![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/29/Karimov_Ufa.jpg/640px-Karimov_Ufa.jpg&w=640&q=50)
Islam Karimov
From Wikipedia, the free encyclopedia
Islam Abduganiyevich Karimov (bahasa Rusia: Ислам Абдуганиевич Каримов; 30 Januari 1938 – 2 September 2016 ) adalah Presiden Uzbekistan pertama yang menjabat dari tahun 1991 hingga kematiannya pada tahun 2016.
Islam Karimov Islom Karimov | |
---|---|
![]() | |
Presiden Uzbekistan | |
Masa jabatan 1 September 1991 – 2 September 2016 | |
Perdana Menteri |
|
Presiden Republik Sosialis Soviet Uzbekistan | |
Masa jabatan 24 Maret 1990 – 1 September 1991 | |
![]() Pendahulu Jabatan baru Pengganti Jabatan dihapuskan ![]() | |
Sekretaris Pertama Partai Komunis Uzbekistan | |
Masa jabatan 23 Juni 1989 – 29 Desember 1991 | |
![]() Pendahulu Rafiq Nishonov Pengganti Jabatan dihapuskan ![]() | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Islom Abdugʻaniyevich Karimov (1938-01-30)30 Januari 1938 Samarkand, RSS Uzbek, Uni Soviet (sekarang Uzbekistan) |
Meninggal | 2 September 2016(2016-09-02) (umur 78) Tashkent, Uzbekistan |
Makam | Samarkand, Uzbekistan |
Partai politik |
|
Suami/istri | Natalya Petrovna Kuchmi (1964–196?, cerai) Tatyana Karimova (1967–2016, Karimov meninggal) |
Anak |
|
![]() ![]() | |
Karimov lahir di Samarkand dan ia masuk-keluar panti asuhan pada 1941-1945, ia tumbuh dan belajar ekonomi serta teknik. Ia menjadi seorang pejabat Partai Komunis Uni Soviet, menjadi Sekretaris Pertama partai di Uzbekistan pada tahun 1989. Pada 24 Maret 1990 ia menjadi Presiden Republik Sosialis Soviet Uzbek. Karimov menjadi Sekretaris Pertama Partai Komunis Uzbekistan setelah pendahulunya Rafiq Nishonov gagal mengatasi bentrokan antar etnis dan ketidakstabilan di Provinsi Fergana.[1][2]
Ia mendeklarasikan Uzbekistan sebagai negara merdeka pada 31 Agustus 1991 dan kemudian memenangkan pemilihan presiden pertama pada 29 Desember 1991, dengan 86% suara. Kelompok internasional dan partai oposisi mengatakan bahwa terdapat penyimpangan dalam pemilihan umum tersebut,[3] dengan adanya propaganda yang dikelola negara dan penghitungan suara palsu, meskipun begitu, kandidat lawan dan pemimpin Partai Erk, Muhammad Salih, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Pada 29 Agustus 2016 ia dilaporkan berada di perawatan intensif, setelah menderita strok.[4][5][6] Kematiannya secara resmi dikonfirmasi pada 2 September 2016.[7]