Pertempuran Marawi
Konflik bersenjata di Marawi, Lanao del Sur dimulai tanggal 23 Mei 2017 / From Wikipedia, the free encyclopedia
Pertempuran Marawi (Filipina: Labanan sa Marawi), juga dikenal sebagai Pengepungan Marawi (Filipina: Pagkubkob sa Marawi)[22] dan Krisis Marawi (Filipina: Krisis sa Marawi),[23] adalah konflik bersenjata selama lima bulan di Marawi, Lanao del Sur, yang bermula pada 23 Mei 2017, antara pasukan keamanan Pemerintah Filipina dan para militan yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (NIIS), termasuk kelompok Maute dan jihad Salafi Abu Sayyaf.[24] Pertempuran tersebut juga menjadi pertempuran kota terlama dalam sejarah modern Filipina.[25]
Pertempuran Marawi | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Moro, Perang melawan terorisme | |||||||
Sebuah bangunan di Marawi terbakar oleh serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara Filipina | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Didukung oleh: Pendukung negara asing:
| Negara Islam Irak dan Syam | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Rodrigo Duterte (Presiden Filipina) Delfin Lorenzana Eduardo Año Ronald dela Rosa |
Isnilon Hapilon (Komandan Abu Sayyaf) Omar dan Abdullah Maute (Komandan kelompok Maute;dilaporkan tewas[9]) | ||||||
Pasukan | |||||||
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP)
Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Pasukan operasi khusus AS (bantuan teknis)[10] |
Kelompok Maute Abu Sayyaf Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro (BIFF) Khalifah Ansar Filipina[11] | ||||||
Kekuatan | |||||||
3.000+ tentara [12] |
500 militan (perkiraan)[13] | ||||||
Korban | |||||||
84 tewas,[14] 500 terluka,[15] 60 hilang[16] | 336 tewas,[14] 9 tertawan[17] | ||||||
125 warga sipil tewas (59 karena penyakit),[18][19] 180.000 dievakuasi,[20] 84.760 mengungsi[21] | |||||||
Pemerintah Filipina mengklaim bahwa bentrokan mulai ketika mereka melancarkan serangan terhadap kota untuk menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf, setelah menerima laporan bahwa Hapilon berada di kota tersebut, kemungkinan untuk bertemu dengan militan dari kelompok Maute.[26][27] Sebuah baku tembak mematikan meletus saat pasukan Hapilon melepaskan tembakan ke arah gabungan Angkatan Darat dan tim kepolisian dan meminta bala bantuan dari kelompok Maute, sebuah kelompok bersenjata yang telah berjanji setia kepada Negara Islam Irak dan Syam dan yang diyakini bertanggung jawab atas Pengeboman Kota Davao 2016, menurut juru bicara militer.[28]
Militan kelompok Maute menyerang Kamp Ranao dan menduduki beberapa bangunan di kota tersebut, termasuk Balai Kota Marawi, Universitas Negeri Mindanao, sebuah rumah sakit, dan penjara kota.[28] Mereka juga menduduki jalan utama dan membakar Gereja Santa Maria, Sekolah Ninoy Aquino, dan Perguruan Tinggi Dansalan, yang dikelola oleh Gereja Serikat Kristus di Filipina (UCCP).[26][29] Kelompok tersebut juga menyerang Katedral Marawi dengan menyandera seorang pastor dan beberapa jemaat gereja.[30]
Pada 26 Mei 2017, Angkatan Bersenjata Filipina mengkonfirmasi bahwa teroris asing bertempur bersama kelompok Maute di Marawi dan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk mengibarkan bendera NIIS di Lanao del Sur Provincial Capitol (Kantor Pemerintahan Provinsi di Marawi) dan mendeklarasikan suatu wilayat atau wilayah provinsi NIIS di Lanao del Sur.[31][32]