CoderDojo

CoderDojo adalah komunitas global yang dipimpin oleh sukarelawan untuk menyelenggarakan lokakarya pemrograman gratis bagi kaum muda. Gerakan ini dimulai pada tahun 2011 sebagai organisasi akar rumput, di mana masing-masing klub (disebut dojo) beroperasi secara independen. Nama "dojo" sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti aula atau tempat untuk pembelajaran imersif dan eksperiensial. Setiap dojo beroperasi dengan satu prinsip dasar: Satu Aturan, Jadilah Keren. Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan inklusif.^[1]

Pendukung CoderDojo percaya bahwa inisiatif ini adalah bagian dari solusi untuk mengatasi kekurangan global programmer dengan melibatkan kaum muda lebih banyak dalam pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Gerakan ini telah berkembang pesat sejak didirikan, dengan Yayasan CoderDojo memperkirakan terdapat sekitar 1.250 dojo yang tersebar di 69 negara. Gerakan ini mengalami tingkat pertumbuhan yang pesat, dengan beberapa dojo baru dibuka setiap minggu.^[2]

CoderDojo memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk mempelajari keterampilan pemrograman dan teknologi lainnya dalam suasana yang menyenangkan, sambil mendorong kolaborasi dan kreativitas.

Sejarah

CoderDojo didirikan pada bulan Juli 2011 oleh James Whelton dan Bill Liao. Dojo pertama diadakan di NSC Cork, Irlandia, pada 23 Juli 2011.^[3] James dan Bill, yang merupakan programmer otodidak, ingin menciptakan ruang di mana orang muda dapat belajar kode dalam lingkungan sosial yang mendukung. Dalam waktu kurang dari satu tahun, gerakan CoderDojo telah menyebar ke berbagai kota, termasuk di Irlandia, London (Inggris), dan San Francisco (Amerika Serikat).

Pada tahun 2012, Dojocon dimulai sebagai serangkaian pertemuan tahunan untuk komunitas CoderDojo global. Tahun yang sama juga menandai dimulainya Coolest Projects, sebuah pameran tahunan yang menampilkan proyek-proyek yang dibuat oleh para peserta CoderDojo, yang disebut ninja. Pada 2013, James Whelton mendirikan Hello World Foundation, yang pada 2014 berganti nama menjadi CoderDojo Foundation. Organisasi ini difokuskan pada dukungan, penskalaan, dan pemberdayaan komunitas CoderDojo di seluruh dunia.

Pada 2015, acara pertama dari serangkaian acara Megadojo diadakan. Megadojo adalah pertemuan besar yang melibatkan banyak dojo dalam satu tempat untuk berbagi pengalaman dan proyek. Pada 2017, CoderDojo bergabung dengan Raspberry Pi Foundation, yang juga menjalankan program paralel bernama Code Club.^[4] Sejak saat itu, CoderDojo secara resmi menjadi bagian dari Komunitas Code Club. Namun, beberapa dojo memilih untuk tetap beroperasi secara independen, mempertahankan gaya dan filosofi yang sama seperti yang telah mereka lakukan sejak awal.

Liputan Pers dan Studi Akademis

CoderDojo yang baru muncul menerima ulasan positif dari berbagai surat kabar terkemuka, termasuk BBC, CNN, The Guardian, The Irish Times, dan TechCrunch. Pujian ini menyoroti dampak positif gerakan ini dalam memperkenalkan pemrograman kepada kaum muda di seluruh dunia.^[5]

Pada tahun 2023, Dr. Abeer Alsheaibi dari Sekolah Ilmu Komputer dan Statistik menerbitkan tesis doktoralnya yang berjudul "An Investigation of Teaching Approaches in a Non-formal Setting: An Exploratory Case Study of Irish CoderDojos". Tesis ini mengkaji pendekatan pengajaran dalam pengaturan non-formal, dengan fokus pada CoderDojos di Irlandia, memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana CoderDojo memfasilitasi pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bagi kaum muda.^[6]

CoderDojo Bagi perempuan

Banyak relawan CoderDojo fokus pada peningkatan keberagaman gender dalam bidang teknologi, khususnya untuk mengatasi kekurangan perempuan di sektor ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka menggunakan strategi khusus untuk melibatkan perempuan muda dalam pemrograman dan ilmu komputer. Salah satu pendekatan yang diterapkan adalah melalui sesi CoderDojo Girls, yang dirancang khusus untuk mendorong perempuan muda berpartisipasi dalam kegiatan CoderDojo dan mempelajari keterampilan teknologi.^[7]

Beberapa dojo juga berhasil menarik lebih banyak perempuan dengan cara membuat mentor perempuan lebih terlihat dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk memberi inspirasi dan menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam dunia teknologi, serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi perempuan muda yang ingin mengembangkan keterampilan mereka di bidang ini.

Lihat juga

• Ghana Code Club