Dara Shikoh
From Wikipedia, the free encyclopedia
Dara Shikoh (Persia: دارا شِکوہ), juga dikenal sebagai Dara Shukoh, (20 Maret 1615 – 30 Agustus 1659[2][3] secara resmi Jalal-ud-din Qadr, Sultan Muhammad Dara Shikoh) adalah putra tertua dan putra mahkota dari kaisar Mughal Shah Jahan.[4] Dara diangkat dengan gelar Pangeran Berperingkat Tinggi (Padshahzada-i-Buzurg Martaba)[5] dan lebih disukai sebagai penerus tahta kekaisaran oleh ayah dan kakak perempuannya, Putri Jahanara Begum. Ia sempat diberi gelar 'Sultan Buland Iqbal' oleh kaisar Shah Jahan. Dalam perang yang terjadi setelah Shah Jahan sakit pada tahun 1657, Dara dikalahkan oleh adiknya Pangeran Muhiuddin (yang kemudian menjadi Kaisar Aurangzeb). Ia dieksekusi mati atas perintah Aurangzeb pada tahun 1659.[6]
Dara Shikoh دارا شُکوہ | |||||
---|---|---|---|---|---|
Shahzada Kekaisaran Mughal Padshahzada-i-Buzurg Martaba | |||||
Kelahiran | (1615-03-20)20 Maret 1615 Ajmer, Rajputana, Kekaisaran Mughal | ||||
Kematian | 30 Agustus 1659(1659-08-30) (umur 44)[1] Delhi, Kekaisaran Mughal | ||||
Pemakaman | |||||
Wangsa | House of Babur | ||||
| |||||
Ayah | Shah Jahan | ||||
Ibu | Mumtaz Mahal | ||||
Pasangan | Nadira Banu Begum
(m. 1633; d. 1659) | ||||
Anak |
| ||||
Agama | Sunni Islam |
Dara Shikoh adalah seorang Muslim tidak ortodoks yang berpandangan liberal, berbeda dengan Aurangzeb yang ortodoks. Dia menulis karyanya, The Confluence of the Two Seas, yang menunjukkan keselarasan filsafat sufi dalam Islam dengan filsafat Vedanta dalam agama Hindu. Ia juga lebih menyukai mempelajari filsafat dan mistisisme dibandingkan terlibat dalam aktivitas militer. Banyak sejarawan menulis bahwa anak benua India pada pertengahan abad ke-17 mempunyai potensi untuk maju dan membuat progress jika Dara Shikoh menang atas Aurangzeb.[7][8][9]