Clostridium difficile
From Wikipedia, the free encyclopedia
Clostridium difficile atau dikenal sebagai Peptoclostridium difficile, C. difficile, atau C. diff. adalah spesies bakteri pada genus Clostridium yang dapat membentuk spora, gram-positif, anaerobik, motil, berbentuk-tongkat (basillus).[1] C. diff adalah akibat dari pseudomembranous colitis,[2] infeksi terhadap usus besar setelah gut flora normal dihancurkan dengan penggunaan antibiotik. Perawatan dengan menghentikan antibiotik apapun dan menggunakan antibiotik anticlostridial, seperti metronidazole.
Clostridium difficile | |
---|---|
Koloni C. difficile pada darah. | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | Clostridia |
Ordo: | Clostridiales |
Famili: | Clostridiaceae |
Genus: | |
Spesies: | C. difficile |
Nama binomial | |
Clostridium difficile Hall & O'Toole, 1935 | |
Sel vegetatif C. diff berbentuk batang, pleomorfik, dan hidup berpasangan atau membentuk rantai pendek. Di bawah mikroskop, sel C. diff terlihat berbentuk irregular (umumnya seperti jarum) dan pada ujungnya terdapat tonjolan yang berupa hasil pembentukan spora subterminal. C. diff tumbuh optimal pada medium agar darah yang tanpa oksigen dan dengan suhu sekitar tubuh manusia (37oC). Karakteristik fisiologis dari C. diff yaitu katalase- dan superoksida dismutase-negatif, mampu memproduksi toksin (enterotoxin A dan cytotoxin B) yang mengganggu transduksi sinyal sitoskeleton di sel inang.[3] C. diff mampu memproduksi spora yang dapat membantu untuk bertahan di kondisi ekstrim.[4]
Infeksi C. diff umumnya dikaitkan dengan transmisi yang terjadi dari alat kesehatan yang tidak steril maupun antar manusia di rumah sakit, serta akibat penggunaan antibiotik seperti clindamycin, fluoroquinolones, dan cephalosporin.[5][6] Namun, sebenarnya C. diff dapat tumbuh di usus besar manusia tanpa menyebabkan penyakit bila tidak terjadi kolonisasi atau dominansi populasi C. diff terhadap komunitas mikroflora usus. Umumnya, infeksi pun terjadi hanya pada pasien yang memiliki sejarah klinis seperti diare. Sedangkan individu yang tidak memiliki sejarah gangguan pencernaan umumnya menjadi carrier tanpa gejala yang juga merupakan salah satu reservoir C. diff utama.[7][8]