Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Sinode Jenazah
Pengadilan anumerta terhadap Paus Formosus pada tahun 897 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Sinode Jenazah, Pengadilan Jenazah atau Sinode Mayat, yang dikenal dalam bahasa Latin sebagai Synodus Horrenda, adalah sebuah peristiwa gerejawi yang terjadi pada Januari 897 di Roma, Kekaisaran Romawi Suci. Sinode ini merupakan pengadilan post-mortem terhadap mendiang Paus Formosus, yang jenazahnya digali dari makam untuk diadili. Peristiwa ini mencatatkan salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah Gereja Katolik, menggambarkan konflik politik dan keagamaan yang melibatkan hierarki gereja pada abad ke-9.

Remove ads
Latar Belakang
Paus Formosus, yang menjabat sebagai Paus dari 891 hingga kematiannya pada 896, merupakan figur yang kontroversial dalam sejarah Gereja. Sebelum menjabat sebagai paus, ia pernah diangkat menjadi Uskup Porto, tetapi kemudian didakwa melanggar hukum kanonik karena ambisinya menjadi paus. Ia juga dituduh mendukung faksi politik tertentu dalam pertikaian antara Kekaisaran Romawi Suci dan kerajaan-kerajaan Italia.
Ketika Formosus wafat, ia digantikan oleh Paus Bonifasius VI, yang kemudian meninggal hanya dalam beberapa minggu. Paus Stefanus VI (atau VII) terpilih sebagai penerusnya dan merupakan tokoh utama di balik pelaksanaan Sinode Jenazah.
Remove ads
Pelaksanaan Sinode
Sinode Jenazah diadakan di Basilika Santo Yohanes Lateran, pusat administratif Gereja Katolik. Jenazah Formosus digali dari makamnya, mengenakan jubah kepausan, dan ditempatkan di atas takhta untuk menghadapi pengadilan. Paus Stefanus VI bertindak sebagai hakim, sementara seorang diakon ditunjuk untuk mewakili Formosus dalam persidangan.
Formosus didakwa dengan berbagai tuduhan, termasuk:
- Melanggar sumpah kanonik sebagai Uskup Porto dengan ambisinya menjadi paus.
- Mendukung faksi politik yang menentang keluarga Spoleto, yang memiliki pengaruh besar di Italia saat itu.
- Melakukan tindakan yang dianggap tidak sesuai dengan martabat seorang pemimpin Gereja.
Pengadilan ini memiliki suasana yang penuh kecemasan, dengan pendukung Stefanus VI mendominasi persidangan. Akhirnya, Formosus dinyatakan bersalah atas semua tuduhan.
Remove ads
Hasil dan Dampak
Sebagai hasil dari pengadilan ini, semua tindakan Formosus sebagai paus dinyatakan tidak sah, termasuk pentahbisan para uskup yang dilakukan olehnya. Jenazahnya dilucuti dari pakaian kepausan, tiga jari kanannya yang digunakan untuk memberikan berkat dipotong, dan jenazahnya dibuang ke Sungai Tiber.
Namun, tindakan ini memicu kemarahan di kalangan umat dan klerus, menciptakan ketegangan yang membahayakan kedudukan Paus Stefanus VI. Beberapa bulan setelah Sinode Jenazah, Stefanus VI ditangkap, dipenjarakan, dan akhirnya dihukum mati oleh pendukung Formosus.
Rehabilitasi dan Pengaruh Selanjutnya

Setelah kematian Stefanus VI, beberapa paus berikutnya berusaha memperbaiki situasi. Paus Teodorus II, yang menjabat hanya selama 20 hari pada akhir 897, memerintahkan jenazah Formosus untuk diambil dari Sungai Tiber dan dimakamkan kembali dengan kehormatan di Basilika Santo Petrus.
Paus Yohanes IX (898–900) mengadakan sinode untuk membatalkan keputusan Sinode Jenazah dan melarang pengadilan jenazah di masa depan. Namun, peristiwa ini tetap meninggalkan noda dalam sejarah Gereja, mencerminkan intrik politik yang memengaruhi hierarki gerejawi.
Remove ads
Lihat pula
Referensi
Bacaan lanjutan
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads