Kerajaan Indo-Yunani
kerajaan Yunani era Helenistik di Asia Selatan bagian barat laut (200 SM–10 M) / From Wikipedia, the free encyclopedia
Kerajaan Yunani-India atau Yawanaradya (Kerajaan Yawana)[5] adalah kerajaan Yunani Helenistis yang berdaulat selama dua abad terakhir sebelum permulaan tarikh Masehi atas wilayah yang kini menjadi kawasan barat laut India dan beberapa daerah di wilayah Pakistan.[6][7][8][9][10][11] Lebih dari 30 orang raja silih berganti memerintah kerajaan ini. Yang paling jaya dan masyhur di antara semuanya adalah Menandros.
Kerajaan Yunani-India | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
200 SM–10 M | |||||||||||
Wilayah kedaulatan Yunani-India sekitar tahun 150 SM.[2] | |||||||||||
Ibu kota | Aleksandria di Kaukasus (sekarang Bagram) [3]
Sagala | ||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Yunani (aksara Yunani) Pali (aksara Kharosti) Sangsekerta Prakerta (aksara Brahmi) | ||||||||||
Agama | Hindu Buddha Politeisme Yunani Mazdayasna | ||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||
Raja | |||||||||||
• 200 – 180 SM | Demetrios I (pertama) | ||||||||||
• 25 SM – 10 M | Straton III (terakhir) | ||||||||||
Era Sejarah | Abad Kuno | ||||||||||
• Didirikan | 200 SM | ||||||||||
• Dibubarkan | 10 M | ||||||||||
Luas | |||||||||||
150 SM[4] | 1.100.000 km2 (420.000 sq mi) | ||||||||||
| |||||||||||
Sekarang bagian dari | Afganistan Pakistan Turkmenistan India | ||||||||||
Kerajaan ini terbentuk ketika Demetrios, Raja Yunani-Baktria, menginvasi India pada tahun 200 SM.[12] Bangsa Yunani yang menetap di Anak Benua India pada akhirnya pecah menjadi Kerajaan Yunani-Baktria yang berpusat di Baktria (perbatasan Afganistan dan Uzbekistan sekarang) dan Kerajaan Yunani-India di kawasan barat laut Anak Benua India. Raja Yunani-India yang terkenal adalah Menandros (Milinda), yang bertakhta di Sagala (sekarang Sialkot), daerah Panjab.[13]
Ungkapan "Kerajaan Yunani-India" secara luwes menyifatkan sejumlah negara bentukan berbagai wangsa yang sejak semula dikaitkan dengan beberapa ibu kota daerah seperti Taksila (di daerah Panjab Pakistan sekarang),[14] Puskalawati, dan Sagala.[15] Kota-kota lain yang juga mungkin pernah dijadikan pusat pemerintahan hanya tersirat di dalam peninggalan-peninggalan tertulis. Sebagai contoh, risalah Geografike Hifegesis karangan Ptolemayos dan tata nama raja-raja terkemudian menyiratkan bahwa kota Teofila di kawasan selatan mandala Yunani-India mungkin saja pernah dijadikan pusat pemerintahan seorang satrap atau seorang raja.
Selama dua abad, raja-raja Yunani-India memadukan bahasa dan lambang-lambang Yunani dengan bahasa dan lambang-lambang India, sebagaimana tampak pada uang-uang logam yang dicetak pada masa pemerintahan mereka. Gagasan-gagasan Yunani juga disenyawakan dengan gagasan-gagasan India, sebagaimana tampak pada sisa-sisa peninggalan arkeologis.[16] Penyebarluasan budaya Yunani-India menimbulkan berbagai dampak yang masih membekas sampai sekarang, khususnya lewat pengaruh seni rupa Buddhawi-Yunani.[17] Rakyat Yunani-India pun mungkin saja merupakan suatu masyarakat peranakan sampai taraf tertentu. Menurut Polibios,[18] Eutidemos I adalah orang Yunani asal Magnesia. Oleh karena itu putranya, Demetrios I, pendiri Kerajaan Yunani-India, juga beretnis Yunani, setidaknya dari garis keturunan ayah. Demetrios I dijodohkan dengan putri wangsa Seleukos, anak Raja Antiokhos III. Etnisitas raja-raja Yunani-India terkemudian adakalanya tidak begitu jelas.[19] Sebagai contoh, Artemidoros (80 SM) diduga beretnis Skit-India, kendati kini dianggap seorang raja Yunani-India biasa.[20]
Sesudah Menandros mangkat, kemaharajaan yang ditinggalkannya mengalami keretakan, dan pamor bangsa Yunani-India meredup. Banyak kerajaan dan republik baru di sebelah timur Sungai Ravi mulai mencetak uang-uang logam baru berterakan gambar-gambar kejayaan militer.[21] Negara-negara baru yang terkemuka adalah republik Yodeya, Arjunayana, dan Odumbara. Yodeya dan Arjunayana kabarnya mencapai "kejayaan dengan pedang".[22] Tidak lama kemudian, wangsa Data dan wangsa Mitra di daerah Mandura ikut-ikutan mencetak uang sendiri. Kerajaan Yunani-India sebagai suatu entitas politik pada akhirnya sirna sekitar tahun 10 M menyusul invasi bangsa Skit-India, kendati kantong-kantong populasi orang Yunani di Anak Benua India terus eksis sampai berabad-abad kemudian di bawah pemerintahan raja-raja Partia-India maupun raja-raja Kusyana.[23]