Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Aslan
singa fiktif, seorang dewa dalam The Chronicles of Narnia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Aslan adalah tokoh utama dalam seri novel fantasi The Chronicles of Narnia karya C. S. Lewis. Ia digambarkan sebagai seekor singa besar yang dapat berbicara, dan merupakan satu-satunya karakter yang muncul di seluruh tujuh buku dalam seri tersebut. Aslan berperan sebagai figur sentral yang membimbing, melindungi, dan menyelamatkan dunia Narnia dari berbagai ancaman.
Dalam narasi, Aslan digambarkan sebagai makhluk yang bijak, penuh kasih sayang, dan memiliki kekuatan luar biasa. Ia berperan sebagai pencipta dan penghancur dunia, termasuk dunia Narnia, serta menjadi simbol keadilan dan pengorbanan. Sosoknya kerap muncul dalam momen-momen penting untuk memulihkan keseimbangan dan menegakkan kebenaran.
Menurut C. S. Lewis, Aslan merupakan representasi alegoris dari Yesus Kristus, seandainya Kristus hadir dalam dunia fantasi.
Remove ads
Biografi (menurut kronologi cerita)
Ringkasan
Perspektif
Keponakan Penyihir (The Magician's Nephew)
Dalam novel The Magician's Nephew, Aslan pertama kali muncul sebagai sosok pencipta dunia Narnia. Ketika Digory, Polly, Jadis, Paman Andrew, Frank, dan kudanya Strawberry secara tidak sengaja tiba di dunia kosong melalui cincin ajaib, Aslan muncul dan menciptakan Narnia melalui kekuatan nyanyiannya. Nyanyian Aslan memunculkan cahaya, langit, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup, menjadikan dunia yang semula hampa menjadi penuh kehidupan.
Reaksi terhadap kehadiran Aslan beragam. Digory, Polly, dan Frank merasa kagum dan terpesona, sementara Jadis menunjukkan rasa takut dan kebencian, bahkan mencoba menyerang Aslan dengan tiang besi sebelum melarikan diri. Namun, Aslan tetap melanjutkan proses penciptaan. Keajaiban nyanyiannya menyebabkan tiang besi yang tertanam di tanah subur tumbuh menjadi tiang lampu, dan permen yang terjatuh berubah menjadi pohon permen.
Aslan kemudian memilih beberapa binatang untuk diberi kemampuan berbicara dan berpikir, menjadikan mereka sebagai penjaga bagi makhluk lainnya. Ia menunjuk Frank sebagai Raja pertama Narnia dan membawa istrinya, Nellie, dari bumi untuk menjadi Ratu Helen. Dalam perannya sebagai pelindung Narnia, Aslan memperingatkan bahwa Jadis akan menjadi ancaman besar dan mengutus Digory dan Polly untuk mengambil buah ajaib guna melindungi kerajaan baru tersebut. Untuk membantu perjalanan mereka, ia mengubah Strawberry menjadi kuda bersayap bernama Fledge.
Setelah misi selesai, Aslan memberikan petunjuk kepada Digory tentang cara menyembuhkan ibunya yang sakit. Di akhir cerita, Aslan mengantar Digory, Polly, dan Paman Andrew kembali ke Hutan antara Dunia-dunia tanpa menggunakan cincin ajaib, memungkinkan mereka kembali ke London dengan selamat.
Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari (The Lion, the Witch and the Wardrobe)
Dalam kisah The Lion, the Witch and the Wardrobe, Aslan kembali ke dunia Narnia yang sedang berada di bawah kekuasaan Penyihir Putih, Jadis. Penyihir tersebut telah menyihir Narnia sehingga mengalami musim dingin tanpa akhir dan mengubah banyak pengikut Aslan menjadi patung batu. Kehadiran Aslan dinantikan oleh makhluk-makhluk Narnia sebagai harapan untuk mengakhiri penindasan tersebut.
Empat anak Pevensie—Peter, Susan, Edmund, dan Lucy—masuk ke dunia Narnia melalui lemari ajaib dan ditampung oleh pasangan berang-berang. Mereka diarahkan untuk bertemu Aslan, tetapi Edmund diam-diam pergi untuk mengkhianati saudara-saudaranya dan bergabung dengan Penyihir Putih. Aslan, yang telah mengumpulkan pasukan Narnia, mengirim sebagian tentaranya untuk menyelamatkan Edmund.
Setelah Edmund kembali, Penyihir Putih menuntut hak untuk menghukum mati Edmund berdasarkan hukum kuno. Aslan menawarkan dirinya sebagai pengganti dan menjalani eksekusi di Stone Table. Ia dihina, diikat, dicukur, dan dibunuh oleh Penyihir Putih. Namun, pada pagi hari berikutnya, Aslan bangkit kembali, menjelaskan bahwa sihir yang lebih dalam dari sihir kuno memungkinkan kebangkitan bagi mereka yang mati secara sukarela demi orang lain yang bersalah.
Aslan kemudian pergi ke istana Penyihir Putih dan menghidupkan kembali para pengikutnya yang telah menjadi patung. Ia memimpin pasukan untuk membantu Peter dan Edmund dalam pertempuran besar melawan pasukan Penyihir. Dalam klimaks cerita, Aslan menerkam dan membunuh Penyihir Putih, mengakhiri kekuasaannya atas Narnia.
Di akhir cerita, Aslan menobatkan keempat anak Pevensie sebagai Raja dan Ratu Narnia. Setelah perayaan kemenangan, Aslan pergi secara diam-diam, meninggalkan Narnia dalam kedamaian dan pemerintahan baru.
Kuda dan Anak Manusia (The Horse and His Boy)
Dalam The Horse and His Boy, peran Aslan tidak langsung terlihat hingga menjelang akhir cerita, namun pengaruhnya terbukti sangat menentukan. Tanpa diketahui oleh para tokoh, Aslan adalah sosok yang menyelamatkan bayi Pangeran Cor dari Archenland dengan mendorong keranjangnya ke arah seorang nelayan Calormen, yang kemudian menamainya Shasta. Tindakan ini menjadi titik awal perjalanan Shasta menuju penemuan jati dirinya.
Sepanjang kisah, Aslan muncul dalam berbagai bentuk dan peristiwa penting. Ia menyamar sebagai singa liar untuk mempertemukan Shasta dengan Bree, Aravis, dan Hwin. Di Makam Raja-raja Masa Lampau, Aslan melindungi Shasta dari serangan anjing liar. Ia juga mengejar Bree dan Hwin agar berlari secepat mungkin menuju Archenland untuk memperingatkan mereka akan serangan pasukan Calormen. Aslan kemudian menemani Shasta ke Narnia untuk meminta bantuan dari para penguasa Narnia.
Dalam momen yang penuh makna, Aslan mencakar punggung Aravis sebagai bentuk hukuman atas tindakannya yang menyebabkan pelayannya dicambuk. Luka tersebut menjadi simbol keadilan dan pengajaran moral yang sebanding dengan penderitaan yang ditimbulkan.
Menjelang akhir cerita, Aslan menampakkan dirinya kepada semua tokoh utama. Ia memberikan penghiburan dan nasihat kepada mereka yang membutuhkannya. Kepada Rabadash, pangeran Calormen yang sombong, Aslan menawarkan kesempatan untuk bertobat. Namun karena penolakan dan kekerasan hatinya, Rabadash diubah menjadi seekor keledai. Ia hanya dapat kembali menjadi manusia jika berada di dekat kuil Tash, sehingga tidak dapat meninggalkan wilayah Calormen atau menyerang negeri lain.
Pangeran Caspian (Prince Caspian)
Dalam Prince Caspian, Aslan kembali memainkan peran penting dalam membebaskan Narnia dari penindasan bangsa Telmar. Cerita berlangsung 1.300 tahun setelah kepergian anak-anak Pevensie dari Narnia, dan selama waktu itu, Aslan serta para penguasa lama telah menjadi legenda yang nyaris terlupakan. Bangsa Telmar telah menjajah Narnia, menyingkirkan makhluk-makhluk asli ke dalam hutan dan menindas mereka. Raja Miraz, penguasa Telmar yang merebut tahta dengan membunuh saudaranya, kini berusaha membunuh keponakannya, Pangeran Caspian, demi mengamankan kekuasaan bagi putranya yang baru lahir.
Dengan bantuan Doctor Cornelius, Caspian melarikan diri dan bergabung dengan makhluk-makhluk asli Narnia. Dalam keputusasaan, ia meniup trompet ajaib peninggalan Ratu Susan, yang memanggil kembali keempat anak Pevensie ke Narnia. Aslan mulai membimbing mereka secara tidak langsung, menguji iman dan kepercayaan mereka. Ia hanya menampakkan diri kepada Lucy, yang kemudian meyakinkan saudara-saudaranya untuk mengikuti arahannya meskipun mereka belum melihatnya.
Setelah anak-anak Pevensie bergabung dengan Caspian, mereka menyusun strategi untuk melawan pasukan Miraz. Sementara itu, Aslan membangkitkan makhluk-makhluk pohon dan dewa-dewa sungai, serta membebaskan kota-kota dan desa-desa dari kekuasaan Telmar. Dalam pertempuran akhir, bangsa Telmar dikalahkan, dan Aslan membuka sebuah pintu magis yang menghubungkan Narnia dengan bumi. Ia menawarkan pilihan kepada bangsa Telmar: tetap tinggal di Narnia dan hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk asli, atau kembali ke dunia asal nenek moyang mereka melalui pintu tersebut.
Sebelum perpisahan, Aslan menyampaikan kepada Peter dan Susan bahwa mereka tidak akan kembali ke Narnia karena telah tumbuh dewasa dan menyelesaikan pelajaran mereka di dunia tersebut. Dengan demikian, Prince Caspian menandai akhir perjalanan Narnian bagi dua dari empat bersaudara Pevensie, sementara Aslan tetap menjadi penjaga dan penuntun bagi dunia Narnia.
Petualangan Dawn Treader (The Voyage of the Dawn Treader)
Dalam The Voyage of the Dawn Treader, Aslan kembali hadir sebagai sosok penuntun spiritual dan moral dalam perjalanan Raja Caspian X untuk mencari tujuh bangsawan Narnia yang hilang. Bersama awak kapal Dawn Treader, termasuk tikus pemberani Reepicheep dan tiga anak dari dunia manusia (Edmund, Lucy, dan sepupu mereka Eustace) Aslan membimbing mereka melalui berbagai ujian dan pengalaman transformatif.
Peran Aslan dalam cerita ini sering kali bersifat tidak langsung, muncul dalam bentuk penglihatan atau penampakan singkat yang memberi petunjuk dan peringatan. Di salah satu pulau, Aslan menyelamatkan Eustace yang berubah menjadi naga akibat sifat egoisnya. Dengan penuh kasih, Aslan melepaskan kulit naga tersebut, mengembalikan Eustace ke wujud manusia dan membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.
Di pulau lain, Lucy tergoda oleh sihir yang dapat membuatnya menjadi wanita tercantik di dunia. Penampakan Aslan yang menggeram mencegahnya melakukan sihir tersebut. Aslan kemudian muncul dan menegur Lucy dengan lembut karena menggunakan sihir lain untuk mengetahui pembicaraan teman-temannya di belakangnya. Di Pulau Mimpi, ketika kapal tersesat dalam kegelapan, Aslan menjawab seruan Lucy dan membantu mereka keluar dari bahaya.
Pada akhir perjalanan, Edmund, Lucy, Eustace, dan Reepicheep mencapai ujung dunia. Di sana, Aslan menampakkan diri dalam wujud seekor domba dan menunjukkan jalan kepada Reepicheep menuju negeri asalnya, tempat yang dijanjikan sejak awal. Ia juga membantu anak-anak kembali ke bumi dan menyampaikan kepada Edmund dan Lucy bahwa mereka telah tumbuh terlalu dewasa untuk kembali ke Narnia. Sebagai penutup, Aslan menasihati mereka untuk mengenal dirinya lebih dalam melalui nama lain yang ia gunakan di dunia mereka.
Melalui kisah ini, Aslan kembali menegaskan perannya sebagai pembimbing spiritual yang penuh kasih, yang tidak hanya menjaga Narnia, tetapi juga membentuk karakter dan keyakinan para tokoh utama.
Kursi Perak (The Silver Chair)
Dalam The Silver Chair, Aslan kembali berperan sebagai pembimbing spiritual dan penentu misi penting di dunia Narnia. Cerita dimulai ketika Eustace Scrubb dan Jill Pole, dua anak dari dunia manusia, menghadapi perundungan di sekolah mereka. Atas usul Eustace, mereka memohon pertolongan kepada Aslan dan akhirnya berhasil masuk ke dunia Narnia, tepatnya ke negeri Aslan.
Setibanya di sana, Jill secara impulsif berdiri di tepi tebing, menyebabkan Eustace terjatuh saat mencoba menariknya mundur. Aslan muncul dan menyelamatkan Eustace dengan meniupnya ke Narnia. Ia kemudian berbicara kepada Jill, menjelaskan bahwa mereka berdua memiliki tugas penting: menyelamatkan Pangeran Rilian, putra Raja Caspian X, yang telah lama hilang. Karena kesalahan Jill yang menyebabkan Eustace jatuh, Aslan memperingatkan bahwa tugas mereka akan lebih berat. Ia memberikan empat tanda yang harus dihafal Jill sebagai petunjuk dalam perjalanan mereka, lalu meniup Jill ke Narnia.
Di Narnia, Eustace dan Jill bertemu dengan makhluk-makhluk yang membantu mereka, termasuk Trumpkin si kurcaci, Glimfeather si burung hantu, dan Puddleglum si Marsh-wiggle. Mereka mengetahui bahwa Pangeran Rilian telah terjebak oleh penyihir wanita yang dikenal sebagai Lady Bergaun Hijau, yang sebelumnya membunuh ibunya dengan menyamar sebagai ular hijau. Sepanjang perjalanan, tanda-tanda dari Aslan menjadi pedoman utama mereka, meskipun sering kali diabaikan atau disalahpahami.
Aslan tidak muncul lagi hingga akhir cerita, namun kepercayaan terhadapnya menjadi kunci keberhasilan misi. Ketika Lady Bergaun Hijau berusaha menghancurkan keyakinan mereka terhadap Narnia dan Aslan, keteguhan iman para tokoh utama menjadi penentu kemenangan. Setelah Pangeran Rilian dibebaskan dan Raja Caspian wafat, Aslan membawa Eustace, Jill, dan jasad Caspian ke negerinya. Dengan darah dari telapak kakinya, Aslan membangkitkan Caspian untuk hidup di negeri Aslan.
Sebagai penutup, Aslan mengirim Eustace dan Jill kembali ke dunia mereka dan membantu mereka menghadapi anak-anak bandel di sekolah. Ia juga mengizinkan Caspian untuk melihat bumi selama lima menit, sebagai bentuk penghiburan terakhir sebelum menetap di negerinya.
Pertempuran Terakhir (The Last Battle)
Dalam The Last Battle, Aslan tampil sebagai sosok penentu akhir zaman Narnia dan pengadil terakhir bagi seluruh makhluk di dunia tersebut. Cerita dimulai dengan penipuan yang dilakukan oleh seekor kera berbicara bernama Shift, yang menyamarkan keledai Puzzle sebagai Aslan. Tujuannya adalah untuk menguasai Narnia dengan mengatasnamakan Aslan. Penipuan ini dimanfaatkan oleh bangsa Calormen, yang berambisi menguasai Narnia. Pemimpin mereka, Rishda Tarkaan, menciptakan konsep "Tashlan" (penggabungan antara Aslan dan Tash, dewa Calormen) untuk membingungkan dan menyesatkan rakyat Narnia.
Makhluk-makhluk yang tidak percaya pada Tashlan dikirim ke kandang Puzzle, yang sebenarnya menjadi tempat eksekusi rahasia oleh tentara Calormen. Raja Tirian, bersama Eustace dan Jill, memimpin perlawanan terhadap penindasan ini. Namun, mereka akhirnya tertangkap dan dilempar ke dalam kandang, diikuti oleh beberapa dwarf yang telah kehilangan kepercayaan terhadap Narnia.
Di dalam kandang, Tirian dan para sahabatnya menemukan bahwa mereka telah memasuki negeri Aslan. Mereka bertemu dengan Peter, Edmund, Lucy, Digory, Polly, dan akhirnya Aslan sendiri. Namun, para dwarf yang skeptis tidak mampu melihat keindahan dunia tersebut karena ketidakpercayaan mereka. Ketika Lucy memohon agar Aslan membantu mereka, Aslan menjelaskan bahwa ia tidak dapat memaksa siapa pun untuk percaya; kepercayaan adalah syarat untuk melihat kebenaran.
Aslan kemudian berdiri di pintu dunia sejati, dan makhluk-makhluk Narnia datang satu per satu. Mereka yang percaya kepada Aslan dapat melintasi pintu tersebut, sementara yang tidak percaya menyingkir dan tidak pernah masuk. Melalui pintu itu, para tokoh menyaksikan kehancuran dunia Narnia.
Aslan memerintahkan Peter untuk menutup pintu penghubung tersebut dan memimpin mereka ke dunia sejati, yang merupakan versi sempurna dan abadi dari Narnia. Di sana, Aslan bertemu dengan Emeth, seorang pengikut Tash yang tulus. Aslan menjelaskan bahwa ia dan Tash adalah dua entitas yang sepenuhnya berbeda, dan bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan niat tulus sesungguhnya dilakukan untuk Aslan, bukan untuk Tash.
Semakin jauh mereka masuk ke dunia sejati, para tokoh menyadari bahwa dunia tersebut mencakup segala sesuatu, termasuk bumi. Pada akhir cerita, Aslan tidak lagi tampil sebagai seekor singa, melainkan sebagai wujud yang sangat agung. Ia menutup kisah Narnia dengan membawa para tokoh ke kehidupan yang abadi di dunia yang sejati.
Remove ads
Film
Dalam adaptasi film The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe (2005), karakter Aslan diwujudkan melalui teknologi komputer grafis yang canggih untuk menciptakan sosok singa yang realistis dan karismatik. Suara Aslan diisi oleh aktor asal Irlandia Utara, Liam Neeson, yang dipilih karena kualitas vokalnya yang kuat dan penuh wibawa, sesuai dengan karakter Aslan sebagai figur bijak dan agung.
Liam Neeson kembali mengisi suara Aslan dalam sekuel The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008), dan dalam film ketiga, The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader (2010).[1]
Remove ads
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads
