Bantimurung, Maros
kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bantimurung
| |
---|---|
Koordinat: 4.9731213°S 119.6049729°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kabupaten | Maros |
Pemerintahan | |
• Camat | Asrul Rifai Rahman (Februari 2019-sekarang) |
Kode pos | 90561 |
Kode Kemendagri | 73.09.03 |
Kode BPS | 7308040 |
Desa/kelurahan | 6 desa 2 kelurahan |
Bantimurung (Ejaan Van Ophuijsen:Bantimoeroeng; Lontara Bugis: ᨅᨛᨈᨗᨆᨛᨑᨘ, transliterasi: Bêntimêrrung; Lontara Makassar: ᨅᨈᨗᨆᨑᨘ, transliterasi: Bantimarrung) adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di Pakalu dengan jarak 7 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Maros. Wilayah ini terkenal akan keindahan alamnya yang membuatnya menjadi salah satu tujuan wisata yang populer. Objek wisata yang ada di kecamatan ini antara lain Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Taman Arkeologi Leang-Leang, Puncak Baro-Baro, Wisata Wae Merrungnge Tompobalang, Wisata Bulusipong, dan lain-lain.
Dahulu Kecamatan Bantimurung adalah wilayah yang sangat luas dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Camba dan Kecamatan Maros Baru. Wilayah Kabupaten Maros dalam sejarahnya telah mengalami pemekaran wilayah, termasuk didalamnya wilayah Bantimurung. Pada tanggal 4 Juli 1959, secara administratif Kabupaten Maros resmi dibentuk sebagai Daerah Swantantra tingkat II, ibu kota berkedudukan di Kota Maros, dan kuota jumlah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah 15 orang anggota melalui dasar hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 Bab I Pasal 1, 2 & 3. Kabupaten Maros pada saat itu membawahi beberapa distrik adat gemeenschap yaitu: Distrik Simbang, Distrik Bontoa, Distrik Tanralili, Distrik Raya (Lau), Distrik Turikale, Distrik Marusu, Distrik-distrik dari federasi Gallarang Appaka, dan Distrik-distrik dari federasi Lebbotengae.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, maka struktur pemerintahan yang ada kemudian mengalami perubahan. Distrik adat gemeenschap yang sebelumnya diformulasikan ke dalam bentuk distrik harus pula menyesuaikan sejak tanggal 19 Desember 1961 Kabupaten Maros tidak lagi terdiri dari distrik tetapi terbagi ke dalam 4 (empat) Kecamatan. Pada tanggal 1 Juni 1963, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 mulai diberlakukan. Distrik/Daerah Adat/Kerajaan Lokal kemudian menghilang dari permukaan sejarah dengan dibentuknya kecamatan-kecamatan. 4 (empat) kecamatan yang terbentuk pada waktu itu sebagai berikut:
Berikut adalah kelurahan/desa di Kecamatan Bantimurung per 1 Juni 1963:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1964:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1965:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1966:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1967:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1968:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1969:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1970:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1971:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1972:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1973:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1974:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1975:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1976:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1977:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1978:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1979:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1980:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1981:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1982:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1983:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1984:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1985:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1986:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1987:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1988:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1989:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1990:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1991:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1992:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1993:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1994:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1995:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1996:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1997:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1998:
Berikut adalah kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung per tahun 1999:
Pada hari kamis tanggal 22 Agustus 1996, DPD II KNPI Kabupaten Maros mengadakan "Seminar Pemekaran dan Perubahan Nama Kecamatan" dengan berlandaskan latar belakang kesejarahan sekaligus sebagai pemantapan "Jati Diri Maros" melalui kilas balik sejarah. Upaya DPD II KNPI Maros pada waktu itu mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari para budayawan dan pemerhati sejarah. Nama yang sarat dengan muatan historis memang punya arti tersendiri, terutama bagi orang-orang yang menghormati jati dirinya.
Bertolak dari hasil seminar tersebut, maka Bupati KDH Tingkat II Maros, Nasrun Amrullah (cucu dari H. Andi Page Manyanderi Petta Ranreng, Petta Imam Turikale III), lewat Surat Bupati KDH Tingkat II Maros, No.146.1/276/Pem. Tgl. 19 September 1996, meminta Persetujuan DPRD Tingkat II Maros untuk Pembentukan/Pemekaran Kecamatan. DPRD Tingkat II Maros kemudian membentuk panitia khusus yang kemudian membahas dan menetapkan pembentukan/pemekaran kecamatan yang telah ada serta diberi nama sesuai dengan nama distrik yang pernah ada.
Pada 30 Desember 2000 secara resmi wilayah Kecamatan Bantimurung mengalami pemekaran wilayah dengan dibentuknya Kecamatan Simbang. Kecamatan Simbang mengambil 6 (enam) desa di wilayah Kecamatan Bantimurung, yaitu Desa Bonto Tallasa, Desa Jenetaesa, Desa Samangki, Desa Sambueja, Desa Simbang, dan Desa Tanete dengan pusat pemerintahan berada di Desa Jenetesa. Dasar hukum pemekaran wilayah Kecamatan Bantimurung ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Maros No. 30 Tahun 2000 dengan rincian Bab II Pasal 4 Ayat 1, 2, dan 3 dan Bab III Pasal 7 Ayat 3.
Berikut adalah 8 kelurahan/desa definitif di Kecamatan Bantimurung sejak 30 Desember 2000 sampai sekarang:
Tahun | Luas (km²) | Kelurahan/desa |
1963 | 195,9 | |
1964 | ||
1965 | ||
1966 | ||
1967 | ||
1968 | ||
1969 | ||
1970 | ||
1971 | ||
1972 | ||
1973 | ||
1974 | ||
1975 | ||
1976 | ||
1977 | ||
1978 | ||
1979 | 7 | |
1980 | 7 | |
1981 | 7 | |
1982 | ||
1983 | ||
1984 | ||
1985 | ||
1986 | ||
1987 | ||
1988 | ||
1989 | ||
1990 | ||
1991 | ||
1992 | ||
1993 | ||
1994 | ||
1995 | ||
1996 | ||
1997 | ||
1998 | ||
1999 | ||
2000 | ||
2001 | ||
2001 | ||
2002 | ||
2003 | ||
2004 | ||
2005 | 173,70 | 8 |
2006 | 173,70 | 8 |
2007 | 173,70 | 8 |
2008 | 173,70 | 8 |
2009 | 173,70 | 8 |
2010 | 173,70 | 8 |
2011 | 173,70 | 8 |
2012 | 173,70 | 8 |
2013 | 173,70 | 8 |
2014 | 173,70 | 8 |
2015 | 173,70 | 8 |
2016 | 173,70 | 8 |
2017 | 173,70 | 8 |
2018 | 173,70 | 8 |
2019 | 173,70 | 8 |
2020 | 173,70 | 8 |
2021 | 173,70 | 8 |
2022 | 173,70 | 8 |
Bantimurung berasal dari Bahasa Bugis dari kata benti, artinya "tetesan (air)" dan merrung, artinya "bunyi gemuruh". Jadi Bantimurung berarti air yang bergemuruh. Nama tersebut diusulkan oleh Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa. Simbang adalah salah satu kerajaan dalam distrik adat Gemenschaap dan berada dalam wilayah kerajaan Marusu'. Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung seperti sekarang. Sejarah dan asal-usul kata "Bantimurung" dimulai sejak masa Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669) saat Maros ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Hindia Belanda. Ketika itu, wilayah Kerajaan Marusu' diformulasikan dalam bentuk Regentschaap yang dipimpin oleh penguasa bangsawan lokal bergelar Regent (setingkat bupati). Setelah itu, Maros berubah menjadi Distrik Adat Gemeschaap yang dipimpin oleh seorang kepala distrik yang dipilih oleh bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan Simbang merupakan salah satu distrik adat Gemenschaap yang berada dalam wilayah Kerajaan Marusu'. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan lokal bergelar "karaeng". Pada sekitar tahun 1923, Patahoeddin Daeng Paroempa, diangkat menjadi Karaeng Simbang. Dia mulai mengukuhkah kehadiran kembali Kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di wilayahnya. Salah satu program yang dijalankannya ialah dengan melaksanakan pembuatan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas dari dan ke daerah-daerah sekitarnya menjadi lancar. Pembuatan jalan ini, rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Sayangnya, pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut. Saat itu, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan pembuatan jalan, karena suara gemuruh tersebut begitu keras. Karaeng Simbang yang memimpin langsung proyek ini lalu memerintahkan seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke dalam hutan belantara dan mencari tahu dari mana suara bergemuruh itu berasal. Setelah melakukan perjalanan singkat ke dalam kawasan hutan untuk mencari tahu dari mana suara bergemuruh berasal, pegawai kerajaan langsung kembali melapor kepada Karaeng Simbang. Namun sebelum melapor, Karaeng Simbang terlebih dahulu bertanya. “Aga ro merrung?,” tanyanya. (Bahasa Bugis; yang berarti: "apa itu yang bergemuruh?"). “Benti, puang (air, tuanku)," jawab sang pegawai kerajaan. (Benti adalah Bahasa Bugis untuk air). Merasa penasaran, Karaeng Simbang mengajak seluruh anggota rombongan untuk melihat langsung air bergemuruh tersebut. Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng Simbang langsung terpanah dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. “Makessingi kapang narekko iyae onroangnge' diasengi benti merrung! (mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh)," ujar Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa. Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Malahan, daerah di sekitar air terjun dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang Kepala Kampung bergelar "Pinati Bantimurung."
Kecamatan Bantimurung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:[2]
Utara | Kecamatan Balocci (Kabupaten Pangkep) dan Kecamatan Bontoa |
Timur | Kecamatan Cenrana |
Selatan | Kecamatan Simbang |
Barat | Kecamatan Lau dan Kecamatan Turikale |
Penduduk Kecamatan Bantimurung mayoritas adalah Suku Makassar dan Bugis. Bantimurung bagian utara dan timur banyak dihuni oleh Suku Makassar (To Mangkasara' ) dengan penutur Bahasa Makassar (Mangkasara' ) sedangkan Bantimurung bagian barat dan selatan cenderung banyak dihuni oleh Suku Bugis (Tau Ugi) dengan penutur Bahasa Bugis (Basa Ugi).
Kecamatan Bantimurung memiliki luas 173,70 km² dan penduduk berjumlah 33.016 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 190,07 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan Bantimurung pada tahun tersebut adalah 99,12. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 99 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Kecamatan Bantimurung dari tahun ke tahun:
Tahun | Versi | Laki-laki | Perempuan | Rasio Jenis Kelamin | Jumlah Rumah Tangga | Total Penduduk (jiwa) | Pertumbuhan Penduduk (jiwa) | Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) | Catatan | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1963 | N/A | 38.413 | N/A | 290 | [3] | |||||
1981 | 19.504 | 22.989 | 84,84 | N/A | 42.493 | N/A | [4] | |||
1990 | 23.668 | |||||||||
2000 | 26.515 | |||||||||
2009 | 13.265 | 14.552 | 91,09 | 6.956 | 27.817 | 160,14 | [5] | |||
2010 | 13.400 | 14.678 | 91,29 | 6.479 | 28.078 | 261 | 161,65 | |||
28.115 | 37 | 161,86 | [5] | |||||||
2011 | 13.449 | 14.732 | 91,29 | 6.479 | 28.181 | 66 | 162,24 | [6] | ||
2012 | 13.506 | 14.772 | 91,43 | 6.607 | 28.278 | 97 | 162,80 | [7] | ||
2013 | 13.662 | 14.992 | 91,13 | 28.654 | 376 | 164,96 | [8] | |||
2014 | 14.100 | 15.188 | 92,84 | 6.816 | 29.288 | 634 | 168,61 | [9] | ||
2015 | 14.263 | 15.285 | 93,31 | 6.880 | 29.548 | 260 | 170,11 | [10] | ||
2016 | 14.424 | 15.437 | 93,44 | 6.953 | 29.861 | 313 | 171,91 | [11] | ||
2017 | 14.573 | 15.463 | 94,24 | 6.953 | 30.036 | 175 | 172,92 | [12] | ||
2018 | 14.720 | 15.548 | 94,67 | 7.094 | 30.268 | 232 | 174,25 | [13] | ||
2019 | 14.867 | 15.621 | 95,17 | 7.161 | 30.488 | 220 | 175,52 | [14] | ||
2020 | 16.345 | 16.480 | 99,18 | 8.886 | 32.825 | 2.337 | 188,98 | [15] | ||
2021 | 16.435 | 16.581 | 99,12 | 9.825 | 33.016 | 190,07 | [16] | |||
2022 | 33.474 | 192,71 |
Data dari Pengelola Sensus Penduduk RI Data dari Dukcapil Kemendagri RI Data dari BPS RI
Kecamatan Bantimurung memiliki 8 (delapan) wilayah pembagian administrasi dengan rincian 2 (dua) berstatus kelurahan dan 6 (enam) berstatus desa sebagai berikut:
No. | Desa/Kelurahan | Luas (km²) |
1 | Desa Alatengae | 7,25 |
2 | Desa Baruga | 23,68 |
3 | Desa Mangeloreng | 10,70 |
4 | Desa Mattoangin | 8,72 |
5 | Desa Minasa Baji | 5,23 |
6 | Desa Tukamasea | 20,14 |
7 | Kelurahan Kalabbirang | 45,47 |
8 | Kelurahan Leang-Leang | 52,51 |
Jumlah | 173,70 |
Kecamatan Bantimurung memiliki 37 (tiga puluh tujuh) wilayah di bawah kelurahan/desa dengan rincian 4 (empat) berstatus lingkungan dan 33 (tiga puluh tiga) berstatus dusun sebagai berikut:
Kecamatan Bantimurung merupakan salah satu dari empat kecamatan tertua di Kabupaten Maros yang mulai dibentuk sejak 1 Juni 1963 sebagai hasil dari pemberlakuan secara resmi UURI No. 29 Tahun 1959. Sebelum disebut dengan istilah camat pada periode 2000-an hingga saat ini, Pemerintah Kecamatan Bantimurung disebut dengan nomenklatur kepala wilayah. Berikut ini adalah daftar Kepala Wilayah/Camat Bantimurung dari masa ke masa:
No. | Foto | Nama | Awal Menjabat | Akhir Menjabat | Keterangan | Referensi |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | H. Andi Sirajuddin Daeng Maggading (Karaeng Simbang XII) | 1 Juni 1963 | Kepala Wilayah Pertama | |||
H. Andi Kamaruddin Syahban Daeng Mambani (Karaeng Turikale) | 1 Juni 1963 | Wakil Kepala Wilayah Pertama | ||||
2 | Muhammad Thahier Alie, B.A. | 1989 | 1993 | Kepala Wilayah | ||
3 | 13 Maret 2009 | Camat | ||||
4 | 13 Maret 2009 | Camat | ||||
5 | 13 Maret 2009 | Camat | ||||
6 | 13 Maret 2009 | Camat | ||||
7 | H. Agustam, S.I.P., M.Si. | 13 Maret 2009 | 3 Oktober 2011 | Camat | [17] | |
8 | Drs. Andi Faisal Asiz | 3 Oktober 2011 | 24 Januari 2014 | Camat | ||
9 | Muhammad Rusdi, S.Sos. | 24 Januari 2014 | 3 Januari 2017 | Camat | [18] | |
10 | Bakri B, S.I.P., M.M. | 3 Januari 2017 | 31 Januari 2019 | Camat | [19] | |
11 | Asrul Rifai Rachman, S.STP | 31 Januari 2019 | 11 Januari 2022 | Camat | [20] | |
12 | Syamsul | 11 Januari 2022 | sedang menjabat | Camat | [21] |
Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.
Tahun | Nilai Rata-Rata IDM Kecamatan | Status IDM Kecamatan | Peringkat | Referensi | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Dalam Kabupaten | Dalam Provinsi | Nasional | ||||
2010 | ||||||
2011 | ||||||
2012 | ||||||
2013 | ||||||
2014 | ||||||
2015 | ||||||
2016 | 0,5679 | tertinggal | 11 | 186 | 3.370 | [22] |
2017 | ||||||
2018 | 0,5966 | tertinggal | 9 | 143 | 3.169 | [23] |
2019 | 0,6360 | berkembang | 10 | 131 | 3.183 | [24] |
2020 | 0,6757 | berkembang | 5 | 87 | 2.259 | [25] |
2021 | 0,7208 | maju | 4 | 56 | 1.303 | [26] |
2022 | 0,7941 | maju | 573 | |||
IDM Kecamatan Bantimurung Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI |
||||||
No. | ID | Nama Masjid | Tahun Berdiri | Luas Tanah | Luas Bangunan | Alamat | Jenis | Status Tanah | Jumlah Pengurus | Jumlah Imam | Jumlah Khatib |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lembaga pendidikan formal di kecamatan Bantimurung adalah sebagai berikut:
Nama jalan yang ada di kecamatan Bantimurung
A
P
T
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.