Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Terminal peti kemas
artikel daftar Wikimedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Terminal peti kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.

Perkembangan di Indonesia
Terminal peti kemas (UTC) pertama di Indonesia terletak di Pelabuhan III Timur Tanjung Priok, Jakarta. Peresmian pengoperasiannya pada tanggal 20 Mei 1981. Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta, Bojonegara di Cilegon, TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan, TPK Trisakti di Banjarmasin, dan TPK Palaran di Samarinda.
Remove ads
Komponen terminal peti kemas
- Dermaga untuk sandar
- Lapangan penumpukan
- Derek raksasa
Modernisasi dan Teknologi Pelabuhan Pintar
Ringkasan
Perspektif
Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan metodologis di bidang pengoperasian pelabuhan kontainer telah mengalami peningkatan yang signifikan, khususnya dalam bidang perancangan pelabuhan kontainer. Pelabuhan pintar menggunakan teknologi yang mencakup Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) untuk pengolahan barang yang lebih efisien.[1][2][3] Pelabuhan pintar biasanya menggunakan perangkat lunak berbasis cloud dalam proses otomatisasi yang lebih besar, guna membantu menciptakan alur operasional yang memastikan kelancaran operasional pelabuhan.[4][5]
Untuk tetap kompetitif secara ekonomi, pelabuhan perlu mengoptimalkan alur kerja secara efektif dan meminimalkan biaya.[6] Jika alur pergerakan kapal yang optimal dapat ditentukan secara otomatis, waktu bongkar muat barang dapat dioptimalkan untuk menghemat waktu, sehingga lebih banyak kapal dan barang dapat diolah dalam waktu yang lebih singkat.[7] Perangkat IoT memungkinkan pelacakan kontainer secara real-time, memberikan manajemen persediaan yang akurat dan efisien. Selain itu, analitik prediktif berbasis kecerdasan buatan membantu operator pelabuhan memprediksi potensi kemacetan dan mengoptimalkan distribusi sumber daya.[8]
Karena otomatisasi berpotensi mengurangi biaya overhead dan pengeluaran, pelabuhan pintar dapat menjadi kurang bergantung secara finansial pada otoritas politik, sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi investasi dan perbaikan swasta.[9]
Saat ini, sebagian besar pelabuhan di dunia telah mengadopsi teknologi tertentu, jika bukan pengelolaan penuh. Namun, berkat inisiatif pemerintah global dan pertumbuhan eksponensial perdagangan maritim, jumlah pelabuhan pintar terus bertambah secara bertahap. Dalam sebuah laporan dari penyedia analisis bisnis Visiongain, diperkirakan pengeluaran di pasar pelabuhan pintar akan mencapai 1,5 miliar dolar pada tahun 2019.[10][11]
Lihat pula
Referensi
Amir M.s,Peti Kemas,1997, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads
