Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Surah Al-Anbiya'
surah ke-21 dalam Al-Qur'an Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Surah Al-Anbiya'[1] (bahasa Arab: الأنبياء, translit. al-anbiyā', har. 'para nabi')[2] adalah surah ke-21 dalam Al-Qur'an. Surah yang terdiri atas 112 ayat ini termasuk golongan surah Makkiyah. Nama al-anbiya digunakan karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surah Al-Anbiya' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekkah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Islam Muhammad. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surah itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.
Berdasarkan asbabunnuzul, surah ini termasuk dalam Makkiyah, diwahyukan di Makkah, tepatnya sekitar 2–3 tahun sebelum hijrah.
Remove ads
Isi
- Ocehan orang-orang musyrik terhadap kerasulan Muhammad serta wahyu yang dibawanya dan penolakan Al-Qur'an terhadapnya (1–20)
- Bukti kesalahan kepercayaan orang musyrik (21–47)
- Kisah beberapa nabi (48–112)
Konteks sejarah
Umat Muslim meyakini bahwa surah ini diwahyukan pada peiode kedua Makkah dan didaftarkan sebagai surah ke-65 yang diwahyukan menurut Theodor Nöldeke. Ayat-ayat dalam surah ini memuat banyak sekali kisah-kisah nabi dalam agama Abrahamik. Kisah-kisah yang diwahyukan ini diturunkan untuk menekankan dan mendefinisikan peran Nabi Muhammad sebagai seorang rasul. Surah tersebut secara tematis dan gaya merupakan ciri khas Periode Kedua Makkah. Ayat-ayat tersebut mengidentifikasi peran agama yang diajarkan Muhammad dengan menghubungkannya dengan nabi-nabi agama Abrahamik yang terdahulu, sekaligus menjelaskan ajaran-ajaran umum dalam Islam, seperti: eskatologi Islam yang diwujudkan dalam Hari Pengadilan Terakhir, nasib orang-orang kafir dan orang-orang beriman, dan rahmat Allah.[3][4]
Remove ads
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads