Gangguan kepribadian narsistik
From Wikipedia, the free encyclopedia
Gangguan kepribadian narsistik (bahasa Inggris: Narcissistic personality disorder, disingkat NPD), adalah suatu gangguan kepribadian dimana terdapat susunan jangka panjang dari perilaku abnormal yang dikarakteristikkan oleh perasaan berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan untuk penyanjungan dan kurangnya pemahaman perasaan orang lain.[6][3][4] Orang yang menyandang kondisi ini sering kali menghabiskan waktu dengan berpikir tentang meraih kekuasaan atau kesuksesan, atau tentang penampilan mereka. Mereka sering memanipulasi orang-orang sekitar mereka. Perilaku tersebut biasanya dimulai pada awal masa dewasa, dan terjadi pada berbagai keadaan.[4]
Gangguan kepribadian narsistik | |
---|---|
Narcissus karya Caravaggio, sedang mengagumi refleksinya sendiri. | |
Informasi umum | |
Nama lain | Megalomania[1] |
Spesialisasi | Psikiatri |
Penyebab | Tidak diketahui[2] |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | perasaan berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan untuk penyanjungan, kurangnya pemahaman perasaan lainnya[3][4] |
Awal muncul | Awal masa dewasa[4] |
Durasi | Jangka panjang[4] |
Kondisi serupa | Gangguan bipolar, penyimpangan substansi, gangguan depresif, gangguan kecemasan[5] |
Perawatan | Sulit[3] |
Prevalensi | 1%[2] |
Penyebab gangguan kepribadian narsistik tidak diketahui.[2] Gangguan tersebut merupakan sebuah gangguan kepribadian yang terklasifikasikan dalam kluster B oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.[4] Diagnosis-nya didapat dari seorang profesional dalam perawatan kesehatan yang mewawancarai orang yang ditanyainya.[3] Kondisi tersebut dibutuhkan untuk membedakannya dari gangguan mania dan gangguan penggunaan zat.[4]
Pengobatan secara pasti belum dipahami Terapi dan sering kali sulit, karena orang dengan gangguan ini sering tidak menganggap diri mereka sendiri memiliki sebuah masalah.[3] Sekitar satu persen orang meyakini dampak pada beberapa titik kehidupan mereka.[2] Gangguan tersebut lebih sering muncul pada laki-laki ketimbang perempuan dan berdampak pada kaum muda ketimbang kaum tua.[3][4] Kepribadian tersebut mula-mula disebutkan pada tahun 1925 oleh Robert Waelder, sementara nama saat ini untuk kondisi tersebut mulai digunakan pada 1968.[7]
Berbeda dengan anggapan kebanyakan orang, presentase penyandang gangguan kepribadian narsistik sebenarnya sangat rendah, sekitar 0,5 hingga 1 persen populasi dunia. Salah kaprah sering terjadi karena menganggap orang dengan kecenderungan narsis atau punya percaya diri tinggi pasti memiliki gangguan kepribadian narsisistik, padahal keduanya sama sekali berbeda.[8]