Uni Pengadilan Islam
From Wikipedia, the free encyclopedia
Uni Pengadilan Islam (UPI, bahasa Somali: Midowga Maxkamadaha Islaamiga, bahasa Arab: اتحاد المحاكم الإسلامية Ittihād al-mahākim al-islāmiyya) adalah sebuah kelompok Pengadilan Syariah yang bersatu untuk membentuk pemerintahan tandingan dari Pemerintah Federal Sementara (PFS) di Somalia, dengan Sharif Sheikh Ahmed sebagai pemimpin UPI. Mereka juga dikenal sebagai Pengadilan Islam Bersama, Persatuan Pengadilan Islam (PPI), Dewan Pengadilan Islam Somalia (DPIS)[1] atau Dewan Tertinggi Pengadilan Islam (DTPI)[2] dan media Barat sering menyebut kelompok ini sebagai Islamis Somali.
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Artikel ini ditulis atau diterjemahkan secara buruk dari Wikipedia bahasa Inggris. Jika halaman ini ditujukan untuk komunitas bahasa Inggris, halaman itu harus dikontribusikan ke Wikipedia bahasa Inggris. Lihat daftar bahasa Wikipedia. Artikel yang tidak diterjemahkan dapat dihapus secara cepat sesuai kriteria A2. Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah. |
Hingga baru-baru ini, mereka menguasai sebagian besar wilayah Somalia selatan dan kebanyakan penduduknya, termasuk sebagian besar kota-kota penting seperti Jowhar, Kismayo, Beledweyne, dan ibu kota Mogadishu. Hanya wilayah Utara yang kering (Puntland, Somaliland), dan daerah pedalaman yang terjauh dari selatan tidak mereka kuasai. Pada Desember 2006, UPI kehilangan banyak wilayahnya setelah kalah dalam pertempuran Baidoa, Bandiradley, dan Beledweyne, dan mengundurkan diri ke ibu kota, Mogadishu. Pada 28 Desember mereka meninggalkan Mogadishu dalam keadaan kacau, sementara mereka pindah ke selatan menuju Kismayo, yang memungkinkan Pemerintah Federal Sementara (PFS) dan pasukan-pasukan Ethiopia mengambil alih kota itu.[3] Setelah mencoba bertahan dalam Pertempuran Jilib, UPI meninggalkan kota Kismayo pada 1 Januari 2007. Setelah kehilangan hampir semua wilayahnya, diperkirakan bahwa UPI akan melakukan perang perang gerilya melawan pemerintah.[4]