Loading AI tools
Konsep imperialis Jepang Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya (kyūjitai: 大東亞共榮圈, shinjitai: 大東亜共栄圏 , Dai-tō-a Kyōeiken), juga dikenal sebagai Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya (terutama dalam konteks pendudukan Jepang di Hindia Belanda), adalah konsep yang diciptakan dan disebarluaskan oleh pemerintah dan militer Kekaisaran Jepang awal zaman Showa yang mewakili keinginan untuk mendirikan "blok negara-negara Asia di bawah pimpinan Jepang dan bebas dari kekuatan negara-negara Barat".[1]
Eksperimen Jepang dengan imperialisme finansial disebut "diplomasi yen" atau "blok yen" yang ditujukan kepada negara-negara koloni Jepang yang resmi maupun semiresmi. Sepanjang periode yang dimulai dengan aneksasi Jepang atas Taiwan tahun 1895 dan tahun 1937 yang ditandai dengan pecahnya Perang Tiongkok-Jepang Kedua, pakar moneter di Tokyo memimpin dan mengoordinasi program reformasi moneter di Taiwan, Korea, Manchuria, dan pulau-pulau dalam penguasaan Jepang di Pasifik. Reformasi moneter tersebut ditujukan untuk membina jaringan hubungan ekonomi dan politik. Usaha-usaha tersebut terhenti bersama setelah konsep Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya gagal total.[2]
Perdana Menteri Fumimaro Konoe mencanangkan konsep Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dalam usaha menciptakan kawasan Asia Timur Raya yang terdiri dari Jepang, Manchukuo, Tiongkok, dan negara-negara di Asia Tenggara yang menurut Kekaisaran Jepang merupakan tatanan internasional baru untuk menciptakan "kemakmuran bersama" bagi negara-negara Asia, dalam bentuk perdamaian dan kesejahteraan bersama yang bebas dari kolonialisme dan dominasi Barat.[3] Di antara tujuan ekspansi militer Jepang termasuk memencilkan Australia dan operasi-operasi angkatan laut di Samudra Hindia.[4]
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya hanyalah satu dari sejumlah konsep dan slogan yang diciptakan untuk membenarkan tindakan agresi Jepang di Asia Timur sejak tahun 1930-an hingga akhir Perang Dunia II. Istilah Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya hingga kini diingat sebagai propaganda Kekaisaran Jepang untuk mengendalikan negara-negara yang didudukinya selama Perang Dunia II.
Sepanjang Perang Dunia II, sebagian negara-negara yang diduduki Jepang dijalankan oleh pemerintah boneka yang memanipulasi penduduk memanipulasi penduduk dan ekonomi semata-mata untuk keuntungan Jepang, dengan iming-iming Asia yang bersatu tanpa pengaruh negara-negara Eropa. Konsep ini dibuat oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang berdasarkan ide Jenderal Hachiro Arita yang waktu itu menjabat Menteri Luar Negeri dan pakar ideologi angkatan darat.
Konsep Kawasan Kemakmuran Bersama secara formal diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Yosuke Matsuoka dalam wawancara pers 1 Agustus 1940, namun konsep ini bertahun-tahun sebelumnya telah ada dalam berbagai bentuk. Pemimpin-pemimpin Jepang telah sejak lama tertarik dengan konsep yang dalam kenyataannya dapat memperluas kekuasaan Jepang berdasarkan model negara-negara Eropa dengan iming-iming membebaskan Asia dari imperialisme.
Sebelum mengusir kekuasaan imperialisme Barat dari negara-negara Asia, Kekaisaran Jepang memakai slogan "Asia untuk Orang Asia" untuk mengambil hati penduduk setempat. Slogan tersebut merupakan pernyataan antipenjajah Barat dan menonjolkan citra Jepang sebagai pembela negara-negara Timur.[5] Menurut slogan tersebut, negara-negara Asia hanya untuk orang-orang Asia, dan negara-negara Barat tidak ada yang berhak atas negara-negara Asia.
Menurut Perdana Menteri Shigenori Togo, bila Kawasan Kemakmuran Bersama berhasil terwujud, Jepang akan tampil sebagai pemimpin Asia Timur dan Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya adalah nama lain untuk Kekaisaran Jepang.[3] Dokumen rahasia berjudul An Investigation of Global Policy with the Yamato Race as Nucleus yang selesai disusun Pemerintah Jepang pada tahun 1943, secara terang-terangan menyatakan bangsa Jepang lebih unggul dari bangsa-bangsa Asia lainnya, dan menyarankan agar Kawasan Kemakmuran Bersama dipakai untuk menyamarkan maksud sebenarnya Jepang mendominasi seluruh Asia.[6] Konsep Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya berakhir dengan sendirinya setelah penyerahan Jepang kepada Sekutu.
Konferensi Asia Timur Raya (大東亜会議 , Dai Toa Kaigi) diadakan di Tokyo dari 5–6 November 1943. Jepang menjadi tuan rumah konferensi yang sering disebut Konferensi Tokyo. Konferensi dihadiri kepala-kepala negara dari Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.
Konferensi hanya sedikit membahas masalah penting, dan lebih dimaksudkan sebagai propaganda untuk menunjukkan komitmen Kekaisaran Jepang terhadap ide Pan-Asianisme dan menekankan peran Jepang sebagai "pembebas" bangsa-bangsa Asia dari kolonialisme Barat.
Kepala negara yang hadir:
Konferensi Tokyo menghasilkan Deklarasi Bersama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik melawan kekuatan negara-negara Sekutu.[7]
Walaupun Jepang sukses mengobarkan semangat anti-Barat di Asia, Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya tidak pernah terwujud menjadi Asia yang bersatu. Dr. Ba Maw, Presiden Burma di bawah pemerintahan Jepang menyatakan bahwa penyebab kegagalan tersebut adalah militer Jepang:
Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya ternyata tidak dimaksudkan untuk kemajuan negara-negara Asia Timur, melainkan untuk kepentingan Jepang, dan akhirnya gagal mendapat dukungan negara-negara Asia Timur. Namun kalangan nasional di negara-negara Asia Timur dalam beberapa aspek mau bekerja sama dengan Jepang. Namun Willard Elsbree, profesor emeritus ilmu politik di Universitas Ohio menyatakan bahwa di antara Pemerintah Jepang dan para pemimpin nasionalis tidak pernah terbentuk "kesatuan kepentingan yang sebenarnya di antara kedua belak pihak, [dan] tidak ada penduduk negara-negara Asia tidak merasa putus asa secara berlebihan setelah Jepang kalah."[9]
Kegagalan Jepang dalam memahami tujuan dan kepentingan negara-negara dalam Kawasan Kemakmuran Bersama menyebabkan hubungan Jepang dengan negara-negara lain di Asia hanya berlangsung secara teori dan bukan dalam semangat yang sebenarnya. Dr. Ba Maw menyatakan nasib Jepang akan sangat berbeda, bila Jepang dapat bertindak sesuai dengan konsep dukungannya bagi "Asia untuk orang Asia". Ia menambahkan bila saja Jepang menggunakan slogan tersebut dan menjalankan kebijakan yang sesuai dengan slogan tersebut,
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.