Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Tidur dengan gerak mata cepat
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Tidur REM (tidur dengan gerak mata cepat) (bahasa Inggris: rapid eye movement sleep) adalah kondisi normal dari tidur yang ditandai dengan gerakan cepat dan acak dari mata. Tidur REM diklasifikasikan dalam dua kategori: tonik dan phasic.[1] Hal ini diidentifikasi dan didefinisikan oleh Nathaniel Kleitman dan muridnya Eugene Aserinsky pada tahun 1953. Kriteria dari tidur REM antara lain gerakan mata yang cepat, otot melemas dan gelombang EEG yang cepat dan bertegangan rendah; fitur ini mudah dilihat dalam sebuah polisomnogram,[2] suatu studi tentang tidur yang biasanya dilakukan untuk pasien yang diduga mengidap gangguan tidur.[3]

Remove ads
Deskripsi
Ringkasan
Perspektif
Fase tidur REM juga dikenal sebagai tidur paradoks atau kadang-kadang sebagai tidur desinkronisasi, atau tidur bermimpi,[4] karena memiliki kesamaan fisiologis dengan kondisi terjaga, termasuk gelombang otak yang cepat, tidak tersinkronisasi dan bertegangan rendah. Aktivitas listrik dan kimia yang mengatur fase ini berasal dari batang otak, dengan tanda utamanya berupa tingginya kadar neurotransmiter asetilkolina, disertai dengan hampir tidak adanya neurotransmiter monoamin histamin, serotonin dan norepinefrin. Ingatan selama tidur REM tidak tersimpan ke dalam memori jangka panjang karena tidak adanya norepinefrin.[4]
Tidur REM secara fisiologis berbeda dengan fase tidur lainnya, yang secara umum disebut sebagai tidur non-REM (tidur NREM, NREMS, tidur sinkron). Tidur REM dan non-REM terjadi secara bergantian dalam sekali siklus tidur, yang berlangsung sekitar 90 menit pada manusia dewasa. Seiring berjalannya siklus tidur, proporsi tidur REM semakin meningkat. Pergantian fase ke tidur REM disertai perubahan fisik yang jelas, dimulai dengan letupan aktivitas listrik yang disebut "gelombang ponto-genikulo-oksipital" (gelombang PGO) yang berasal dari batang otak. Fase REM terjadi sekitar 4 kali dalam tidur selama 7 jam.[5] Saat organisme dalam fase tidur REM, pengaturan keseimbangan internal pusat tubuh untuk sementara dihentikan, sehingga memungkinkan terjadinya fluktuasi besar dalam pernapasan, termoregulasi (pengaturan suhu tubuh), dan sirkulasi darah yang tidak terjadi pada kondisi tidur maupun terjaga lainnya. Pada fase ini, tubuh secara tiba-tiba kehilangan tonus otot, suatu keadaan yang dikenal sebagai atonia REM.[6]
Pada tahun 1953, Nathaniel Kleitman bersama muridnya, Eugene Aserinsky, mengidentifikasi fase gerakan mata cepat dan mengaitkannya dengan mimpi. Fase tidur REM kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh para peneliti lain, di antaranya William Dement dan Michel Jouvet. Banyak penelitian dilakukan dengan membangunkan subjek setiap kali mereka mulai memasuki fase REM, sehingga menimbulkan kondisi yang dikenal sebagai deprivasi REM. Saat subjek kembali diperbolehkan tidur normal, mereka biasanya mengalami peningkatan REM ringan sebagai bentuk pemulihan. Metode injeksi zat kimia, bedah saraf, elektroensefalografi, tomografi emisi positron, serta laporan mimpi dari individu setelah terbangun telah digunakan untuk mempelajari fase tidur ini.[7]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads
