Kekurangan vitamin A
From Wikipedia, the free encyclopedia
Kekurangan vitamin A (Vitamin A deficiency, VAD) atau hipovitaminosis A adalah kurangnya vitamin A pada darah dan jaringan.[1] Penyakit ini lebih umum dijumpai pada negara-negara miskin, terkhususnya pada anak-anak dan wanita dalam masa reproduktif, dan jarang ditemukan pada negara-negara yang lebih berkembang. Rabun senja menjadi tanda-tanda awal kekurangan vitamin A, karena vitamin tersebut memainkan peran yang besar pada fototransduksi visual; namun juga mejadi gejala-gejala awal yang hilang saat vitamin A dikonsumsi kembali. Xeroftalmia, keratomalacia dan kebutaan total dapat terjadi setelahnya bila kekurangannya lebih memprihatinkan.
Klinis Subklinis parah Subklinis sedang |
Subklinis ringan Terkontrol Tidak ada data |
Kekurangan vitamin A menjadi penyebab utama global dari kebutaan masa kecil yang dapat dicegah, dan penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium 4 untuk mengurangi angka kematian anak. Sekitar 250 hingga 500 ribu anak yang kekurangan gizi pada negara berkembang mengalami kebutaan setiap tahun karena kekurangan vitamin A, dengan tingkat kebutaan tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika. Sekitar setengahnya meninggal setahun setelah menjadi buta.[2] Sesi Spesial pada Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2002 menentukan tujuan yaitu mengeliminasi kekurangan vitamin A pada 2010.[3]
Kasus rabun senja karena kekurangan vitamin A juga tinggi pada wanita hamil pada banyak negara berkembang. Kekurangan vitamin A juga berkontribusi pada kematian maternal dan banyak hasil buruk lainnya pada kehamilan dan proses menyusui.[4][5][6][7]
Kekurangan vitamin A juga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Pada negara dengan anak yang belum diimunisasi, penyakit menular seperti campak memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. Seperti yang dijelaskan oleh Alfred Sommer, bahkan kekurangan ringan subklinikal dapat menjadi masalah, karena dapat meningkatkan kemungkinan anak untuk mengembangkan infeksi pernapasan dan diare, memperlambat laju pertumbuhan, memperlambat perkebangan tulang, dan mengurangi kemungkinan selamat dari penyakit serius.[6]
Kekurangan vitamin ini diperkirakan mempengaruhi sekitar satu pertiga anak-anak dibawah lima tahun di seluruh dunia,[8] dan membunuh nyawa sekitar 670.000 anak dibawah lima tahun pertahun.[9]