dari Ayyubiyah). Para Artuqid Diyarbakır dan Ayyubiyah mengakui kedaulatannya. Dia juga merebut sejumlah benteng di Georgia, yang ratunya menuntut perdamaian dan memberikan putrinya Tamar untuk dinikahkan dengan putra Kayqubad, Kaykhusraw II.[6]

Mengingat meningkatnya kehadiran dan kekuatan Mongol di perbatasan Kesultanan Rum, dia memperkuat pertahanan dan benteng di provinsi timur. Dia diberi racun dalam sebuah pesta di Kayseri[7] dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1237.[5][8]

Sejarawan Ibnu Bibi berduka atas kematiannya dengan kata-kata ini, "Dengan kematian Kayqubad, punggung Islam hancur dan ikatan kerajaan dan agama putus".[9]

Thumb
Masjid Yivli Minare, dibangun di Antalya oleh Kayqubad I.
Remove ads

Keluarga

Kayqubad memiliki tiga putra: Kaykhusraw II, putra dari istri Mah Pari Hatun; 'Rukn al-Din'; dan 'Izz al-Din', putra dari Adila Hatun.[10] Menurut Ibnu Bibi, Kayqubad menginginkan 'Rukn al-Din''[11] sebagai penggantinya yang merupakan salah satu dari dua putranya yang lebih tua dari Malika Adila Hatun. Tetapi para amir umumnya lebih suka bersatu di belakang Kaykhusraw yang lebih kuat. Tanpa penerus yang jelas, konflik pecah antara berbagai faksi setelah kematian Kayqubad.

Remove ads

Warisan arsitektur dan budaya

Kayqubad mensponsori kampanye pembangunan berskala besar di seluruh Anatolia. Selain membangun kembali kota dan benteng, ia membangun banyak masjid, madrasah, Karavanserai, jembatan, dan rumah sakit. Banyak di antaranya masih dipertahankan hingga hari ini. Selain menyelesaikan pembangunan Istana Seljuk di Konya, ia juga membangun Istana Kubadabad di tepi Danau Beyşehir,[12] Kastil Alanya, Menara Merah, dan Istana Kayqubadiyya dekat Kayseri.[13]

Hubungan dengan ulama

Kayqubad I memiliki hubungan baik dengan ulama, sufi, dan penyair Muslim. Dia menghargai dan melindungi mereka. Banyak sufi dan penyair Muslim seperti Mūhyūddīn İbnūl-Arābī, Abdul Laṭīf al-Baghdādī, Ahi Evran, Necmeddīn-i Dāyē, Kāniî-i Tūsī, Shihab al-Din 'Umar al-Suhrawardi, dan Sultanulūlemā Bâhâdd mendapatkan penghargaan dan rasa hormat darinya.

Penggambaran dalam Media

Dalam serial televisi sejarah Turki, Diriliş: Ertuğrul, Kayqubad I diperankan oleh Aktor Turki Burak Hakkı.

Referensi

Sumber

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads