![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/31/GCBerkouwer1.jpg/640px-GCBerkouwer1.jpg&w=640&q=50)
Gerrit Berkouwer
From Wikipedia, the free encyclopedia
Gerrit Cornelis Berkouwer (8 Juni 1903 ā 25 Januari 1996 ) merupakan seorang profesor dogmatika di Vrije Universiteit.[1][2] Setelah belajar pada Universitas Bebas di Amsterdam, ia menjadi pendeta di Gereja Gereformeerd, gereja yang memisahkan diri dari Gereja Hervormd Belanda.[1] Berkouwer menulis suatu seri dari empat belas penyelidikan dogmatis.[1] Salah satu topik penyelidikannya ialah Geloof en Rechtvaardiging atau Faith and Justification (iman dan pembenaran).[1] Kemudian, ia menulis sejumlah karangan tentang Karl Barth, salah satunya ialah De Triomf der Genade in de Theologie van Karl Barth (Kemenangan Anugerah dalam Teologi Karl Barth).[1][2]. Karya utama yang lain dari Berkouwer ialah Conflict met Rome (Konflik dengan Roma) dan Vaticaans Concilie en Nieuwe Theologie (Konsili Vatikan II dan Teologi Baru)[1] Berkouwer menekankan bahwa tujuan para teolog bukan untuk menghasilkan suatu sistem yang logis dan koheren semata-mata, melainkan harus berhubungan dengan Alkitab dan keperluan mimbar.[1]
![Thumb image](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/31/GCBerkouwer1.jpg/640px-GCBerkouwer1.jpg)
![Alkitab dari Swedia, 1541](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Gustav_Vasa_Bible_1541.jpg/150px-Gustav_Vasa_Bible_1541.jpg)
Mengenai Alkitab, Berkouwer meyakini bahwa Alkitab diilhamkan dan sabda Allah serta ini menunjukkan pada misteri bahwa Alkitab diisi dengan kebenaran dan hal-hal yang layak dipercaya.[1] Berkouwer lebih menitikberatkan pandangannya tentang Alkitab pada segi manusiawi.[1] Asal usul ilahi Alkitab tidak meniadakan unsur manusiawinya.[1] Firman Allah tidak diturunkan kepada manusia seperti mukjizat ajaib yang menakjubkan, yang mengelak dari setiap keterlibatan manusia, supaya benar-benar bersifat ilahi, bahkan jika Allah berbicara, suara manusialah yang mendengung di telinga kita.[1]
Sekalipun menekankan kemanusiaan Alkitab, Berkouwer tetap tidak membedakan antara jati diri kata-kata manusia dan sabda Allah.[1] Berkouwer menuturkan bahwa keandalan Alkitab tertulis sebagaimana dalam 2 Timotius 3:16-17: bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang lain dalam kebenaran. Dengan demikian, tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik Ajaran Berkouwer tentang Alkitab dalam bentuk ringkasan terdapat dalam A Unanimous Testimony of Faith (Pengakuan Iman Bersama).