Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Indermasyah dari Suruaso
Pahlawan Revolusi Kemerdekaan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah atau Sultan Indermasyah adalah raja alam Pagaruyung.
Biografi
Ringkasan
Perspektif
Munculnya nama Sultan Indermasyah ini, berdasarkan surat yang diterima regent VOC di Padang dan Gubernur Belanda di Malaka, dimulai sejak tahun 1670 dari yang menyebut sebagai raja Saruaso[1] kemudian disusul surat pada tahun 1678, dan oleh Jacob Pits dirujuk kepada Yang Dipertuan Inderma,[2] berdasarkan surat yang diterima pada tahun 1703, dari yang menyebut dirinya sebagai Indermasyah dari Saruaso, dan mengaku ayahnya bernama Sultan Ahmadsyah putra dari Sultan Khalifatullah Indramasyah.[3]
Kemungkinan Sultan Indermasyah naik tahta setelah meninggalnya Sultan Ahmadsyah pada tahun 1674,[4] dan dari catatan Belanda juga mencatat pada tahun tersebut datang utusan dari Johor untuk mencari bantuan bagi raja Minangkabau berperang melawan raja Jambi.[5]
Pada masa pemerintahan Sultan Indermasyah, pada tahun 1677 para perantau Minangkabau yang bermukim di Rembau, Sungai Ujong dan Naning, meminta kepada Yang Dipertuan Pagaruyung untuk dikirim raja bagi mereka dan waktu itu dikirim salah seorang kerabat raja yang bernama raja Ibrahim.[5]
Pada tahun 1716 Sultan Indermasyah mengutus saudaranya yang bernama Sultan Abdul Jalil untuk mewakili dirinya dalam menyelesaikan kesepakatan dagang dengan pihak VOC, pada awalnya pihak Belanda menolaknya, namun kemudian kembali datang surat dari Yang Dipertuan Pagaruyung, yang menegaskan status daripada Sultan Abdul Jalil tersebut.[6]
Keberadaan Sultan Indermasyah ini masih dapat diketahui berdasarkan korespondensinya dengan pihak Belanda merujuk surat yang diterima regent VOC pada tahun 1724, 1727, dan terakhir 1730.[7][8][9]
Remove ads
Penerus
Sejarawan Jane Drakard menulis bahwa Sultan Inderma Syah wafat pada tahun 1698.
Putranya, Ahmadsyah Gagar Alam dan cucunya, Sultan Indermasyah II menjadi penerus suksesi Raja Alam. Ahmadsyah Gagar Alam merupakan raja yang banyak berinteraksi sekaligus melakukan perlawanan pada Belanda dalam kurun 1712-1718.
Sultan Indermasyah II adalah putri Sultan Indermasyah sehingga dengan demikian ia merupakan kemenakan Ahmadsyah Gagar Alam. Ini memberi tafsir bahwa ada kebiasaan keluarga-keluarga di raja di Pagaruyung dan Saruaso berkawin sesama sendiri untuk mengekalkan kekuasaan.[10]
Remove ads
Rujukan
Lihat juga
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads