Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
1 Korintus 15 (atau "I Korintus 15", disingkat "1Kor 15") adalah bagian surat rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Dikarang oleh rasul Paulus dan Sostenes[3] di Efesus.[4]
1 Korintus 15 | |
---|---|
Kitab | Surat 1 Korintus |
Kategori | Surat-surat Paulus |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 7 |
Pembagian isi pasal:
1 Korintus pasal 15 dimulai dengan pernyataan Kabar Baik, dengan anggapan bahwa Paulus telah menerimanya dari Yesus Kristus yang naik ke surga. Paulus mengungkapkan arti penting kematian, penguburan, serta kebangkitan Yesus Kristus, dan mereka yang meyakini pesan ini akan diselamatkan. Laporan mengenai penampakan Yesus pasca Kebangkitan dalam ayat 3-7 tampaknya merupakan pernyataan kredo atau pengakuan iman terawal sebelum era Paulus.[5]
Antikuitas kredo ini ditarikhkan oleh kebanyakan akademisi biblika tidak lebih dari lima tahun setelah Yesus wafat, kemungkinan berasal dari komunitas rasuli Yerusalem.[6] Berdasarkan analisis linguistik, versi yang diterima oleh Paulus tampaknya mencakup ayat 3b-6a dan 7.[7] Secara historis, kredo ini dipandang dapat dipercaya dan diakui mempertahankan suatu kesaksian khas yang dapat diverifikasi dari zaman tersebut.[8][9]
Berbeda dengan pandangan mayoritas, Robert M. Price dan Hermann Detering dalam Journal of Higher Criticism (diedit oleh Price) bergumen bahwa 1 Korintus 15:3-7 bukan merupakan suatu kredo awal Kristen yang ditulis dalam kurun waktu lima tahun setelah Yesus wafat. Price[10] dan Detering[11] membantah pandangan bahwa Paulus menuliskan ayat-ayat tersebut dan meyakini bahwa semuanya itu merupakan suatu interpolasi yang mungkin berasal dari awal abad ke-2. Price mengatakan bahwa "Pasangan kata dalam ayat 3a, "terima / sampaikan" (paralambanein / paradidonai), sebagaimana telah sering ditunjukkan, adalah bahasa teknis untuk penerusan tradisi kerabian". Menurut Price, teks ini bertentangan dengan kisah pertobatan Paulus yang dideskripsikan dalam Galatia 1:13-24, yang secara eksplisit menyangkal bahwa Paulus menerima Injil Kristus dari manusia biasa, tetapi menurut Paulus dari Yesus sendiri ia menerimanya.[10] Bagaimanapun, banyak penafsir yang berpendapat bahwa Injil tersebut Paulus "terima" dari Yesus.[12] Mereka menunjuk pada 1 Korintus 11:23 sebagai bukti dari gagasan tersebut.[13] "Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti ..." (1 Korintus 11:23, TB) Kata Yunani untuk "terima / teruskan" yang digunakan di sini sama dengan kata Yunani untuk "terima / sampaikan" yang digunakan dalam 1 Korintus 15:3.
Menentang para akademisi tersebut, Geza Vermes membela pandangan mayoritas terkait kisah Kebangkitan dalam 1 Korintus 15. Vermes mengatakan bahwa perkataan Paulus merupakan "suatu tradisi yang telah diwarisi dari para seniornya dalam iman mengenai kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus".[14] Gary Habermas berpendapat, "Pada dasarnya semua akademisi kritis masa kini sepakat bahwa dalam 1 Korintus 15:3-8, Paulus mencatat suatu tradisi lisan yang merangkum isi dari Injil Kristen,"[15] yang di dalamnya Paulus "menggunakan bahasa gamblang transmisi lisan," menurut Donald Hagner.[16] Oleh para akademisi, laporan Paulus ini juga dideskripsikan sebagai "tradisi yang sangat awal yang lazim bagi semua orang Kristen",[17] sebagai "suatu tradisi suci",[18] dan terkandung dalam "strata tradisi yang tertua".[19]
Berdasarkan Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia, ia sebelumnya pernah bertemu dengan dua orang yang disebutkan di dalamnya sebagai saksi-saksi kebangkitan (yaitu Yakobus, saudara Yesus, dan Kefas/Petrus):
Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. (Galatia 1:18-20)
Sejumlah akademisi skeptis juga sepakat bahwa pengakuan iman atau kredo dalam 1 Korintus 15 bukan suatu interpolasi, tetapi merupakan suatu kredo yang dirumuskan dan diajarkan pada masa yang sangat awal setelah Yesus wafat. Seorang akademisi skeptis bernama Gerd Lüdemann berpendapat bahwa "unsur-unsur dalam tradisi tersebut tarikhnya dua tahun pertama setelah penyaliban Yesus ... tidak lebih dari tiga tahun ..."[20] Michael Goulder, akademisi skeptis lainnya, menyatakan bahwa kredo ini setidaknya dapat ditelusuri kembali hingga pengajaran yang diterima Paulus ketika ia bertobat, "beberapa tahun setelah penyaliban".[21]
Orang percaya bukanlah orang yang hanya memiliki iman dalam Yesus Kristus. Sebaliknya, orang percaya adalah orang yang beriman pada Yesus Kristus sebagaimana Dia dinyatakan dalam berita yang sepenuhnya dari Injil (1 Korintus 15:1–4). Iman mereka pada Kristus selalu terikat pada Firman Allah dan ajaran para rasul (1 Korintus 15:1,3; 11:2,23; Roma 6:17}; Galatia 1:12). Karena alasan inilah, orang percaya dapat dilukiskan sebagai umat yang tunduk kepada Kristus dari Alkitab sebagai Tuhan dan Juruselamat dan hidup menurut Firman Allah. Mereka tunduk tanpa ragu-ragu kepada kekuasaan Firman Allah, berpegang teguh pada ajarannya, percaya pada janjinya, mengindahkan peringatannya dan menuruti perintahnya. Mereka adalah orang yang ditawan oleh Firman Allah, menggunakan Alkitab untuk menguji semua gagasan manusia dan tidak menerima apa pun yang bertentangan dengan Alkitab.[23]
Kutipan itu diambil dari Kitab Kejadian pasal 2:7 yang mencatat penciptaan Adam.[30] Paulus menyebut Yesus Kristus sebagai "Adam yang terakhir" (bahasa Inggris: Last Adam) dalam kaitannya dengan tulisannya pada ayat 22 pasal ini serta di Surat Roma pasal 5:12-21.[31]
Mark Jeffrey Olson mengatakan bahwa ayat 50 ini dikutip paling sering dibandingkan ayat-ayat lain dari surat-surat Paulus dalam Melawan Ajaran Sesat karya Ireneus yang "percaya bahwa ayat ini adalah kunci tekstual peperangan eksegetikal mengenai Paulus antara Gnostik Valentinianisme dan Kristen umum." Baik Ireneus dan pengikut Valentinian menggunakan ayat ini untuk membuktikan kaitan langsung dengan rasul Paulus. Kedua pihak sama sekali tidak setuju mengenai evaluasi mereka akan dunia materi dan masing-masing berusaha menunjukkan bahwa pendapatnya benar-benar mewakili pandangan rasul Paulus tetang hal ini. Olson menyatakan, menurut Ireneus, ayat penting ini yang mengatakan, "daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" digunakan oleh orang-orang Gnostik untuk menunjukkan bahwa "pekerjaan tangan Allah tidak diselamatkan."[33] Orang-orang Gnostik mempunyai pandangan negatif terhadap dunia materi. Valentinian Gnostik percaya bahwa Kristus dan Yesus adalah dua makhluk terpisah yang untuk sementara waktu bersatu. Mereka juga memegang kepercayaan bahwa sebelum penyaliban Yesus, Kristus meninggalkan tubuh-Nya. Karenanya mereka percaya bahwa Kristus tidak benar-benar memiliki tubuh secara fisik, sehingga tidak mengalami kebangkitan secara fisik, melainkan secara spiritual. Penafsiran yang benar menurut Irenaeus adalah menggunakan istilah "daging dan darah" yang dinyatakan dalam ayat ini untuk "orang-orang jahat yang tidak akan mewarisi kerajaan karena perbuatan mereka yang jahat di dalam daging."[34]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.