Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Artritis reaktif

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Artritis reaktif, atau yang dikenal sebagai sindrom Reiter, merupakan jenis artritis inflamasi sementara yang jarang terjadi dan dipicu oleh infeksi bakteri. Kondisi ini muncul ketika infeksi pada saluran kemih, organ reproduksi, sistem pencernaan, atau tenggorokan menyebabkan reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Biasanya, sistem imun memicu peradangan untuk melakwan infeksi, tetapi pada sindrom Reiter, peradangan tersebut justru menyebar ke bagian tubuh lain yang tidak terinfeksi. Seolah-olah sistem kekebalan tubuh belum menyadari bahwa infeksi sebenarnya sudah selesai.[1]

Remove ads

Gejala artritis reaktif

Gejala artritis reaktif umumnya muncul sekitar 1 hingga 4 minggu setelah seseorang mengalami infeksi, seperti keracunan makanan atau infeksi menular seksual (IMS).[2]

Gejala umum artritis reaktif meliputi:

  1. Sendi terasa nyeri, kaku, dan bengkak
  2. Kulit di sekitar sendi yang sakit bisa terasa hangat dan tampak kemerahan (meskipun pada kulit berwarna gelap atau cokelat, kemerahan mungkin lebih sulit terlihat)
  3. Biasanya, kondisi ini menyerang lutut dan kaki, namun bisa juga memengaruhi tangan, siku, tulang belakang, serta tendon di sekitar sendi.

Gejala lainnya yang mungkin muncul antara lain:

  1. Sariawan di mulut
  2. Nyeri saat buang air kecil
  3. Kulit bersisik pada telapak tangan atau telapak kaki, terkadang disertai nanah berwarna kuning di bawahnya
  4. Ruam keabu-abuan atau keputihan yang tidak merata pada penis
  5. Mata berair dan lengket (konjungtivitis)
  6. Mata merah, nyeri, sensitif terhadap cahaya, serta penglihatan yang buram
Remove ads

Diagnosa

Ringkasan
Perspektif

Artritis reaktif cukup sulit untuk didiagnosis karena tidak terdapat tes laboratorium khusus yang dapat memastikan seseorang mengidap kondisi ini. Pasien biasanya akan dirujuk ke dokter spesialis reumatologi, tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami.[3]

Beberapa metode yang umum digunakan untuk menegakkan diagnosis artritis reaktif antara lain:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan meninjau riwayat kesehatan pasien, serta mengevaluasi kondisi medis saat ini. Pemeriksaan dilakukan pada sendi untuk melihat tanda-tanda peradangan dan menguji rentang geraknya. Selain itu, mata, kulit, dan area genital juga akan diperiksa untuk mendeteksi adanya kelainan.
  • Tes laboratorium: Pemeriksaan sampel darah, urine, dan feses dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain serta membantu memastikan diagnosis.
  • Pengambilan sampel jaringan: Dokter dapat mengambil sampel jaringan dari tenggorokan, uretra pada pria, atau serviks pada wanita untuk mendeteksi adanya infeksi yang menjadi pemicu.
  • Tes cairan sendi: Sampel cairan sendi akan dianalisis untuk melihat tanda-tanda infeksi atau peradangan. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mencari kristal asam urat, yang dapat menunjukkan adanya kondisi lain seperti asam urat.
  • Pemeriksaan sinar-X: Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan radiologi pada sendi, panggul, atau tulang belakang untuk melihat adanya pembengkakan, kerusakan sendi, endapan kalsium, atau tanda-tanda khas artritis reaktif lainnya.
Remove ads

Daftar referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads