![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/08/2008-1226-Pasadena-005-FullerTS.jpg/640px-2008-1226-Pasadena-005-FullerTS.jpg&w=640&q=50)
Charles H. Kraft
From Wikipedia, the free encyclopedia
Charles H. Kraft adalah seorang antropolog dan guru besar Fuller Theological Seminary di Pasadena, California di bidang komunikasi antar budaya.[1] Kraft bekerja sebagai sebagai misionaris di Nigeria, pengajar bahasa Afrika dan linguistik di Michigan.[2] Selain itu, Kraft juga menjabat sebagai Wakil Presiden di Senior Fuller Seminary.[2] Salah satu pemikiran Kraft adalah kontekstualisasi yang bersifat kontroversial.[1] Buah pemikiran tersebut ditulis pada tahun 1979, Christianity in Culture: A Study in Dynamic Biblical Theologizing in Cross-Cultural Perspective.[1]
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/08/2008-1226-Pasadena-005-FullerTS.jpg/640px-2008-1226-Pasadena-005-FullerTS.jpg)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Pemikiran Kraft tentang kontekstualisasi berangkat dari keprihatinan terhadap proses komunikasi Ilahi pada manusia, baik penyataan, penafsiran, penerjemahan dan penerapan.[1] Bagi Kraft, kontekstualisasi dapat terjadi bila ada penyesuaian fungsi gereja.[3] Fungsi yang mengacu pada dampak progresif yang dihasilkan seyogianya krygma dalam surat-surat penggembalaan Paulus kepada Titus dan Timotius.[1] Adapun penyesuaian yang diperlukan gereja dalam berbagai kebudayaan yakni syarat-syarat yang memungkinkan untuk disesuaikan; syarat-syarat lama yang mungkin perlu dihapus; syarat-syarat baru yang mungkin perlu ditambahkan; dan prioritas kebutuhan mungkin dapat diubah.[3] Dengan demikian, pemikiran Kraft mengantar gereja memahami masalah metodologis dalam sebuah pandangan dunia.[3] Gereja yang mendasari pertumbuhaan pada realitasnya.[3]