Pandemi Covid-19 di Jerman
From Wikipedia, the free encyclopedia
Pandemi koronavirus 2019–2020 di Jerman pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 27 Januari 2020 di Bavaria, bermula dari sebuah pertemuan bisnis di kantor perusahaan otomotif Webasto, karyawan Webasto di kantor tersebut mengadakan pertemuan dengan dua karyawan asal Tiongkok yang salah satunya baru saja berkunjung ke Shanghai dan menemui keluarganya dari Wuhan yang terjangkit Covid-19 pada 22 Januari,[4] kasus di pabrik mobil di Bavaria tersebut merupakan penyebab terbesar kasus COVID-19 lainnya yang ditemukan kemudian sepanjang bulan Januari dan Februari.
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Jerman |
Kasus pertama | Bavaria |
Tanggal kemunculan | 27 Januari 2020 (4 tahun, 2 bulan, 2 minggu dan 4 hari) |
Asal | Wuhan, Hubei, Tiongkok[1][2] |
Kasus terkonfirmasi | 62,335[3] |
Kasus sembuh | 5,024 (dikonfirmasi)[3] 11,500 (perkiraan)[lower-alpha 1][3] |
Kematian | 533[3] |
Nordrhein-Westfalen adalah wilayah yang paling terdampak dengan temuan kasus infeksi COVID-19 tertinggi di Jerman,[5] pemerintah mengumumkan kematian pertamanya pada 9 Maret 2020 yang dialami oleh dua pasien, satu pasien merupakan wanita berusia 89 tahun di Essen, Nordrhein-Westfalen dan pria berusia 78 tahun di Heinsberg.
Kasus-kasus lain yang kemudian ditemukan di Jerman dibawa oleh wisatawan maupun warga lokal yang bepergian dari negara-negara terdampak pandemi seperti Italia, Tiongkok, dan Iran yang kemudian dihentikan per 18 Maret. Pandemi yang muncul di Italia sejak 25 dan 26 Februari juga berpengaruh pada munculnya kasus-kasus baru di Baden-Württemberg. Kasus lain yang tidak berhubungan dengan pandemi di Italia juga muncul di berbagai state seperti Nordrhein-Westfalen, Rheinland-Pfalz, termasuk di Baden-Württemberg juga. Kasus lain di Heinsberg banyak berhubungan dengan penularan yang terjadi di acara karnaval di Gangelt.[6]