Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Asesmen pendidikan
proses sistematis yang menggunakan dokumentasi dan data empiris mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan untuk menyempurnakan program dan meningkatkan pembelajaran siswa Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Penilaian pendidikan, atau disebut juga evaluasi pendidikan (educational assessment atau educational evaluation), adalah proses sistematis untuk mendokumentasikan, mengumpulkan, dan menggunakan data empiris mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap, kemampuan, serta keyakinan peserta didik guna menyempurnakan program pembelajaran dan meningkatkan mutu hasil belajar siswa.[1][2]
Data penilaian dapat diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap karya atau kinerja peserta didik, yang digunakan untuk menilai sejauh mana capaian pembelajaran (learning outcomes) telah terpenuhi, atau dapat pula berasal dari data tidak langsung yang memungkinkan pengajar membuat inferensi tentang proses belajar.[3]
Istilah assessment sering kali digunakan secara bergantian dengan istilah test (tes), namun keduanya tidak identik. Tes merupakan salah satu bentuk penilaian yang lebih terbatas pada pengukuran hasil belajar melalui instrumen tertentu, sedangkan penilaian pendidikan mencakup berbagai metode dan strategi evaluasi yang lebih luas dan berorientasi pada proses pembelajaran secara menyeluruh.[4]
Penilaian dapat difokuskan pada berbagai tingkat granularitas, mulai dari individu (peserta didik tunggal), komunitas belajar (kelas, lokakarya, atau kelompok belajar terorganisasi), mata kuliah atau program akademik, hingga lembaga pendidikan atau sistem pendidikan nasional secara keseluruhan.
Istilah “penilaian” dalam konteks pendidikan mulai digunakan secara luas setelah Perang Dunia II, seiring dengan berkembangnya pendekatan ilmiah terhadap pendidikan dan kebutuhan akan sistem pengukuran hasil belajar yang dapat diandalkan dan terstandar.[5]
Remove ads
Sebagai proses yang berkesinambungan, penilaian pendidikan berfungsi untuk:Menetapkan capaian belajar yang terukur (measurable learning outcomes) bagi peserta didik;
Menyediakan peluang belajar yang memadai agar peserta didik dapat mencapai capaian tersebut;
Mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar secara sistematis;
Mengevaluasi kesesuaian antara hasil aktual dan harapan pembelajaran;
Memberikan umpan balik (feedback) yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan peserta didik secara berkelanjutan.
Dengan demikian, penilaian bukan hanya berfungsi sebagai alat pengukuran hasil akhir, tetapi juga sebagai komponen integral dari proses pembelajaran yang membantu pendidik dan peserta didik memahami perkembangan belajar, kesulitan yang dihadapi, serta strategi yang dapat diambil untuk perbaikan.
Tujuan akhir dari praktik penilaian sangat bergantung pada kerangka teoretis yang digunakan oleh praktisi dan peneliti, serta pada pandangan epistemologis mereka tentang hakikat pikiran manusia, sumber pengetahuan, dan proses belajar itu sendiri.
Remove ads
Ringkasan
Perspektif
Dalam konteks pendidikan, istilah assessment mencakup semua kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar dan menilai kemajuan belajar mereka. Untuk keperluan analisis dan praktis, penilaian dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berikut:
- Berdasarkan Tujuan dan Waktu Pelaksanaan
- Penilaian penempatan (placement assessment) – dilakukan sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dan menentukan posisi yang sesuai dalam program belajar.
- Penilaian formatif (formative assessment) – dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik dan memperbaiki strategi pengajaran.
- Penilaian sumatif (summative assessment) – dilakukan pada akhir periode belajar untuk menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
- Penilaian diagnostik (diagnostic assessment) – digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan atau hambatan spesifik yang dialami peserta didik.
- Berdasarkan Jenis Data yang Digunakan
- Penilaian objektif – hasilnya dapat diukur secara kuantitatif dan tidak bergantung pada penilai (misalnya tes pilihan ganda).
- Penilaian subjektif – melibatkan penilaian kualitatif yang mungkin dipengaruhi oleh interpretasi penilai (misalnya penilaian terhadap esai atau karya seni).
- Berdasarkan Standar Pembanding (Referencing)
- Penilaian acuan kriteria (criterion-referenced assessment) – membandingkan hasil belajar siswa dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
- Penilaian acuan norma (norm-referenced assessment) – membandingkan hasil belajar seseorang dengan kelompok sebayanya.
- Penilaian ipsatif (ipsative assessment) – membandingkan hasil belajar seseorang dengan hasil belajarnya sendiri pada waktu sebelumnya (pendekatan forced-choice).
- Berdasarkan Formalitas dan Struktur
- Penilaian informal – dilakukan secara spontan dan tidak menggunakan instrumen baku, seperti observasi guru atau diskusi kelas.
- Penilaian formal – menggunakan prosedur dan alat ukur yang terstandarisasi, seperti ujian tertulis atau proyek terstruktur.
- Berdasarkan Pelaksana
- Penilaian internal – dilakukan oleh pendidik atau lembaga tempat peserta didik belajar.
- Penilaian eksternal – dilakukan oleh lembaga atau otoritas pendidikan di luar institusi, biasanya untuk kepentingan sertifikasi atau akreditasi.
Remove ads
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads