![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/35/Himeji_Castle_The_Keep_Towers.jpg/640px-Himeji_Castle_The_Keep_Towers.jpg&w=640&q=50)
Daftar Pusaka Nasional Jepang (puri)
artikel daftar Wikimedia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Zaman Sengoku di Jepang dari pertengahan abad ke-15 sampai awal abad ke-17 adalah masa konflik militer yang hampir berkelanjutan. Para kepala militer berkuasa yang dikenal sebagai daimyo, seperti Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi atau Tokugawa Ieyasu, berjuang untuk menyatukan Jepang.[2] Pada zaman Sengoku, karena terjadinya perang, sejumlah besar benteng dan istana dibangun. Konstruksi istana Jepang khas merupakan produk dari zaman Momoyama dan awal zaman Edo.[2]
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/35/Himeji_Castle_The_Keep_Towers.jpg/640px-Himeji_Castle_The_Keep_Towers.jpg)
Sebuah era baru dari pembangunan istana dimulai saat daimyo Nobunaga membangun Istana Azuchi dari 1576 sampai 1579.[3] Benteng-benteng pada masa sebelumnya dari zaman Kamakura dan zaman Muromachi menjadi struktur berskala besar; namun, Azuchi dengan ornamentasi yang kaya dan setinggi tujuh lantai, menjadi prototipe untuk pembangunan istana pada masa itu.[4][5] Gaya Istana Azuchi menandai peralihan fungsi istana dari tempat yang dijadikan benteng dan garisun militer menjadi pusat politik, kebudayaan dan ekonomi. Istana-istana bergaya terbaru digunakan sebagai tempat tinggal daimyo, keluarganya, dan sebagian besar bawahan setianya. Karena bangunan tersebut berstruktur mewah, istana-istana bergaya Azuchi juga dikenal dijadikan kekuatan dan prestise dari daimyo.[2][6] Istana-istana baru tersebut dibangun dengan kayu dan perekat di atas fondasi batu. Umumnya bagian utama atau tenshu berada di bagian tertinggi, dikelilingi oleh serangkaian benteng yang saling terhubung dengan tembok, menara kecil dan jalan.[7] Bangunan-bangunan kediaman terletak di salah satu lingkar luarnya. Daimyo menjalankan usahanya di istana tersebut.[8]
Sekitar 100 istana besar dibangun antara 1596 dan 1615.[5] Puncak pembangunan istana terjadi pada tahun 1600 sampai 1615: pada 1600, Tokugawa Ieyasu mengalahkan klan Toyotomi dalam Pertempuran Sekigahara; dan pada 1615, pasukan Toyotomi akhirnya dihancurkan dalam Pengepungan Osaka.[2][9] Keshogunan Tokugawa kemudian membatasi jumlah istana menjadi satu per provinsi; dan melarang pembangunan istana-istana baru secara keseluruhan pada 1620.[2][9] Pada masa Restorasi Meiji pada akhir abad ke-19, istana-istana yang berada dalam pegangan negara tak dipakai dan ditinggalkan. Dipandang sebagai simbolik dari elit berkuasa pada era-era sebelumnya, beberapa istana dibongkar dan dijual sebagai kayu bakar. Yang lainnya dihancurkan oleh kebakaran, gempa bumi atau topan. Hanya dua belas kastel yang memiliki sebuah donjon yang dianggap "asli".[4]
Istilah "Pusaka Nasional" telah dipakai di Jepang untuk menandai properti-properti kebudayaan sejak tahun 1897.[10] Pengartian dan kriteria berubah sejak pembentukan istilah tersebut. Struktur-struktur istana tersebut mengikuti pengartian saat ininya, dan diangkat menjadi pusaka nasional saat Hukum Perlindungan Properti Kebudayaan diberlakukan pada 9 Juni 1951. Bahan-bahannya dipilih oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan pada "nilai artistik atau sejarah tinggi secara khusus" mereka.[11][12] Daftar ini menghadirkan sembilan entri dari Pusaka Nasional dari lima istana yang dibangun pada akhir zaman Momoyama sampai awal zaman Edo; namun, jumlah struktur yang sebenarnya berjumlah lebih karena dalam beberapa kasus, struktur-struktur berganda dikombinasikan untuk membentuk sebuah entri tunggal.[nb 1][nb 2] Struktur-struktur yang didaftarkan meliputi donjon, menara pemantau dan galeri penghubung.[12]