Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Bahasa Siraya

bagian dari rumpun bahasa Austronesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Bahasa Siraya
Remove ads

Bahasa Siraya adalah sebuah bahasa atau kelompok dialek dari rumpun Austronesia yang pernah dipertuturkan di bagian barat daya pulau Taiwan[6] hingga akhir abad ke-19 atau awal abad-20.[7] Bahasa ini merupakan satu dari dua bahasa penduduk asli Taiwan (selain bahasa Favorlang) yang digunakan oleh misionaris Belanda dalam menyebarkan agama Kristen selama pendudukan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) di wilayah Taiwan bagian barat dari tahun 1624 hingga tahun 1661.[8]

Fakta Singkat Dituturkan di, Wilayah ...

Usaha menghidupkan kembali penggunaan bahasa Siraya telah dilakukan setidaknya sejak awal milenium kedua dalam berbagai bentuk.[9]

Remove ads

Klasifikasi dan persebaran

Ringkasan
Perspektif

Menurut Robert Blust, ahli linguistik sejarah Austronesia, bahasa Siraya merupakan bagian dari rumpun bahasa Formosa Timur yang juga mencakup, antara lain, bahasa Amis dan Kavalan.[10]

Bahasa Siraya memiliki keragaman dialek yang signifikan.[11] Berdasarkan daftar kosakata yang dikumpulkan pada akhir abad ke-19, beberapa linguis membagi bahasa Siraya ke dalam tiga ragam, yaitu (1) ragam Siraya itu sendiri, (2) ragam Taivuan, dan (3) ragam Makatau. Ragam-ragam ini memiliki perbedaan yang cukup besar dan mungkin dapat diklasifikasikan sebagai tiga bahasa yang berbeda alih-alih dialek dari satu bahasa yang sama. Walaupun begitu, linguis K. Alexander Adelaar berpendapat bahwa pembagian berdasarkan daftar kosakata ini belum tentu berarti bahwa dulunya ada tiga kelompok dialek Siraya dengan batas-batas yang jelas. Kemungkinannya, ketiga ragam ini merupakan bagian dari kesinambungan dialek yang lebih besar.[12][13]

Ragam Siraya kemungkinan dulunya dipertuturkan di wilayah pesisir Tainan, sementara ragam Taivuan dipertuturkan di daerah pedalaman Tainan hingga ke utara wilayah ragam Siraya, dan ragam Makatau dipertuturkan di wilayah yang kini menjadi bagian dari Kaohsiung dan Pingtung.[14] Wilayah persebaran ragam-ragam bahasa Siraya mungkin saja senantiasa berubah dari waktu ke waktu mengikuti perubahan demografis dan politis.[15]

Remove ads

Sumber sejarah

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Naskah Injil Matius dalam bahasa Belanda dan Siraya.

Adelaar membagi sumber-sumber primer yang menggunakan bahasa Siraya ke dalam tiga kategori:[16]

  1. Naskah susunan Belanda dari abad ke-17. Termasuk dalam kategori ini adalah terjemahan bahasa Siraya untuk Injil Matius dan Katekismus Heidelberg yang disusun oleh misionaris Daniel Gravius. Selain itu, ada pula Manuskrip Utrecht yang berisikan daftar kosakata Belanda-Siraya sepanjang 35 halaman yang disertai lampiran berupa kutipan empat percakapan antar-murid sekolah dalam bahasa Siraya.[17]
  2. Kumpulan berkas kontrak lahan atau yang lebih dikenal sebagai "Naskah Sinkang", yang berasal dari antara tahun 1663 dan 1818. Berjumlah total 170 buah, berkas-berkas ini dibuat oleh masyarakat Siraya setempat yang masih menggunakan sistem penulisan rintisan Belanda meski mereka telah meninggalkan Taiwan pada tahun 1664.[18]
  3. Daftar kosakata rangkuman orang-orang Jepang dari akhir abad ke-19. Saat Jepang mengambil alih wilayah Taiwan pada tahun 1895, hanya sedikit di antara masyarakat Siraya yang masih mampu mengingat bahasa dan budaya mereka. Meski begitu, beberapa orang Jepang (baik yang linguis maupun yang bukan) masih dapat mengoleksi daftar kosakata dari berbagai ragam bahasa Siraya. Kumpulan daftar kosakata ini menunjukkan variasi dialektis yang lebih beragam daripada yang digunakan pada teks-teks abad ke-17.[18]

Analisis linguistik terhadap sumber-sumber primer ini juga telah dilakukan oleh beberapa ahli bahasa sejak akhir abad ke-20.[19]

Remove ads

Fonologi

Karena bahasa Siraya merupakan bahasa yang sudah punah, sistem fonologinya hanya dapat dikira-kira dari sumber tertulis yang ada. Berdasarkan analisisnya terhadap teks bahasa Siraya dari abad ke-17, Adelaar mengajukan sistem fonologi sebagai berikut:[20]

Informasi lebih lanjut Labial, Koronal ...

Selain 18 fonem hipotetis di atas, terdapat tiga grafem konsonan yang masih belum jelas status fonemis atau nilai fonetisnya, yaitu ⟨c⟩, ⟨nḡ⟩, dan ⟨z⟩.[20]

Informasi lebih lanjut Depan, Madya ...

Rujukan

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads