sahabat Muhammad Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Sa'ad bin Abi Waqqash (bahasa Arab:سعد بن أبي وقاص), juga dikenal sebagai Sa'ad bin Malik,[1] adalah salah satu dari sahabatMuhammad. Sa'ad dikatakan menjadi orang ketujuh[1] yang memeluk Islam di usia tujuh belas tahun. Termasuk 10 orang yang dijanjikan masuk Surga, disebut Muhammad sebagai pemanah pertama dalam perjuangan Islam. Sa'ad terutama dikenal karena kepemimpinannya dalam Pertempuran Al-Qadisiyyah, pendiri kota Kufah (Irak) di masa Umar dan kunjungannya ke Tiongkok pada tahun 651 dimasa Dinasti Tang.[2]
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan.
Fakta Singkat Nama dalam bahasa asli, Biografi ...
Sa'ad lahir di Mekkah pada tahun 595. Ayahnya adalah Abu Waqqas Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah dari klan Bani Zuhrah dari Suku Quraisy.[3][5] Uhaib bin Abdu Manaf adalah paman dari pihak ayah Aminah binti Wahab,[6] ibu Muhammad. Ibu Sa'ad adalah Hamnah binti Sufyan bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf.[7] Saad bertubuh pendek, gemuk, jari-jarinya pendek dan tebal, berkulit coklat, mewarnai rambut ubannya jadi hitam.[2]
Ketika masuk Islam, Ibu Saad mengancam mogok makan agar kembali kafir, namun Saad bertahan setelah sehari semalam ibunya tidak makan minum sampai kehabisan tenanga, Saad menyampaikan ia akan tetap bertahan dengan imannya sampai akhirnya ibunya menyerah dan mulai makan kembali.[2] Saad terkenal dengan banyak doanya yang makbul (tidak meleset) pada beberapa orang pemfitnah dan pencela.
Dalam Kitab Ash-Shahihain ia memiliki 15 hadits, Bukhari meriwayatkan 5 hadits dan Muslim riwayatkan 18 hadits dari Saad. Saad yang meriwayatkan Doa Nabi Yunus ketika di dalam perut ikan.[2]
Saad terlibat Perang Badar dengan keberanian seperti pasukan berkuda. Saat Perang Uhud, Saad melepaskan 3 kali anak panah dan mengenai musuh tepat sasaran berkat doa Muhammad. Saat Perang Khandak, Muhammad tertawa karena panah Saad melesat tidak tepat sasaran sehingga musuhnya lompat-lompat gembira di seberang parit.[2] Saat penaklukkan Mekah, Saad sempat sakit di Mekah dan mengira sudah akan mati sehingga meminta nasihat Muhammad untuk warisan hartanya yang banyak, namun didoakan dan dinasihati Muhammad untuk kesembuhan.[2]
Masa Khalifah Abu Bakar
Setelah Muhammad wafat, dan Abu Bakar menggantikan dia, Sa'ad termasuk di antara pasukannya.[8] Ketika pasukan Usamah bin Zaid berangkat meninggalkan Madinah, orang-orang Badui ingin merebut kota Madinah, lalu Abu Bakar menempatkan penjaga di sekitar kota tersebut untuk menjaganya, termasuk Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa'ad bin Abi Waqqas.[9] Kemudian Sa'ad berangkat bersama Abu Bakar untuk berperang melawan orang Badui dalam Perang Riddah.[8] Abu Bakar kemudian menugaskan Saad sebagai pengumpul zakat sedekah di Hawazin.[10]
Masa Khalifah Umar bin Khathab
Peta Pertempuran Qadisiyah
Umar perintahkan Abu Ubaidah di Damaskus untuk kirim pasukan bantuan ke Irak membantu Saad,[10] dimana Saad ditunjuk Umar sebagai panglima perang ke Irak dengan keberangkatan dari Madinah bersama 4.000 pasukan yang berasal dari Yaman, Gathafan dan lainnya.[10] Saad menunjuk Zuhrah bin Abdullah sebagai komandan pasukan tengah, Abdullah bin Mu'tam sebagai komandan sayap kanan, Syurahbil sebagai komandan sayap kiri, Khalid bin Urfutah sebagai wakil, Asim bin Amr sebagai komandan pasukan bagian belakang, Sawad bin Malik sebagai kepala intelijen, Salman al-Farisi sebagai pimpinan solat, dan Ziyad bin Abu Sofyan sebagai sekretaris.[10]
Kemudian pecah perang besar pimpinan Saad yaitu Perang Qadisiyah yang berlangsung selama 4 hari 3 malam pada 15 H / 636 M dengan pertempuran yang sangat keras melawan pasukan Persia pimpinan Rustam yang dimenangkan muslimin. Akibatnya pusat kerajaan Persia, Ctesipon (Madain) dengan mudah dikuasai setelahnya.
Formasi Pertempuran Qadisiyah, Pasukan Muslim Warna Merah
Selanjutnya pasukan muslim awalnya menetap di Madain namun merasa tidak cocok dengan suasana cuacanya membuat beberapa pasukan jatuh sakit, lalu Saad mencari lokasi baru untuk membuat markas tetap bagi pasukannya maka Saad mendirikan tempat/kota baru Kufah bagi muslimin di Irak (Persia) dan diangkat sebagai Gubernur beberapa tahun kemudian diturunkan Umar karena protes penduduk Kufah tahun 20 H / 641 M.[2]
Masa Khalifah Utsman bin Affan
Saad kembali ditunjuk Utsman sebagai Gubernur Kufah pada 25 H / 646 M[10] selama beberapa tahun sampai kemudian digantikan oleh kerabat Utsman.[2]
Masa Fitnah
Saat perebutan kekuasaan antara Muawiyah dan Ali, maka Saad memilik untuk menyendiri dan tidak berpihak pada siapapun walaupun anak dan beberapa orang menanyakan keberpihakannya ia memilih untuk tidak terlibat dalam perang saudara.[2]
Masa Muawiyah
Saat berjumpa Muawiyah, Saad tidak memanggilnya dengan Amirul Mukminin, ketika ditanya Muawiyah, Saad lalu menasihatinya agar tidak takabur, ujub, dan menumpahkan darah muslimin.[2]
Remove ads
Keistimewaan
Ringkasan
Perspektif
Berikut adalah keistimewaan dari Sahabat Sa'ad Bin Abu Waqqash:
Panah Saad di Museum MadinahTermasuk kedalam kelompok sahabat yang pertama kali masuk Islam (Assabiqunal Awwalun), tepatnya orang yang ketujuh masuk kedalam Islam[11]
Termasuk kedalam 10 sahabat yang dijamin masuk surga, Muhammad bersabda, عَشَرَةٌ فِى الْجَنَّةِ أَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ وَعَلِىٌّ وَالزُّبَيْرُ وَطَلْحَةُ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ وَسَعْدُ بْنُ أَبِى وَقَّاصٍ “Ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman, ‘Ali, Az-Zubair, Thalhah, ‘Abdurrahman (bin ‘Auf), Abu Ubaidah (bin Al-Jarrah), dan Sa’ad (bin Abi Waqqash).” (HR Tirmidzi)[11]
Di Juluki, "Singa Yang Menyembunyikan Kukunya", oleh Abdurrahman bin Auf. dan terpilih Gubernur militer di Iraq sekaligus menjadi panglima tentara disana[11]
Orang pertama yang melepaskan anak panah untuk membela agama Allah, yaitu pada perang Uhud. Muhammad bersabda, "Panahlah wahai Sa'ad, Ibu ayahku menjadi jaminan bagimu". dan juga orang yang pertama terkena anak panah musuh[11]
Selalu tepat bidikan panahnya dan Maqbullah do'anya. Muhammad berdo'a untuk Sa'ad, "Ya Allah, Tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkan do'anya". dikisahkan, suatu ketika ada orang yang menghina dan memaki-maki Ali bin Abi Thalib, Thalhah dan Zubair. Sa'ad pun sudah mengingatkan orang tersebut, namun dia tetap ngeyel dan terus saja memaki-maki ketiga sahabat mulia tersebut. Sa'ad pun berkata, "Walau begitu aku doakan kamu kepada Allah". Orang itu berkata dengan nada mengejek, "Rupanya kamu hendak menakut-nakuti aku, seolah-olah kamu seorang Nabi". Sa'ad bin abi Waqqas kemudian pergi berwudhu, sholat dua rekaat dan berdo'a, "Ya Allah bila menurut ilmu-Mu orang ini telah memaki golongan orang yang telah mendapatkan kebaikan dari-Mu, dan tindakan itu mengundang murka-Mu, jadikanlah hal itu sebagai pertanda dan suatu pelajaran". Tak lama setelah itu, tiba-tiba muncul unta liar dan tanpa dapat dibendung masuk kedalam lingkungan orang banyak, terlihat seperti sedang mencari seseorang, dan ternyata yang dicari adalah orang yang tadi memaki Ali. diterjanglah orang tersebut, kemudian diinjak-injak dan disepak sampai akhirnya ia menemui ajalnya.[11]
Kota Kufah yang dibangun Saad Paska Penaklukkan PersiaMemiliki Hati yang bersih, tidak ada dendam dan juga kebencian kepada siapapun dari kaum muslimin, sehingga dia disebut sebagai seorang penduduk surga, meski dia masih hidup. Sebagaiman Muhammad bersabda kepada sahabat lain, "Sekarang akan muncul dihadapan kalian seorang penduduk surga" dan yang muncul ternyata Sa'ad bin Abu Waqqash.[11]
Memiliki Keimanan yang sangat teguh, pernah ibunya tidak mau makan karena dia masuk kedalam Islam. Dia hanya mau makan jika putranya mau keluar dari Islam. ibunya melakukan mogok makan itu hingga hampir menemui ajalnya. Sa'ad bin Abu Waqqash pun mendekatkan wajahnya ke wajah ibunya dan berkata, "Demi Allah, wahai Ibunda, seandainya bunda mempunyai 100 nyawa, lalu ia keluar satu persatu. tidaklah ananda ini akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apapun juga, terserah bunda mau makan atau tidak".[11]
Dipercaya sebagai panglima Perang pada Perang Qadisyiah melawan Persia, yang membawahi 30 ribu Mujahid. dan dia bersama pasukannya berhasil mengalahkan pasukan persia, bahkan menjungkalkan kerajaan persia yang merupakan salah satu daripada negara adi daya pada saat itu.[11]
Remove ads
Warisan
Sa'ad secara tradisional dikreditkan oleh Muslim China karena memperkenalkan Islam ke China pada tahun 650, pada masa pemerintahan Kaisar Gaozong dari Tang.[12][13] Sebuah masjid di Distrik LalmonirhatBangladesh juga telah ditemukan, yang konon dibangun sendiri pada tahun 648, dan juga secara lokal disebut dengan namanya sebagai masjid Abu Akkas.[14][15] Riwayat lain menyebutkan Saad wafat di bentengnya, Aqiq / Hamraul Usud karena mengasingkan diri, sejauh 10 km dari Madinah, lalu jenazahnya dibawa ke Madinah pada tahun 55 H pada usia 82 tahun.[2] Saad meminta kepada anaknya agar dikafankan dengan kain yang ia gunakan saat Perang Badar. Ia termasuk sahabat yang paling akhir wafat.