Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Anggrek kalajengking
Anggrek kalajengking Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) atau biasa disebut Anggrek ketonggeng adalah salah satu spesies anggrek yang memiliki bentuk unik, dikarenakan bentuk bunganya yang mirip dengan hewan kalajengking.[1][2] Anggrek ini merupakan jenis anggrek yang dapat hidup di alam terbuka atau daerah yang terkena sinar matahari langsung.[3] Wilayah penyebarannya meliputi pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Malaysia.[1] Spesies ini memiliki dua varietas yang cukup terkenal, yaitu A. flos-aeris var. gracilis dan A. flos-aeris var. insignis.[1]
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. (April 2025) |
Remove ads
Karakteristik tanaman
Ringkasan
Perspektif
Anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) memiliki karakteristik yang berbeda dengan Anggrek kalajengking putih (Arachnis hookeriana), Anggrek kalajengking merah (Arachnis maingayi) maupun Anggrek berbulu leopard (Arachnis celebica).[1][2] Ketika masih berumur muda, Anggrek kalajengking memiliki akar gantung, tetapi setelah berumur tua akarnya akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang sebagai penunjang dari batangnya.[4]
Tanaman ini berbatang kuat, tinggi dan memiliki panjang 4–10 cm pada ruas-ruasnya.[1] Daunnya tebal dan berbentuk pita pipih yang memanjang yang memiliki panjang hingga mencapai 35 cm dan lebar sekitar 5 cm.[1][2] Bunganya tidak begitu lebat, memiliki tinggi 10–11 cm dan lebar 7-8,5 cm.[1] Warna bunganya kuning semu kehijauan dan berlurik cokelat gelap.[1] Bunganya harum dan memiliki aroma seperti kasturi.[1]
Anggrek kalajengking bersifat epifit dan mudah ditanam sebagai anggrek tanah.[1] Anggrek ini biasanya tumbuh menempel dan ternaungi oleh kanopi pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah.[5] Anggrek ini juga dapat tumbuh di daerah pinggiran sungai bersemak, di atas kayu lapuk dekat yang dengan permukaan tanah dan di atas permukaan batuan kapur pada tebing sungai.[5]
Remove ads
Sejarah
Anggrek kalajengking pertama kali ditemukan oleh Schlechter di Minahasa pada tahun 1911.[2] Ditemukan pada ketinggian 800 hingga 1000 meter di atas permukaan laut.[2] Setelah ditemukanya, Peter O'Bryne mengidentifikasi anggrek ini sebagai Vandopsis Celebica.[2] Kemudian, pada tahun 1912 anggrek ini dimasukkan dalam genus Arachnis oleh J.J. Smith dan Schlechter.[2] Nama Arachnis sendiri diambil dari bahasa Yunani yang artinya laba-laba.[1]
Remove ads
Mitos
Di Indonesia terdapat mitos yang berkembang mengenai Anggrek kalanjengking.[2] Yaitu, bagi siapapun yang memiliki atau memelihara Anggrek jenis kalajengking, biasanya akan memengalami kesusahan hidup.[2] Seperti penghuni rumah akan sering terserang penyakit, rumah tangga tidak bisa harmonis, dan sering bertengkar dengan pasangan maupun tetangga.[2]
Namun mitos tersebut hanya dipercaya sebagian orang saja, karena terbukti masih ada sebagian orang yang memelihara Anggrek kalajengking bahkan mencarinya untuk dijadikan sebagai tanaman hias.[2][5]
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads