Loading AI tools
sistem alfabetik untuk notasi dan transkripsi fonetik Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Alfabet Fonetik Internasional /alfabet foˈnɛtɪk̚ intərnasional/[diskusikan] (bahasa Inggris: International Phonetic Alphabet, pengucapan bahasa Inggris: [ˌɪntəˈnæʃ(ə)nəl fəˈnɛtɪk ˈælfəˌbɛt] (pengucapan Britania); [ˌɪntɚˈnæʃ(ə)n(ə)l fəˈnɛɾɪk ˈælfəˌbɛt] (pengucapan Amerika)) atau disingkat IPA adalah sistem alfabet yang diterima dan dipakai secara luas sebagai medium rekam fonetik suara bahasa oral. Tidak seperti metode transkripsi lain yang umumnya terbatas pada rumpun bahasa tertentu, IPA mewakili keseluruhan fonem yang dengannya semua bahasa manusia dapat ditranskripsikan dalam bentuk tertulis yang dapat dimengerti dan diartikulasikan ulang. Sistem notasi ini dirancang dan dikembangkan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional pada akhir abad ke-19 sebagai medium representasi baku penuangan bunyi bahasa ke dalam bentuk tertulis.[1]
Alfabet Fonetik Internasional International Phonetic Alphabet | |
---|---|
Jenis aksara | Alfabet Aksara berciri
|
Bahasa | Digunakan untuk transkripsi fonetik dan fonemik bahasa apa pun |
Periode | 1888 (136 tahun yang lalu) |
Arah penulisan | Kiri ke kanan |
Aksara terkait | |
Silsilah | |
ISO 15924 | |
ISO 15924 | Latn, , Latin |
Pengkodean Unicode | |
Nama Unicode | Latin |
IPA adalah instrumen yang sering digunakan oleh leksikograf, pelajar dan pengajar bahasa asing, ahli bahasa, patolog yang berkenaan dengan bahasa, musikus, aktor, penerjemah, dan pencipta bahasa buatan.[2][3]
Simbol IPA umumnya terdiri atas satu atau dua unsur, huruf dan diakritik yang umumnya menyertai. Huruf IPA mengadopsi dan terinspirasi oleh Alfabet Latin. Diakritik dipakai untuk menjelaskan pembeda rinci antarfonem dan kejelasan kualitas suara, misalnya seperti adisi bunyi sengau pada vokal, panjang bunyi, penekanan, nada, dan pemisahan antar suku kata.[1] Set simbol dalam ekstensi Alfabet Fonetis Internasional dapat digunakan untuk merepresentasikan kualitas suara tambahan, seperti kertakan gigi, pelatan, dan suara yang dibuat dengan celah bibir dan celah langit-langit.[2]
Dari waktu ke waktu, terdapat perubahan pada set simbol IPA, perubahan ini dapat berupa penambahan, modifikasi, dan penghapusan huruf dan diakritik yang dilakukan oleh Perhimpunan Fonetik Internasional. Pada perubahan paling terbaru, yakni pada 2005,[4] terdapat total 107 huruf segmental, huruf untuk mewakili suprasegmental yang memiliki jumlah cukup banyak, 44 jenis diakritik (tidak termasuk kompositas), dan 4 simbol prosodi ekstraleksikal dalam set IPA. Hampir semua simbol yang terdapat pada bagan Alfabet Fonetis Internasional dipublikasikan kedalam artikel di laman web IPA.[5]
Simbol-simbol IPA mengadopsi Alfabet Latin dan Alfabet Yunani, sebagian di antaranya diubah sedikit. Setiap simbol mengacu kepada suatu bunyi spesifik yang membedakan sebuah fonem di dalam sebuah bahasa dengan kata lainnya. Asas IPA adalah untuk mewakili tiap masing-masing bunyi distingtif (atau segmen) dengan satu simbol. Dengan demikian, IPA memiliki asas berikut:
Rupa simbol yang dipilih secara eklektik dalam IPA didesain untuk selaras dengan rupa Alfabet Latin. Oleh karena itu, rupa karakter yang diderivasi dari huruf non-Latin dimodifikasi sedemikian rupa untuk selaras dengan yang lain. Misalnya bunyi konsonan desis langit-langit belakang bersuara diwakilkan dengan simbol gamma ⟨ɣ⟩ yang dimodifikasi dari simbol Alfabet Yunani ⟨γ⟩.
Beberapa simbol adalah turunan dari huruf yang sudah ada.
IPA, berdasar pada Alfabet Latin, sangat meminimalisasi adopsi simbol non-Latin. Kebanyakan simbol untuk konsonan mewakili nilai bunyi yang kebanyakan bahasa punya. Misalnya simbol ⟨b d f g h k l m n p s t v w z⟩ mewakili bunyi seperti dalam ortografi Bahasa Inggris; huruf vokal ⟨a e i o u⟩ mewakili bunyi vokal seperti pada ortografi Bahasa Latin. Pada ortografi Bahasa Indonesia alfabet yang memiliki bunyi selaras dengan simbol IPA misalnya ⟨a b d f g h k l m n o p r s t u w z⟩.
Set huruf yang ada kemudian dikembangkan dengan huruf kapital, diakritik, dan modifikasi lain dengan membalikkan huruf 180°. IPA juga mengadopsi beberapa Huruf Yunani seperti ⟨β γ ε ɸ χ⟩, tetapi bunyi yang diwakilkan tak tentu sama seperti pada fonologi Bahasa Yunani.
Terdapat dua tipe utama dari tanda kurung yang digunakan untuk mengatur (delimit) dari transkripsi IPA:
Simbol | Penggunaan |
---|---|
[ ... ] | Tanda kurung siku digunakan untuk notasi fonetik yang mendekati ataupun notasi dasar[6] yang digunakan untuk pengucapan sebenarnya dan memungkinkan untuk menambahkan detail dari pengucapan yang mungkin tidak digunakan untuk membedakan kata-kata dalam bahasa yang dimaksudkan. Transkripsi ini merupakan notasi fonetik primer IPA. |
/ ... / | Garis miring[catatan 1] digunakan untuk notasi fonemik abstrak,[6] yang menunjukkan suatu fitur yang berbeda dalam suatu bahasa tanpa detail yang mendetail. Seperti contoh, suara 'p' dalam kata bahasa Inggris pin dan spin yang diucapkan berbeda (dan mungkin sangatlah berarti dalam bahasa lain), tetapi perbedaan ini dalam bahasa Inggris tidak terlalu berarti. Kata-kata ini "secara fonemik" biasanya dianalisis sebagai /ˈpɪn/ dan /ˈspɪn/, dengan fonem /p/ yang sama. Untuk menunjukkan perbedaan antar keduanya (alofoni dari /p/), transkripsi ini dapat dideskripsikan secara fonetik sebagai [pʰɪn] dan [spɪn]. Notasi fonemik seperti ini biasanya menggunakan simbol IPA yang sedikit agak dekat pada pengucapan fonem sebenarnya, namun juga dapat digunakan untuk alasan tertentu seperti transkripsi dan simbol fonetik yang berbeda dari nilai yang telah diberikan pada simbol dan transkripsi, seperti dalam /c, ɟ/ untuk konsonan gesek, atau r bahasa Inggris yang merupakan rhotik. |
Konvensi sistem tanda kurung lainnya yang jarang ditemukan:
Simbol | Penggunaan |
---|---|
{ ... } | Tanda kurung kurawal digunakan untuk notasi prosodi.[7] Lihat Ekstensi Alfabet Fonetik Internasional untuk contoh sistem ini. |
( ... ) | Tanda kurung digunakan untuk suara yang tidak dapat dibedakan[6] ataupun suara yang belum atau tidak dapat diidentifikasi. Tanda kurung ini juga dapat ditemui untuk artikulasi sunyi (bacaan bibir),[8] dimana transkripsi fonetik ini diambil dari bacaan sunyi menggunakan gerak bibir dan dengan titik-titik untuk menunjukkan jeda sunyi, sebagai contoh, (…) atau (2 detik). Pengguna lanjutan dari transkripsi ini kemudian dimasukkan dalam extIPA resmi dengan segmen tak teridentifikasi dilingkari.[9] |
⸨ ... ⸩ | Tanda kurung ganda digunakan sebagai transkripsi untuk pengucapan yang "buram" ataupun deskripsi untuk suara yang tidak jelas secara fonemik. IPA menyebutkan bahwa tanda kurung ini digunakan untuk suara tidak jelas dan tidak ada kaitannya dengan IPA,[7] sebagai contoh, dalam ⸨2σ⸩, dimana menunjukan dua suku kata pelepasan bersuara di buramkan oleh suara lain. Spesifikasi extIPA untuk saat ini menunjukkan bahwa tanda kurung ganda digunakan untuk suara asing, seperti ⸨batuk⸩ atau ⸨ketukan⸩ untuk ketukan pintu[10] Publikasi awal dari extIPA menjelaskan bahwa tanda kurung ganda sebagai tanda untuk "suara yang asing untuk rekaman fonem" dan diantara penggunaan ini, juga "dapat mengindikasi detail paling mendetail yang dapat dideteksi oleh transkriptor."[11] |
Ketiga transkripsi diatas disediakan oleh Buku Panduan IPA. Berikut ini merupakan ranskripsi tidak terdapat dalam Buku Panduan, tetapi dapat ditemukan pada transkripsi IPA ataupun dalam materi yang masih memiliki keterkaitan (khususnya tanda kurung sudut):
Simbol | Penggunaan |
---|---|
⟦ ... ⟧ | Tanda kurung siku ganda digunakan untuk transkripsi yang sangatlah rinci (khusunya transkripsi "dekat"). Transkripsi ini memiliki keterkaitan dalam menunjukkan derajat yang lebih tinggi dengan menggandakan simbol seperti layaknya simbol IPA lain. Tanda kirung siku ganda mungkin dapat mengindikasikan bahwa sebuah huruf memiliki nilai kardinal IPA. Sebagai contoh, ⟦a⟧ merupakan vokal depan terbuka, daripada sesuatu yang memiliki perbedaan cukup sedikit (seperti vokal terbuka madya) yang mungkin digunakan dalam beberapa bahasa untuk mengucapkan "[a]". Untuk penggunaan lebih mudah dan rinci untuk ⟨[e]⟩ dan ⟨[ɛ]⟩ mungkin dapat ditranskripsikan sebagai ⟦e̝⟧ dan ⟦e⟧, ataupun ⟦ð̠̞ˠ⟧ dapat digunakan untuk transkripsi rinci dari ⟨[ð]⟩.[12] Tanda kurung siku ganda mungkin juga dapat digunakan untuk komponen spesifik ataupun faktor penutur, sebagai contoh, pengucapan dari seorang anak kecil terkadang sedikit berbeda dari orang dewasa, namun pengucapan itu bermaksud untuk mengucapkan fonemik seperti layaknya orang dewasa.[13] |
⫽ ... ⫽ | ... | ‖ ... ‖ { ... } | Garis miring ganda digunakan untuk transkripsi morfofonemik. Transkripsi ini memiliki keterkaitan dalam menunjukkan derajat yang lebih tinggi dengan menggandakan simbol seperti layaknya simbol IPA lain (dalam konteks ini berarti menunjukkan transkripsi fonemik yang lebih abstrak).
Simbol lain terkadang digunakan untuk melambangkan transkripsi morfofenik adalah "pipa" dan pipa ganda (seperti dalam notasi fonetik Amerika dan tanda kurung gelombang ganda (dari teori set, khususnya saat menutup suatu susunan fonem yang menghasilkan morfofonem, sebagai contoh {t d} atau {t|d}), tetapi simbol-simbol ini mengalami pelawanan dengan indikasi Prosodi IPA.[catatan 2] Lihat morfofonoloi untuk contoh.
|
⟨ ... ⟩ ⟪ ... ⟫ | Tanda kurung sudut[catatan 3] digunakan untuk transkripsi ortografi dalam abjad Latin dan transliterasi dari aksara lain. Notasi ini digunakan untik mengidentifikasi grafem individual dari aksara manapun.[14][15] Dalam IPA, simbol ini digunakan untuk mengindikasikan bahwa huruf tersebut berdiri sendiri dan tidak untuk nilai yang dibawa oleh huruf tersebut. Sebagai contoh, ⟨lemah⟩ akan digunakan untuk ortografi dari kata dalam bahasa Indonesia yakni "lemah", dan pengucapan sebagai /ləmah/. Penulisan miring juga dapat digunakan jika suatu kata berdiri sendiri sebagai "diri sendiri" (seperti kata sebelumnya, "lemah") dan bukan menunjukan ortografi kata tersebut. Penanda huruf miring agak sedikit sulit untuk diaplikasikan pada pembaca yang mengalami gangguan pengelihatan. Pada beberapa penulis, tanda kurung sudut ganda dapat digunakan sebagai penunjuk ortografi dan tanda kurung sudut tunggal untuk transliterasi. |
Sebagai contoh,
Dalam beberapa aksen bahasa Inggris, fonem /l/, yang biasanya dieja sebagai ⟨l⟩ atau ⟨ll⟩, diartikulasikan dengan dua alofoni yang berbeda, yakni [l] biasa atau "terang" yang terjadi sebelum vokal dan konsonan /j/, dan [l] "gelap", yakni [ɫ]/[lˠ], yang terjadi di akhir kata dan sebelum konsonan manapun kecuali /j/.[16]
Huruf IPA memiliki bentuk kursif atau huruf tegak bersambung yang didesain untuk penggunaan manuskrip dan menulis catatan dalam melalukan studi lapangan, akan tetapi, Buku Panduan Alfabet Fonetik Internasional tahun 1999 menyarankan untuk menghindari penggunaan kursif IPA karena "lebih sulit untuk dibaca oleh kebanyakan orang."[17]
Dalam bentuk Alfabet awal, varian tipografi dari ⟨g⟩, yaitu g "opentail" atau g ekor terbuka, () dan "looptail" atau ekor melingkar ⟨g⟩ (), melambangkan nilai fonem yang berbeda, tetapi, sekarang dianggap sama. ⟨ɡ⟩ ekor terbuka melambangkan konsonan letup langit-langit belakang bersuara, dan ⟨⟩ dibedakan dari ⟨ɡ⟩ dan melambangkan konsonan desis langit-langit belakang bersuara dari tahun 1895 sampai 1900.[18][19] Setelah itu ⟨ǥ⟩ digunakan untuk melambangkan konsonan, sampai pada tahun 1931 digantikan oleh ⟨ɣ⟩.[20]
Pada tahun 1948, Persekutuan dari Asosuasi menyadari bahwa ⟨ɡ⟩ dan ⟨⟩ merupakan varian tipografi,[21] dan keputusan ini diwujudkan tahun.[22] Tahun 1949 Ketentuan Prinsip Asosiasi Fonetik Internasional atau Principles of the International Phonetic Association merekomendasikan penggunaan ⟨⟩ untuk letupan langit-langit belakang dan ⟨ɡ⟩ untuk transkripsi lanjutan untuk membedakan dengan yang sebelumnya, seperti dalam bahasa Rusia,[23] namun, praktek ini tidak pernah dilaksanakan.[24] Buku panduan Asosiasi Fonetik Internasional atau Handbook of the International Phonetic Association tahun 1999, adalah prinsip yang dianggap berhasil untuk menghilangkan rekomendasi sebelumnya, dan menganggap kedua topografi sebagai sebuah varian.[25]
Alfabet Fonetik Internasional secara berkala akan dimodifikasi oleh perhimpunan fonetik. Setelah setiap modifikasi, badan perhimpunan akan memberikan presentasi terbaru yang disederhanakan dari alfabet dalam bentuk bagan IPA. (Lihat Sejarah Alfabet Fonetik Internasional.) Tidak semua aspem dari alfabet dapat diakomodasikan dalam penerbitan bagan IPA karena ukurannya. Sebagai contoh, konsonan rongga-gigi—langit-langit dan hulu-kerongkongan tidak dimasukkan dalam bagan konsonan karena alasan "jarak lebih dari ilmu" (dimana perlu penambahan dua kolom, satu diantara tarik-belakang dan langit-langit dan satu diantara kolom faring dan kerongkongan), dan kepakan sisi akan memerlukan tambahan baris untuk hanya satu konsonan saja, dan ini menyebabkan banyak kotak yang kosong, sehingga konsonan ini diletakkan dibagian blok "simbol lain".[26] Banyaknya jumplah huruf nada IPA juga akan membuat penempatan simbol-simbol dan huruf-huruf ini tidak dapat dilakukan, bahkan dalam halaman lebih besar sekalipun, dan hanya benerapa diakritik nada hanhr ditunjukkan, dan bahkan dengan tidak adanya diakritik nada terbalik membuat diakritik nada yang ditunjukan tidak lengkap sama sekali.
Prosedur dalam memodifikasi alfabet atau bagan adalah dengan mengajukan perubahan dalam Jurnal IPA.[27] Tanggapan dari pengajuan ini mungkin juga dipublokasikan dalam Jurnal yang sama ataupun Jurnal terkait (seperti contoh, tanggapan pada bulan Agustus tahun 2009 terhadap vokal terbuka madya).[28] Proposal resmi kemudian diajukan ke Dewan IPA[29] yang dipilih oleh anggota perhimpunan melalui pemungutan suara[30] untuk diskusi dan penarikan suara voting secara formal lanjutan.[31][32]
Walaupun begitu, banyak pengguna alfabet ini, termasuk pemimpin dari perhimpunan itu sendiri melakukan penyimpangan dari norma ini.[33] Jurnal IPA kemudian menyetujui untuk menggabungkan simbol IPA dan extIPA dalam bagan konsonan dalam artikel mereka. (Sebagai contoh, huruf extIPA ⟨𝼆⟩ ditunjukkan dalam ilustrasi IPA untuk menggantikan ⟨ʎ̝̊⟩.)[34]
Terdapat lebih dari 160 simbol IPA, sedangkan hanya sedikit simbol yang digunakan untuk melambangkan suara ucapan dengan beberapa tingkat kejelasan. Kejelasan transkripsi fonetik yang dijelaskan lebih lanjut dinamakan dengan transkripsi sempit dan transkripsi dengan jangkauan kejelasan yang kurang dinamakan 'transkripsi lebar. Kedua transkripsi ini merupakan bentuk relatif dan sama sama dikurung dengan tanda kurung siku [ ]
.[1] Transkripsi lebar secara singkat membuat transkripsi ini sulit untuk membuat suara yabg mendetail, atau untuk menunjukkan perbedaan sangat sedikit dari fonemik, namun tidak ada klaim teoritik yang menjelaskan bahwa perbedaan transkripsi ini benar-benar dibutuhkan pada suatu bahasa.
Simbol yang digunakan pada IPA dibagi menjadi tiga kategori: konsonan tekanan paru-paru (pulmonik), konsonan non-paru-paru, dan vokal.[35][36]
Konsonan tekanan paru-paru disusun dengan konsonan nirsuara di kiri dan konsonan bersuara di kanan, dengan ini, kemudian dikelompokkan dalam kolom-kolom yang dimana dari depan yang merupakan konsonan bibir ke belakang yang merupakan konsonan glotis. Dalam bagan publikasi IPA resmi, dua kolom dihilangkan dan dipindahkan ke bagian 'simbol lain' untuk menghemat ruang[37] dan konsonan lainnya disusun dengan baris dari penutupan penuh (oklusif: letup dan sengau), ke hampir terbuka (penggetaran: getar dan kepakan), ke setengah tertutup (frikatif atau geser) dan penutupan minimal (aproksiman atau hampiran). Dalam beberapa konsonan yang memiliki artikulasi ganda digolongkan sebagai konsonan gesek dengan menggabungkan konsonan letup dengan konsonan frikatif. Petak yang dihilangkan melambangkan konsonan yang artikulasinya dianggap mustahil untuk diucapkan manusia.
Huruf vokal juga dikelompokkan dengan pasangan takbulat dan bulat, susunan ini juga disusun dengan vokal tertutup dibagian bawah dan vokal terbuka dibagian atas, vokal depan di kiri, dan vokal belakang di kanan. Tidak ada huruf vokal yang dimasukkan dalam 'simbol lain', walaupun dalam susunan lebih awal, vokal tengah madya dimasukkan dalam simbol lain.
Set simbol untuk konsonan tekanan paru-paru mewakili set konsonan yang disebabkan oleh hambatan aliran udara dari paru-paru oleh glotis atau organ lain yang ada di bagian mulut. Set konsonan tekanan paru-paru mencakup sebagian besar dari keseluruhan IPA. Hampir semua konsonan yang ada dalam Bahasa Indonesia termasuk dalam set ini.
Dalam tabel konsonan tekanan paru-paru, yang memuat kebanyakan daripada konsonan, disusun sebagai baris yang memuat cara artikulasi, yang berarti bagaimana konsonan dihasilkan, dan kolom yang menandakan daerah artikulasi, yang menandakan dimana letak artikulator konsonan yang menghasilkan konsonan tersebut.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Catatan
Konsonan non paru-paru adalah sebuah konsonan yang aliran udaranya tidak bergantung pada paru paru. Konsonan ini dapat ditemui dalam bentuk decakan (klik) (yang ditemukan di beberapa bahasa Khoisan, dan tetangga bahasa Bantu di Afrika), letupan balik (implosif) (yang dapat ditemui di bahasa Sindhi, Hausa, Swahili and Vietnam), dan semburan (ejektif) (yang ditemui di bahasa Amerindian dan Kaukasus). Bahasa Indonesia memiliki konsonan sembur, yakni ⟨ɓ⟩ yang merupakan b dalam bahan.
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Catatan
Konsonan gesek letup atau hentian afrikat dan konsonan letup artikulasi ganda dipresentasikan sebagai dua huruf dengan diakritik tie bar, entah diatas huruf maupun dibawahnya.[43] Konsonan gesek secara opsional juga dapat dilambangkan menggunakan ligatur walaupun tidak lagi resmi,[1] karena akan terjadi penambahan ligatur yang sangat besar, jika semua konsonan gesek dilambangkan dengan cara ini.
Tiebar | d͡z | d͡ʒ | k͡p | t͡s | t͡ʃ | dsb. |
---|---|---|---|---|---|---|
Ligatur | ʣ | ʤ | — | ʦ | ʧ |
Alternatif lainnya adalah notasi superskrip untuk pelepasan konsonan biasanya digunakan untuk melambangkan konsonan gesek, contoh tˢ untuk t͡s, kˣ ~ k͡x. Konsonan untuk letup langit-langit, yaitu c dan ɟ juga terkadang mirip dengan suara t͡ʃ dan d͡ʒ, dalam publikasi resmi IPA, konsonan ini diinterpretasikan secara hati-hati.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Konsonan ko-artikulasi adalah konsonan yang memiliki dua tempat artikulasi yang dibunyikan secara bersama-sama. Dalam bahasa Indonesia, [w] didalam "wajan", adalah sebuah konsonan ko-artikulasi, diucapkan dengan membulatkan bibir dan menaikkan lidah belakang. [ʍ] dan [ɥ] merupakan suara yang mirip. Dalam beberapa bahasa, konsonan letup dapat ditemui sebagai konsonan artikulasi ganda.
Simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara. |
Catatan
IPA mendefinisikan vokal sebagai suara yang terjadi di pusat silabis.[45] Dibawah ini adalah bagan yang menunjukkan posisi vokal yang dipetakan oleh IPA untuk menunjukkan posisi lidah.
Sumbu vertikal dari bagan menunjukkan ketinggian vokal. Lidah akan lebih diturunkan di bagan lebih bawah, dan sebaliknya, akan naik di bagan lebih atas. Contohnya, [ɛ] (vokal dalam kata enak [ɛnaʔ]) terletak diantara vokal tengah dan vokal terbuka, karena posisi lidah berada ditengah-tengah vokal tengah dan vokal terbuka, atau dapat disebut sebagai vokal setengah terbuka. [i] (vokal dalam kata gigit [gigit]) terletak dibagian atas karena suara tersebut diucapkan dengan menaikkan lidah sampai ke langit-langit mulut.
Sementara, sumbu horizontal dari bagan menunjukkan kebelakangan vokal. Vokal yang memiliki cara artikulasi dengan meletakkan lidah lebih kedepan (seperti [a], vokal kedua dalam "keras" [kəras]) diletakkan lebih ke kiri dan vokal yang diletakkan dibelakang (seperti [ɔ], suara yang sering ditemukan di bahasa Jawa contohnya "jawa" [jɔwɔ]) lebih diletakkan dikanan.
Vokal dipasangkan dengan huruf sebelah kanan menunjukkan vokal bulat dan sebelah kanan menunjukkan vokal takbulat.
Klasifikasi vokal ini juga dapat dilakukan dengan representasi tiga dimensi yang menunjukkan tiga kriteria klasifikasi kebulatan vokal:
Vokal lainnya dapat ditranskripsi dari diagram ini dengan menambahkan satu atau lebih diakritik yang memodifikasi artikulasinya
Diftong secara tipikal ditunjukkan dengan diakritik non silablik, seperri dalam ⟨uɪ̯⟩ atau ⟨u̯ɪ⟩, atau dengan sebuah superskrip untuk on-glide dan off-glide, seperti ⟨uᶦ⟩ atau ⟨ᵘɪ⟩. Biasanya tie bar juga digunakam: ⟨u͡ɪ⟩, terutama jika huruf ini sulit untuk dibedakan diftongisasinya.
Catatan
Diakritik digunakan untuk melambangkan detail fonem. Diakritik ditambajkan dalam huruf IPA untuk mengindikasikan modifikasi atau spesifikasi lebih dalam untuk pengucapan huruf tersebut.[47]
Dengan bantuan transkripsi superskrip, huruf IPA manapun dapat digunakan sebagai diakritik, mengandung elemen artikulasi huruf yang sebenarnya. Huruf superskrip yang diterakan dibawah adalah huruf superskrip yang memang disediakan dalam buku panduan IPA, penggunaan lain dapat diulastasikan dengan ⟨tˢ⟩ ([t] dengan pelepasan geser), ⟨ᵗs⟩ ([s] sebagai huruf onset), ⟨ⁿd⟩ (prasengauan [d]), ⟨bʱ⟩ ([b] dengan penyemburan suara), ⟨mˀ⟩ ([m] tekanan kerongkongan), ⟨sᶴ⟩ ([s] dengan suara [ʃ]), ⟨oᶷ⟩ ([o] dengan diftongisasi), ⟨ɯᵝ⟩ (kompresi vokal [ɯ]). Diakritik superskrip dapat diletakkan setelah huruf yang terjadi disambiguasi suara, maupun untuk detail fonetik diakhir suara. Contoh, pembibiran ⟨kʷ⟩ mungkin saja [k] dan [w] atau [k] dengan pelepasan bibir. Diakririk superskrip yang diletakkan sebelum huruf biasanya menunjukan modifikasi onset suara (⟨mˀ⟩ merupakan tekanan kerongkongan dari [m] , ⟨ˀm⟩ [m] dengan tekanan kerongkongan sebagai onset).
Diakritik Silablik | |||||
---|---|---|---|---|---|
◌̩ | ɹ̩ n̩ | Silablik | ◌̯ | ɪ̯ ʊ̯ | Non-Silablik |
◌̍ | ɻ̍ ŋ̍ | ◌̑ | y̑ | ||
Diakritik pelepasan konsonan | |||||
◌ʰ | tʰ | Aspirasi[a] | ◌̚ | p̚ | Pelepasan tanpa suara |
◌ⁿ | dⁿ | Pelepasan sengau | ◌ˡ | dˡ | Pelepasan sisi |
◌ᶿ | tᶿ | pelepasan konsonan frikatif gigi nirsuara | ◌ˣ | tˣ | pelepasan konsonan frikatif langit-langit belakang nirsuara |
◌ᵊ | dᵊ | Pelepasan vokal tengah madya | |||
Diakritik Fonasi | |||||
◌̥ | n̥ d̥ | Nirsuara | ◌̬ | s̬ t̬ | Bersuara |
◌̊ | ɻ̊ ŋ̊ | ||||
◌̤ | b̤ a̤ | Suara hembus[a] | ◌̰ | b̰ a̰ | Suara berderit |
Diakritik artikulasi | |||||
◌̪ | t̪ d̪ | Gigi | ◌̼ | t̼ d̼ | Linguolabial |
◌͆ | ɮ͆ | ||||
◌̺ | t̺ d̺ | Apikal | ◌̻ | t̻ d̻ | Laminal |
◌̟ | u̟ t̟ | Lanjutan (depan) | ◌̠ | i̠ t̠ | Dibelakangkan |
◌˖ | ɡ˖ | ◌˗ | y˗ ŋ˗ | ||
◌̈ | ë ä | Dipusatkan | ◌̽ | e̽ ɯ̽ | Ditengah-madyakan |
◌̝ | e̝ r̝ | Penaikkan | ◌̞ | e̞ β̞ | Penurunan |
◌˔ | ɭ˔ | ◌˕ | y˕ ɣ˕ | ||
Diakritik ko-artikulasi | |||||
◌̹ | ɔ̹ x̹ | Pembulatan | ◌̜ | ɔ̜ xʷ̜ | Kurang bulat [l] |
◌͗ | y͗ χ͗ | ◌͑ | y͑ χ͑ʷ | ||
◌ʷ | tʷ dʷ | Pembibiran | ◌ʲ | tʲ dʲ | Palatalisasi |
◌ˠ | tˠ dˠ | Peletakan langit-langit belakang | ◌̴ | ɫ ᵶ | Peletakan langit-langit belakang atau faringealisasi |
◌ˤ | tˤ aˤ | Faringealisasi | |||
◌̘ | e̘ o̘ | Posisi lanjutan akar lidah | ◌̙ | e̙ o̙ | Penarikan kebelakang akar lidah |
◌̃ | ẽ z̃ | Penyengauan | ◌˞ | ɚ ɝ | Rhotik |
Catatan
Subdiakritik (diakritik biasanya diletakkan dibawah huruf) mungkin saja diletakkan diatas huruf untuk menghindari konflik dengan diakritik penurun, juga di dalam diakritik nirsuara ⟨ŋ̊⟩.[47] Diakritik penaik dan penurun bentuk punya spasi opsional ⟨˔⟩, ⟨˕⟩.
Kedudukan glotis dapat ditranskripsikan dengan diakritik. Sebuah runtutan fonasi letupan rongga-gigi menyebar dari glotis terbuka sampai glotis tertutup adalah sebagai berikut:
glotis terbuka | [t] | Nirsuara |
---|---|---|
[d̤] | Suara hembusan | |
[d̥] | Suara kendur | |
Titik "manis" | [d] | suara modal |
[d̬] | Suara ketat | |
[d̰] | Suara berderit | |
Glotis tertutup | [ʔ͡t] | Penutupan glotis |
Diakritik tambahan disediakan oleh Ekstensi IPA untuk fatologi ucap.
Simbol ini mendeskripsikan fitur untuk bahasa yang memiliki fitur diatas tingkat konsonan dan vokal individu dalam silabel, katau atau frasa. Ini termasuk juga prosodi, pola titik nada, panjang, tekanan, intensitas, nada dan kembaran dari suara dari sebuah bahasa, juga ritme dan intonasi dari pengucapan.[49] Lingatur tertentu dari huruf dan diakritik nada telah disediakan oleh konvensi Kiel dan digunakan di buku panduan IPA, walaupun tidak dapat ditemui di ringkasan bagan satu halaman alfabet IPA.
Dalam belum dibuat, kita dapat melihat bagaimana huruf pembawa mungkin dat digunakan untuk menentukan fitur surrasegmental seperti pembibiran, maupun penyengauan. Beberapa sumber mungkin menuliskan huruf pembawa sebagai sufiks [kʰuˣt̪s̟]ʷ maupun prefiks [ʷkʰuˣt̪s̟],[50] atau menempatkan spasi, seperti ⟨˔⟩ didepan sebuah kata untuk mengindikasi kualitas yang dipakai seluruh kata.[51]
Panjang, tekanan, dan ritme | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
ˈke | tekanan primer (muncul sebelum silabel tertekan) |
ˌke | Tekanan sekunder (muncul sebelum silabel tertekan) | ||||
eː kː | Panjang (vokal panjang atau konsonan kembar) |
eˑ | Setengah panjang | ||||
ə̆ ɢ̆ | Ekstra-pendek | ||||||
ek.ste eks.te | Pemenggalan silabel (batas internal) |
es‿e | Penyelarasan (batas internal lebih kecil sebuah kata fonologi) | ||||
Intonasi | |||||||
| | Minor atau pemenggalan kaki | ‖ | Mayor atau pemenggalan intonasi | ||||
↗︎ [52] | Pendakian global | ↘︎ [52] | Penurunan global |
Diakritik pola titik nada dan huruf nada Chao | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
ŋ̋ e̋ | Ekstra tinggi | ˥e, ꜒e, e˥, e꜒, ˉe | Tinggi | ꜛke | Lebih naik | ||
ŋ́ é | Tinggi | ˦e, ꜓e, e˦, e꜓ | Setengah tinggi | ŋ̌ ě ˩˥e e˩˥ ˊe | Naik | ||
ŋ̄ ē | Tengah | ˧e, ꜔e, e˧, e꜔, ˗e | Tengah | ||||
ŋ̀ è | Rendah | ˨e, ꜕e, e˨, e꜕ | Setengah rendah | ŋ̂ ê ˥˩e e˥˩ ˋe | Turun | ||
ŋ̏ ȅ | Ekstra rendah | ˩e, ꜖e, e˩, e꜖, ˍe | Rendah | ꜜke | Lebih turun |
Secara resmi, simbol penekanan ⟨ˈ ˌ⟩ muncul sebelum silabel tertekan, dan dapat menandai batasan antar silabel dan silabel tertekan secara bersamaan (walaupun batasan silabel mungkin masih ditandai dengan tanda periode).[53] secara langsung, tanda penekanan diletakkan langsung sebelum inti silabel, setelah onset konsonan manapun tentunya. [54] Dalam beberapa transkripsi, tanda penekanan tidak melambangkan batas silabel. Penekanan primer mungkin saja dilambangkan ganda ⟨ˈˈ⟩ untuk penekanan lebih (seperti penekanan prosodik). Penekanan sekunder bahkan dapat ditampilkan ganda ⟨ˌˌ⟩ untuk penekanan sangat lemah, tetapi sistem ini belum diadopsi oleh IPA.[53] Beberapa kamus mungkin menempatkan dua penekanan secara bersama sebelum silabel, ⟨¦⟩, untuk mengindikasikan entah penekanan primer, maupun sekunder dalam pengucapan yang terdengar, walaupun ini bukan metode penggunaan IPA.[55]
Terdapat tiga tanda batas silabel, yakni: ⟨.⟩ untuk pembatas silabel total, atau jeda, ⟨|⟩ untuk jeda prosodik minor, dan ⟨‖⟩ untuk jeda prosodik Mayor. Sebutan 'minor' dan 'mayor' memang merupakan disambiguasi yang disengaja. Karena pada kasus tertentu, 'minor' dapat bervariasi dari jeda ke jeda prosodi kaki dalam daftar intonasi ke batas unit prosodik berkelajutan (setara dengan koma), dan 'mayor' biasanya digunakan untuk melambangkan jeda intonasi, mungkin digunakan untuk batas unit prosodik akhir (setara dengan titik). 'Mayor' mungkin saja digandakan, ⟨‖‖⟩, untuk jeda lebih "kuat".[catatan 5]
Meskipun bukan bagian dari IPA, tanda pembatas tambahan berikut biasanya digunakan di konjungsi dalam IPA: ⟨μ⟩ untuk mora atau pembatas mora, ⟨σ⟩ untuk pembatas silabel, ⟨+⟩ untuk pembatas morfen, ⟨#⟩ untuk pembatas kata (mungkin dituliskan ganda, ⟨##⟩, contoh, pembatas grup hembusan),[57] ⟨$⟩ untuk frasa atau pembatas semi-lanjutan, dan ⟨%⟩ untuk pembatas prosodik. Contoh, C# adalah konsonan terakhir kata, %V adalah vokal paska jeda, dan T% adalah nada IU akhiran.
⟨ꜛ ꜜ⟩ digunakan dalam buku panduan IPA sebagai nada naik dan turun, yang diambil dari konsep penadaan bahasa. Namun, 'penaikan nada' dapat juga digunakan untuk reset pola nada, dan ilustrasi buku panduan IPA bahasa Portugis menggunakan sistem ini untuk prosodi bahasa non-tonal (nada).
Pola nada fonetik dan nada fonemik mungkin dapat diketahui dari diakritik yang digunakan di inti silabel (contoh, pola nada tinggi ⟨é⟩) atau dengan huruf nada Chao yang diletakkan entah sebelum maupun sesudah kata atau silabel. Ada tiga varian grafis untuk huruf nada: dengan dan tanpa stave (diakritik pengkondisian), dan menghadap kanan atau kiri dari diakritik pengkondisian. Diakritik pengkondisian pertama kali diperkenalkan dengan konvensi Kiel tahun 1989, dan digunakan sebagai pilihan untuk meletakkan huruf pengkondisian. Ada 6 cara untuk mendeskripsikan pola nada ataupun nada dalam IPA, yakni: ⟨é⟩, ⟨˦e⟩, ⟨e˦⟩, ⟨꜓e⟩, ⟨e꜓⟩ dan ⟨¯e⟩ untuk pola titik nada dan nada yang tinggi.[53][58][59] Dari huruf-huruf nada, hanya huruf pengkondisian yang menghadap ke kiri dan beberapa kombinasi representatif yang ditampilkan di ringkasan bagan IPA, dan dalam praktek penggunaannya, saat ini lebih sering untuk huruf nada terjadi setelah silabel maupun kata daripada sebelumnya, seperti yang ada didalam tradisi Chao. Peletakan sebelum kata adalah pembawaan dari sistem konvensi IPA pra-Kiel, dan masih menandai penaikan maupun penurunan nada. IPA menetapkan penggunaan titik nada berdasarkan tradisi Chao yang menggunakan huruf nada yang menghadap kiri, ⟨˥ ˦ ˧ ˨ ˩⟩, untuk nada dalam (nyata), dan huruf nada menghadap kanan, ⟨꜒ ꜓ ꜔ ꜕ ꜖⟩, untuk nada permukaan (semu), yang terjadi di tonasi sandhi, dan intonasi dari bahasa non-tonal.[60] Dalam ilustrasi buku panduan bahasa Portugis tahun 1999, huruf nada ditempatkan sebelum kata atau silabel untuk mengindikasikan pola titik nada prosodik (setara dengan [↗︎] pendakian global dan [↘︎] penurunn global, tetapi dapat menunjukkan presisi lebih), dan dalam ilustrasi Cina Kanton, huruf nada diletakkan setelah kata/silabel untuk mengindikasikan nada leksikal. Secara teori, pola nada prosodik dan nada leksikal dapat secara terus-menerus dalam suatu teks, walaupun ini bukan bentuk formal.
Pola nada naik dan turun, sebagai mana dalam kontur nada diindikasikan dengan menggabungkan diakritik pola nada dan huruf didalam tabel, seperti grave plus akut untuk naik [ě] adan akut plus grave untuk turun [ê]. Hanya 6 kombinasi yang dapat dilambangkan, dan hanya digunakan untuk 3 tingkat (tinggi, tengah, rendah), meskipun diakritik sebenar dapat melambangkan 5 tingkat nada.
Huruf nada Chao disisi lain dapat dikombinasikan dengan pola manapun, bahkan bisa digunakan untuk kontur nada yang kompleks dan pembeda yang sangat jelas daripada yang bisa dilambangkan oleh diakritik, seperti penaikan tengah, [e˨˦], penurunan ekstra tinggi [e˥˦], dsb. Ada 20 kemungkinan untuk diakritik ini. Namun, dalam proposal original dari Chao yang diadopsi oleh IPA pada tahun 1989, setengah tinggi dan setengah rendah ⟨˦ ˨⟩ mungkin dapat dikombinasikan satu sama lain, tapi tidak dengan tonasi tiga tingkat lainnya, untuk tidak menciptakan disambiguasi, dan memudarkan akurasi diakritik. Dengan penyelarasan ini, terdapat 8 kemungkinan diakritik.[61]
Huruf nada lama dengan tanpa diakritik pengkondisian lebih sempit penggunaannya daripada dengan diakritik pengkondisian. Secara resmi, mereka mungkin dapat menampilkan sebanyak mungkin pembeda antar huruf dengan pengkondisian,[62] tapi secara tipikal hanya 3 tingkat yang dibedakan. Unikode daspt mendukung pengkodean normal, titik nada tinggi ⟨ˉ ˊ ˋ ˆ ˇ ˜ ˙⟩ dan titik nada rendah ⟨ˍ ˏ ˎ ꞈ ˬ ˷⟩.
Meskipun diakritik nada dan huruf direpresentasikan setara dalam bahan, "this was done only to simplify the layout of the chart. The two sets of symbols are not comparable in this way." bahasa Indonesia: "Ini dilakukan hanya untuk menyederhanakan layout bagan. Set dua simbol tak dapat di bandingkan dalam cara ini" [63] Menggunakan diakritik, nada tinggi adalah ⟨é⟩ dan nada rendah adalah ⟨è⟩. Di huruf nada, huruf ini adalah ⟨e˥⟩ dan ⟨e˩⟩. Dapat digandakan untuk kegunakan ekstra tinggi ⟨e̋⟩ dan extra rendah ⟨ȅ⟩. Tidak ada penggunaan paralel. Sebaliknya, huruf nada memiliki tengah-tinggi ⟨e˦⟩ dan tengah-rendah ⟨e˨⟩. Lagi, tak ada tingkat setara antar diakritik.
Korespondensi akan sulit ketika penggabungan dilakukan. Untuk tonasi yang lebih kompleks dapat mengkombinasikan tiga sampai empat nada,[53] walaupun ini hanya percobaan saja, seperti memuncak (naik-turun) e᷈ dan celup (turun-naik) e᷉. Huruf nada Chao diperlukan untuk detail yang lebih akurat (e˧˥˧, e˩˨˩, e˦˩˧, e˨˩˦, dsb.). Walaupun hanya 10 nada memuncak dan celup yang diajukan oleh Chao.
Penanda | Tingkat | Naik | Turun | Memuncak | Celup |
---|---|---|---|---|---|
e˩ | e˩˩ | e˩˧ | e˧˩ | e˩˧˩ | e˧˩˧ |
e˨ | e˨˨ | e˨˦ | e˦˨ | e˨˦˨ | e˦˨˦ |
e˧ | e˧˧ | e˧˥ | e˥˧ | e˧˥˧ | e˥˧˥ |
e˦ | e˦˦ | e˧˥˩ | e˧˩˥ | ||
e˥ | e˥˥ | e˩˥ | e˥˩ | e˩˥˧ | e˥˩˧ |
Dan kontur kompleks lainnya yang mungkin ditunjukan. Chao memberikan contoh [꜔꜒꜖꜔] (tengah-tinggi-rendah-tengah).[61]
Diakritik IPA mungkin saja digandakan untuk menunjukkan derajat suara lebih dari fitur yang dipakai.[65] Sistem seperti ini adalah sebuah proses produktif, tetapi diakritik ekstra tinggi dan ekstra rendah ⟨ə̋, ə̏⟩ tidak temasuk dalam sistem ini karena ditandai sebagai nada tinggi dan rendah yang digandakan, dan jeda prosodik mayor ⟨‖⟩ ditandai sebagai jeda prosodik minor ganda ⟨|⟩, Sistem ini tidak secara spesifik diperbarui oleh IPA.
Contoh, tanda penekanan mungkin saja digandakan untik mengindikasikan derajat ekstra dari penekanan itu sendiri, seperti penekanan prosodik dalam beberapa bahasa.[66] Contoh lainnya dalam bahasa Prancis, dengan satu tanda penekanan untuk penekanan prosodik normal di setiap akhir unit prosodik (ditandai dengan jeda prosodik minor), dan tanda penekanan ganda untuk penekanan kontras:
[ˈˈɑ̃ːˈtre | məˈsjø ‖ ˈˈvwala maˈdam ‖] Entrez monsieur, voilà madame.[67] Hampir serupa, tanda penekanan sekunder ganda ⟨ˌˌ⟩ biasanya digunakan untuk penekanan tersier (sangat lemah).[68]
Panjang dari sebuah suara diperpanjang dengan mengulang simbol pemanjang, seperti dalam hushhh! [huʃːːː] dalam bahasa Indonesia, atau untuk segmen "overlong" dalam Fonologi Estonia:
(Normalnya penambahan derajat dari panjang ditunjukkan oleh diakritik ekstra pendek maupun ekstra panjang, namun kata kedua pertama dianalisa sebagai pendek dan panjang, dan membutuhkan panjang berbeda untuk kata terakhir.)
Biasanya diakritik lain juga digandakan, yaitu:
Huruf superskrip IPA dapat digunakan untuk mengindikasikan artikulasi kedua, pelepasan fonem dan transisi lain, bayangan dari suara, dan suara yang tidak diartikulasikan seutuhnya. Pada tahun 2020, Asosiasi Fonetik Internasional membuat pengkodean karakter untuk huruf superskrip IPA dalam proposal komisi Unicode untuk cangkupan yang lebih besar dari alfabet IPA. Dalam proposal ini, semua huruf IPA (kecuali huruf nada) dimasukkan dalam pengajuan pengkodean karakter superskrip yang belum didukung oleh pengkodean komputer Unicode, termasuk huruf tarik-belakang yang implisit ⟨ꞎ 𝼅 𝼈 ᶑ 𝼊⟩, dua penanda panjang ⟨ː ˑ⟩, dan ligatur konsonan gesek gaya lama.[34][74] Pengajuan lain yang dilakukan oleh Perhimpunan Fonetik Klinikal dan Linguistik Internasional untuk mengembangkan ekspansi dari cangkupan superskrip untuk huruf-huruf frikatif dalam extIPA, terutama untuk pelepasan frikatif dari konsonan.[75] Unicode meletakkan pengkodean superskrip baru ("modifier") dalam blok Ekstensi Latin-F baru.
Pengkodean karakter Unicode untuk superskrip ("modifier") IPA dan extIPA adalah sebagai berikut:
Dwibibir | Lidah-gigi Bibir-gigi |
Gigi | Rongga-gigi | Paska rongga-gigi | Tarik-belakang | Langit-langit | Langit-langit belakang | Tekak | Faringeal | Celah-suara | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | m ᵐ 1D50 |
ɱ ᶬ 1DAC |
n ⁿ 207F |
ɳ ᶯ 1DAF |
ɲ ᶮ 1DAE |
ŋ ᵑ 1D51 |
ɴ ᶰ 1DB0 |
|||||||||||||||
Letup/Hentian | p ᵖ 1D56 |
b ᵇ 1D47 |
t ᵗ 1D57 |
d ᵈ 1D48 |
ʈ 𐞯 107AF |
ɖ 𐞋 1078B |
c ᶜ 1D9C |
ɟ ᶡ 1DA1 |
k ᵏ 1D4F |
ɡ ᶢ 1DA2 [catatan 6] |
q 𐞥 107A5 |
ɢ 𐞒 10792 |
ʡ 𐞳 107B3 |
ʔ ˀ 2C0 | ||||||||
Gesek/Afrikat | ʦ 𐞬 107AC |
ʣ 𐞇 10787 |
ʧ 𐞮 107AE (ʨ 𐞫) 107AB |
ʤ 𐞊 1078A (ʥ 𐞉) 10789 |
ꭧ 𐞭 107AD |
ꭦ 𐞈 10788 |
||||||||||||||||
Geser/Frikatif | ɸ ᶲ 1DB2 |
β ᵝ 1D5D |
f ᶠ 1DA0 |
v ᵛ 1D5B |
θ ᶿ 1DBF |
ð ᶞ 1D9E |
s ˢ 2E2 |
z ᶻ 1DBB |
ʃ ᶴ 1DB4 (ɕ ᶝ) 1D9D |
ʒ ᶾ 1DBE (ʑ ᶽ) 1DBD |
ʂ ᶳ 1DB3 |
ʐ ᶼ 1DBC |
ç ᶜ̧ [catatan 7] |
ʝ ᶨ 1DA8 |
x ˣ 2E3 (ɧ 𐞗) 10797 |
ɣ ˠ 2E0 |
χ ᵡ 1D61 |
ʁ ʶ 2B6 |
ħ 𐞕 10795 (ʩ 𐞐) 10790 |
ʕ ˤ, ˁ 2E4, 2C1 [catatan 8] |
h ʰ 2B0 |
ɦ ʱ 2B1 |
Hampiran | ʋ ᶹ 1DB9 |
ɹ ʴ 2B4 |
ɻ ʵ 2B5 |
j ʲ 2B2 (ɥ ᶣ) 1DA3 |
(ʍ ꭩ) AB69 | ɰ ᶭ 1DAD (w ʷ) 2B7 |
||||||||||||||||
Kepakan | ⱱ 𐞰 107B0 |
ɾ 𐞩 107A9 |
ɽ 𐞨 107A8 |
|||||||||||||||||||
Getar | ʙ 𐞄 10784 |
r ʳ 2B3 |
ʀ 𐞪 107AA |
ʜ 𐞖 10796 |
ʢ 𐞴 107B4 |
|||||||||||||||||
Geseran sisi | ɬ 𐞛 1079B (ʪ 𐞙) 10799 |
ɮ 𐞞 1079E (ʫ 𐞚) 1079A |
ꞎ 𐞝 1079D |
𝼅 𐞟 1079F |
𝼆 𐞡 107A1 |
𝼄 𐞜 1079C |
||||||||||||||||
Hampiran sisi | l ˡ 2E1 (ɫ ꭞ) AB5E [catatan 9] |
ɭ ᶩ 1DA9 |
ʎ 𐞠 107A0 |
ʟ ᶫ 1DAB |
||||||||||||||||||
Kepakan sisi | ɺ 𐞦 107A6 |
𝼈 𐞧 107A7 |
||||||||||||||||||||
Letup-balik | ɓ 𐞅 10785 |
ɗ 𐞌 1078C |
ᶑ 𐞍 1078D |
ʄ 𐞘 10798 |
ɠ 𐞓 10793 |
ʛ 𐞔 10794 |
||||||||||||||||
Pelepasan decak | ʘ 𐞵 107B5 |
ǀ 𐞶 107B6 |
ǃ ꜝ A71D[catatan 10] |
𝼊 𐞹 107B9 |
ǂ 𐞸 107B8 |
|||||||||||||||||
Pelepasan decak sisi |
ǁ 𐞷 107B7 |
Diakritik jeda digunakan untuk konsonan sembur, U+2BC dapat digunakan dengan huruf superskrip untuk melambangkan konsonan sembur walaupun simbol bukanlah superskrip (⟨ᵖʼ ᵗʼ ᶜʼ ᵏˣʼ⟩). Jika pembedaan perlu untuk dilakukan, maka penggabungan tanda petik U+315 dapat digunakan (⟨ᵖ̕ ᵗ̕ ᶜ̕ ᵏˣ̕⟩). Diakritik jeda haruslah digunakan untuk huruf dasis dengan pelepasan superskrip, seperti [tˢʼ] atau [kˣʼ], dimana cangkupan tanda petik mencangkup huruf non-superskrip, namun tanda petik penggabung U+315 juga dapat digunakan untuk mengindikasikan konsonan sembur yang diartikulasikan secara lemah, dimana konsonan sembur secara sepenuhnya ditulis sebagai superskrip, atau dengan U+2BC saat tanda petik memiliki cangkupan terhadap huruf dasar dan huruf modifikasi (superskrip), seperti dalam ⟨pʼᵏˣ̕⟩.[74]
Depan | Madya | Belakang | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
Tertutup | i ⁱ 2071 |
y ʸ 2B8 |
ɨ ᶤ 1DA4 |
ʉ ᶶ 1DB6 |
ɯ ᵚ 1D5A |
u ᵘ 1D58 |
Hampir tertutup | ɪ ᶦ 1DA6 |
ʏ 𐞲 107B2 |
ʊ ᶷ 1DB7 | |||
Setengah tertutup | e ᵉ 1D49 |
ø 𐞢 107A2 |
ɘ 𐞎 1078E |
ɵ ᶱ 1DB1 |
ɤ 𐞑 10791 |
o ᵒ 1D52 |
Tengah | ə ᵊ 1D4A |
|||||
Setengah terbuka | ɛ ᵋ 1D4B |
œ ꟹ A7F9 |
ɜ ᶟ 1D9F [catatan 11] |
ɞ 𐞏 1078F |
ʌ ᶺ 1DBA |
ɔ ᵓ 1D53 |
Hampir terbuka | æ 𐞃 10783 [catatan 12] |
ɶ 𐞣 107A3 |
ɐ ᵄ 1D44 |
ɑ ᵅ 1D45 |
ɒ ᶛ 1D9B | |
Terbuka | a ᵃ 1D43 |
Penambahan alternatif superskrip lama untuk huruf vokal hampir tertutup ⟨ɩ⟩ dan ⟨ɷ⟩ didukung secara pengkodean di blok kode U+1DA5 ⟨ᶥ⟩ dan U+107A4 ⟨𐞤⟩. Huruf para-IPA untuk vokal madya direduksi, ⟨ᵻ⟩, didukung pada blok U+1DA7 ⟨ᶧ⟩, tetapi varian bulatnya, ⟨ᵿ⟩, tidak didukung secara komputis oleh Unicode.
Vokal rhotik prakomposit (⟨ɚ ɝ⟩) tidak didukung secara pengkodean untuk varian superskripnya, sebagai subtitusi, vokal digabung dengan diakritik rhotik untuk menunjukkan vokal rhotik (⟨ᵊ˞ ᶟ˞⟩), dan subtitusi ini juga digunakan untuk vokal rhotik lain.[34]
Panjang | Setengah-panjang |
---|---|
ː 𐞁 10781 |
ˑ 𐞂 10782 |
Tanda panjang huruf dalam superskrip dapat digunakan untuk beberapa hal, sebagai contoh, untuk mengindikasikan panjang dari aspirasi konsonan ([pʰ tʰ𐞂 kʰ𐞁]). Pilihan lain untuk penggunaan aspirasi panjang adalah dengan menggandakan diakritik aspirasi (⟨kʰʰ⟩).[34]
Superskrip dapat dimodifikasi lagi dengan diakritik penggabung seperti layaknya huruf dasar. Sebagai contoh, superskrip sengauan gigi (⟨ⁿ̪d̪⟩), superskrip sengauan langit-langit belakang (⟨ᵑ̊ǂ⟩), pra nasalisasi dan langit-langit belakang bibir (⟨ᵑ͡ᵐɡ͡b⟩). Walaupun diakritik dari huruf superskrip sedikit besar yang dimodifikasi, superskrip komposit c-cedilla dan vokal rhotik dapat digunakan sebagai subtitusi (⟨ᵓ̃⟩).
Namun, diakritik jeda seperti ⟨tʲ⟩, tidak dapat ditulis sebagai superskrip kedua (⟨ᵗʲ⟩).[catatan 13]
Sebagian dari superskrip untuk huruf wildcards didukung secara pengkodean komputer, sebagai contoh: ᴺC (konsonan pra-sengauan), ꟲN (sengauan pra-henti), Pꟳ (pelepasan frikatif), CVNᵀ (suku kata dengan nada sebagian), Vᴳ (glida/diftong), Cᴸ dan Cᴿ (likuida atau sisian dan pelepasan rhotik ataupun resonan), NᴾF (letupan epentik), Cⱽ (vokal mengambang). Namun, superskrip S dan Ʞ untuk pelepasan desis dan suara mengambang/decak epentik belum didukung per Unicode 14.
Sejumlah huruf dan diakritik IPA telah usang atau digantikan oleh simbol lain seiring perkembangan IPA. Simbol usang ini juga termasuk simbol duplikat, simbol yang diganti karena preferensi pengguna, dan simbol kesatuan yang ditampilkan dalam bentuk diakritik ataupun digraf untuk memperkecil kotak fonem IPA. Simbol yang ditolak oleh IPA dianggap sebagai simbol usang, walaupun beberapa dari simbol ini masih dapat ditemukan di beberapa literatur.
IPA sebelumnya memiliki beberapa pasang simbol duplikat dari proposal alternatif. Sebagai contoh, huruf vokal ⟨ɷ⟩, ditolak sebagai alternatif dari ⟨ʊ⟩. Konsonan gesek sebelumnya pernah dijadikan ligatur, seperti ⟨ʦ ʣ, ʧ ʤ, ʨ ʥ, ꭧ ꭦ⟩ (dan lainnya yang tidak didukung Unicode). Huruf-huruf ini telah ditetapkan secara resmi sebagai huruf yang usang, tetapi masih digunakan. Kebanyakan dari huruf-huruf yang digunakan untuk kombinasi spesifik dari artikulasi primer dan sekunder telah usang dengan alasan bahwa fitur seperti ini seharusnya diindikasikan dengan tie bar ataupun diakritik, sebagai contoh, ⟨ƍ⟩ untuk [zʷ]. Dalam perkembangannya, huruf-huruf letup-balik nirsuara yang merupakan tipe konsonan langka dihilangkan dan digantikan oleh diakritik nirsuara (⟨ɓ̥ ɗ̥ ʄ̊ ɠ̊ ʛ̥⟩).[76] Set awal dari huruf decak (⟨ʇ, ʗ, ʖ, ʞ⟩), juga telah dinyatakan usang dan digantikan oleh huruf pipa ⟨ǀ, ǃ, ǁ, ǂ⟩. Penggunaan huruf decak awal terkadang digunakan untuk suatu alasan, seperti permasalahan penggunaan huruf decak ([ ] atau / /), kemiripan huruf ⟨l⟩ dengan prosodi ⟨|, ‖⟩. (Untuk alasan ini, beberapa publikasi tidak memasukan tanda kurung IPA)[77]
Huruf individual non-IPA biasanya dapat ditemukan dalam beberapa publikasi. Penggunaan seperti ini biasanya terjadi pada:
Sebagai tambahan, biasanya ad hoc dapat digunakan sebagai subtitusi mesin tik, huruf kapital standar juga dapat digunakan ketika dukungan IPA tidak tersedia, contoh A untuk ⟨ɑ⟩, B untuk ⟨β⟩ atau ⟨ɓ⟩, D untuk ⟨ð⟩, ⟨ɗ⟩ atau ⟨ɖ⟩, E untuk ⟨ɛ⟩, F atau P untuk ⟨ɸ⟩, G ⟨ɣ⟩, I ⟨ɪ⟩, L ⟨ɬ⟩, N ⟨ŋ⟩, O ⟨ɔ⟩, S ⟨ʃ⟩, T ⟨θ⟩ atau ⟨ʈ⟩, U ⟨ʊ⟩, V ⟨ʋ⟩, X ⟨χ⟩, Z ⟨ʒ⟩, juga @ untuk ⟨ə⟩ dan 7 atau ? untuk ⟨ʔ⟩. (Lihat juga notasi subtitusi SAMPA dan X-SAMPA.)
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bagian yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil. |
Simbol IPA biasanya dibedakan dari suara yang dipresentasikan oleh simbol tersebut, karena tidak ada koresponden huruf satu dengan yang lainnya dan suara dalam transkripsi papan, membuat nama deskriptif berdasarkan artikulasi seperti "vokal bulat madya depan" atau "hentian langit-langit belakang bersuara" menjadi kurang tepat. Buku Panduan Perhimpunan Fonetik Internasional menyatakan bahwa tidak ada nama resmi yang tersedia ataupun ada untuk simbol-simbol IPA, juga beberapa dari simbol memiliki nama lain yang sering digunakan dan diakui keberadaan oleh IPA, namun ini tidaklah resmi.[80] Simbol-simbol biasanya memiliki nama lain pada standar Unicode yang berlainan dengan Buku Panduan IPA, sebagai contoh, ɛ dipanggil sebagai "epsilon" pada Buku Panduan, tetapi disebut sebagai "small letter open e" di Unicode
Nama tradisional dari huruf Latin dan Yunani biasanya digunakan untuk huruf yang tidak dimodifikasi.[catatan 14] Huruf yang tidak secara langsung diambil dari alfabet ini, seperti [ʕ], mungkin dapat mempunyai beberapa nama, berdasarkan penampilan visual simbol, atah suara yang ditunjukkan oleh huruf tersebut.
Untuk diakritik, terdapat dua metode penamaan. Untuk diakritik tradisional, IPA menamakan diakritik ini sebagai nama yang telah dikenal, seperti contoh, é disebut sebagai e-akut. Diakritik non tradisional biasanya dinamakan sebagai simbol yang mirip dengan bentuknya, sebagai contoh, d̪ disebut sebagai d-bridge.
Geoffrey Pullum dan William Ladusaw membuat sebuah daftar mengenai jenis-jenis nama yang digunalan untuk skmbol-simbkl IPA, baik yang masih digunakan ataupun usang pada Panduan Simbol Fonetik .[81]
Setiap karakter, huruf ataupun diakritik, diberikan angka masing masing untuk menghindari kebingungan dalam pembedaan karakter yang hampir serupa dalam bentuk visual (seperti ɵ dan θ, ɤ dan ɣ, atau ʃ dan ʄ) dalam beberapa situasi sebagai percetakan manuskrip, dan suatu kategori suara diberikan cangkupan nomor masing-masing:[82]
100-184 merupakan konsonan, 301-397 merupakan vokal, 401-433 merupakan diakritik, 501-509 merupakan suprasegmentals dan 510-533 merupakan penanda tonasi/nada.
Bilabial Dwibibir |
Labiodental Bibgi. |
Alveolar Ronggi. |
Retroflex Tarbel. |
Palatal Lang. |
Velar Langbel. |
Uvular Tekak |
Pharyngeal Faringeal |
Glottal Celsu. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Letup | 101 102 | 103 104 | 105 106 | 107 108 | 109 110 | 111 112 | 113 | ||
Sengau | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | ||
Getar | 121 | 122 | 123 | ||||||
Kepakan | 184 | 124 | 125 | ||||||
Frikatif | 126 127 | 128 129 | 130-135 | 136 137 | 138 139 | 140 141 | 142 143 | 144 145 | 146 147 |
Frikatif sisi | 148 149 | ||||||||
Hampiran | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | ||||
Hampiran sisi | 155 | 156 | 157 | 158 |
Konsonan (non-pulmonis) | |||
---|---|---|---|
Sembur bersuara | Decakan | ||
160 | Dwibibir | 176 | Dwibibir |
162 | Gigi/Rongga-gigi | 177 | Gigi |
164 | Langit-langit | 178 | (Paska) rongga-gigi |
166 | Lang. belakang | 179 | Ronggi.-lang. |
168 | Tekak | 180 | Rongga-gigi sisi |
Simbol lain | |||
169 | Konsonan frikatif langit-langit belakang terbibirkan nirusara | 181 | Konsonan kepakan rongga-gigi sisi bersuara |
170 | Konsonan hampiran langit-langit bersuara terbibirkan bersuara | 182 | Konsonan frikatif rongga-gigi langit-langit |
171 | Konsonan hampiran langit-langit terbibirkan bersuara | 183 | |
172 | Konsonan frikatif celah-suara nirsuara | 184 | Kepakan bibir-gigi |
173 | Letupan epiglotis | (509)
433 |
Gesekan dan konsonan artikulasi ganda
dapat direpresentasikan dengan dua simbol yang digabung dengan tie bar jika perlu |
174 | Konsonan frikatif epiglotal | ||
175 | 134 dan 140 yang diucapkan bersamaan | ||
209 | Konsonan hampiran rongga-gigi peletakan langit-langit belakang (ɫ) | 327 | Vokal tengah madya terhotikan (ɚ) |
Depan | Madya | belakang | ||||
---|---|---|---|---|---|---|
TT | 301 | 309 | 317 | 318 | 316 | 308 |
319 | 320 | 321 | ||||
STT | 302 | 310 | 397 | 323 | 315 | 307 |
322 | ||||||
STB | 303 | 311 | 326 | 395 | 314 | 306 |
325 | 324 | |||||
TB | 304 | 312 | 305 | 313 |
401 | Sembir | Beberapa diakritik mungkin saja diletakan diatas sebuah simbol dengan diakritik penurun, contoh 119+402B | |||
402A | Nirsuara | 405 | Hembusan bersuara | 408 | Gigi |
403 | Bersuara | 406 | Deritan bersuara | 409 | Apikal |
404 | Teraspirasikan | 407 | Linguolabial | 410 | Laminal |
411 | Lebih bulat | 420 | Terbibirkan | 424 | Penyengauan |
412 | Kurang bulat | 421 | Peletakan langit-langit | 425 | Pelepasan sengau |
413 | Lanjutan | 422 | Peletakan langit-langit belakang | 426 | Lelepasan sisi |
414 | Penarikan | 423 | Faringealisasi | 427 | Pelepasan non suara |
415 | Dipusatkan | 428 | Velarisasi atau Faringealisasi | 433 | Tie bar |
416 | Terpusatkan-madya | 429 | Penaikan | ||
417 | Akar lidah lanjutan | 430 | Penurunan | ||
418 | Penarikan akar lidah | 431 | Silablik | ||
419 | Rhotiksitan | 432 | Non-Silablik |
501 | Penekanan primer | 506 | Pemenggalan suku,kata |
502 | Penekanan sekunder | 507 | Grup (kaki) minor |
503 | Long | 508 | Grup (intonasi) mayor |
504 | Setengah panjang | 509 | Penggabungan (penghilangan jeda) |
505 | Ekstra pendek |
Tingkat | Kontur | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
512 | atau | 519 | Sangat tinggi | 524 | atau | 529 | Naik |
513 | 520 | High | 525 | 530 | Turun | ||
514 | 521 | Mid | 526 | 531 | Penaikan tinggi | ||
515 | 522 | Rendah | 527 | 532 | Penaikan rendah | ||
516 | 523 | Sangat rendah | 528 | 533 | Naik-turun | ||
517 | Penurunan | 510 | Pendakian global | ||||
518 | Penakkan | 511 | Penurunan global |
In some English accents, the phoneme /l/, which is usually spelled as ⟨l⟩ or ⟨ll⟩, is articulated as two distinct allophones: the clear [l] occurs before vowels and the consonant /j/, whereas the dark [ɫ]/[lˠ] occurs before consonants, except /j/, and at the end of words.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.