Hipotiroidisme
From Wikipedia, the free encyclopedia
Hipotiroidisme adalah istilah yang mengacu pada simtoma menurunnya sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid.[1]
Hipotiroidisme | |
---|---|
Gejala hipotiroidisme yang tampak pada bayi berusia 6 bulan. | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Endokrinologi |
Pada umumnya, penyebab hipotiroidisme adalah kurangnya asupan gizi berupa iodina atau yodium.[2] Hipotiroidisme transien, dapat terjadi setelah konsumsi iodina dalam jumlah banyak yang menginduksi kelainan enzimatik ringan yang menyebabkan terhambatnya sintesis hormon pada kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai efek Wolff-Chaicoff.
Radang pada kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan hipotiroidisme, seperti pada penyakit Hashimoto tiroiditis. Penyebab lain dapat berupa:
- Radiasi yang digunakan untuk menangani beberapa jenis kanker
- Obat-obatan yang digunakan untuk menangani hipertiroidisme
- Mutasi gen dengan ekspresi berupa tiroperoksidase, sebuah enzim pengikat heme yang terdapat pada membran tirosit.[3]
- Mutasi gen DEHAL1 dengan ekspresi berupa iodotirosina deiodinase, sebuah enzim yang mengambil molekul iodina dari residu senyawa iodotirosina guna keperluan biosintesis hormon oleh kelenjar tiroid.[4]
- Mutasi gen THOX2 dengan ekspresi berupa tiroid oksidase-2.[5]
- Tingginya rasio plasma iodotironina deiodinase, keluarga enzim yang mempercepat lintasan katabolisme hormon tiroid.[6]
- Tingginya rasio plasma selenium, senyawa yang menghambat aktivitas enzim iodotironina deiodinase.[7]
Beberapa gejala umum dari hipertiroidisme adalah kelelahan, kram otot, depresi, kepucatan, gondok, osteoporosis, dan kurang keringat.[8]
Hipotiroidisme dapat menyebabkan komplikasi dengan hipogonadisme, chronic progressive external ophthalmoplegia (CPEO), lemah otot, atrofi, laktikasidemia dan piruvikasidemia, yang diduga disebabkan oleh disfungsi sitokrom.[9] Dari data hasil biopsi pada sel otot, diketahui terjadi 50% defisiensi COX dengan 58% penurunan cyt.aa3 dan 41% penurunan cyt.b.
Pada jantung, penderita hipotiroidisme mengalami penurunan denyut jantung, penurunan daya kontraksi dan fungsi diastolik, penurunan output kardiak dan peningkatan resistansi vaskular sistemik; yang menyebabkan peningkatan tekanan diastolik dan penurunan tekanan sistolik.[10] Oleh karena terjadi peningkatan serum kolesterol, penderita menjadi lebih rentan terhadap aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.