Sutiyoso
Mantan Gubernur DKI Jakarta / From Wikipedia, the free encyclopedia
Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Sutiyoso, S.H. (lahir 6 Desember 1944 ), populer dengan nama Bang Yos, adalah seorang politikus dan tokoh militer asal Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta selama dua periode, dimulai pada 1997 sampai 2007 dan menyerahkan tumpuk kekuasaan kepada Fauzi Bowo yang berhasil memenangkan Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2007.[2][3] Kebijakannya yang terkenal selama menjabat gubernur adalah pengadaan sistem pengangkutan massal bernama Transjakarta.
Sutiyoso | |
---|---|
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke-12 | |
Masa jabatan 6 Oktober 1997 – 7 Oktober 2007 | |
Wakil | Abdul Kahfi (1997–2002) Djailani (1997–2002) Harun Al Rasyid (1997–1998) Budiharjo Sukmadi (1998–1999) Fauzi Alvie Yasin (1999–2002) Muhammad Rais (1997–1998) Budiharjo Sukmadi (1998–2002) Fauzi Bowo (2002–2007) |
Kepala Badan Intelijen Negara ke-15 | |
Masa jabatan 8 Juli 2015 – 9 September 2016 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil | Erfi Triassunu (2015) Torry Djohar Banguntoro (2015–2016) |
Panglima Komando Daerah Militer Jaya ke-13 | |
Masa jabatan 1996–1997 | |
Presiden | Soeharto |
Ketua umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Ke-1 | |
Masa jabatan 2000–2007 | |
Pendahulu jabatan dibentuk | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 6 Desember 1944 (umur 79) Semarang, Jawa Tengah, Indonesia |
Partai politik | NasDem (sejak 2021) |
Afiliasi politik lainnya |
|
Suami/istri | Setyorini (m. 1974) |
Anak |
|
Orang tua |
|
Alma mater | AKABRI Darat (1968) |
Pekerjaan | |
Tanda tangan | |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1968–1997 |
Pangkat | Letnan Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Pertempuran/perang | Operasi Seroja |
Sunting kotak info • L • B | |
Setelah purna tugas dari jabatan gubernur, Sutiyoso mendeklarasikan diri sebagai calon Presiden Indonesia pada 1 Oktober 2007. Pada saat itu, partai politik pengusungnya adalah Partai Indonesia Sejahtera, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, dan Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia.[4] Atas pengalamannya di dunia militer, Presiden Joko Widodo mengangkat Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara pada 8 Juli 2015[5][6]