Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Cristina Fernández de Kirchner

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Cristina Fernández de Kirchner
Remove ads

Cristina Elisabet Fernández de Kirchner (lahir Fernández; lahir 19 Februari 1953 ), yang sering disebut dengan inisial CFK,[2][3] adalah seorang pengacara dan politikus Argentina yang pernah menjabat sebagai Presiden Argentina ke-56 dari tahun 2007 hingga 2015, dan kemudian sebagai wakil presiden ke-37 di bawah Presiden Alberto Fernández dari 2019 hingga 2023. Ia merupakan janda dari Néstor Kirchner dan pernah menjadi Ibu Negara selama masa kepresidenan suaminya dari 2003 hingga 2007. Ia menjadi presiden perempuan kedua di Argentina (setelah Isabel Perón) dan yang pertama terpilih langsung melalui pemilu. Secara ideologis, ia mengidentifikasi diri sebagai seorang Peronis dan progresif, dan pendekatan politiknya dikenal sebagai Kirchnerisme.[4][5] Sejak tahun 2024, ia menjabat sebagai presiden Partai Justisialista,[6][7] partai oposisi utama terhadap presiden petahana Javier Milei.

Fakta Singkat Presiden Partido Justicialista, Wakil Presiden ...

Lahir di La Plata, Provinsi Buenos Aires, ia menempuh pendidikan hukum di Universitas La Plata, lalu pindah ke Río Gallegos, Santa Cruz, bersama suaminya, Néstor Kirchner, setelah lulus. Ia terpilih menjadi anggota legislatif provinsi, sementara suaminya terpilih sebagai wali kota Río Gallegos. Pada tahun 1995, ia terpilih sebagai anggota senat nasional dan menjalani masa jabatan yang kontroversial, sementara suaminya terpilih sebagai gubernur Santa Cruz. Pada tahun 1994, ia juga terpilih menjadi anggota majelis konstituante yang mengamandemen Konstitusi Argentina. Ia menjadi Ibu Negara dari tahun 2003 hingga 2007 setelah suaminya terpilih sebagai presiden.

Néstor Kirchner tidak mencalonkan diri kembali. Sebagai gantinya, istrinya menjadi kandidat dari aliansi Front untuk Kemenangan dan terpilih sebagai presiden dalam pemilihan presiden tahun 2007. Masa jabatan pertamanya dimulai dengan konflik dengan sektor pertanian, dan sistem perpajakan yang diusulkannya ditolak. Setelah itu, ia menasionalisasi dana pensiun swasta dan memecat presiden Bank Sentral. Harga layanan publik tetap disubsidi dan ia menasionalisasi kembali perusahaan energi YPF. Argentina menjalin hubungan baik dengan negara-negara Amerika Selatan lainnya, namun hubungan dengan blok barat memburuk sebagai bagian dari gerakan politik regional yang dikenal sebagai pink tide. Ia juga melanjutkan kebijakan hak asasi manusia suaminya dan memiliki hubungan yang tegang dengan media. Suaminya meninggal pada tahun 2010, dan Kirchner terpilih kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2011. Ia memenangkan pemilihan dengan 54,11% suara,[8] persentase tertinggi yang diraih oleh kandidat presiden Argentina mana pun sejak 1983. Selisih 37,3% suara dengan pesaingnya, pasangan Binner-Morandini, merupakan yang terbesar kedua dalam sejarah pemilihan umum Argentina.[9][10] Pada masa jabatan keduanya, ia menetapkan pengendalian mata uang, dan negara mengalami gagal bayar utang pada tahun 2014. Ia mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2015 dengan tingkat dukungan publik di atas 50%, sesuatu yang jarang terjadi di Argentina, karena sebagian besar presiden setelah kembalinya demokrasi biasanya meninggalkan jabatan dengan tingkat dukungan yang jauh lebih rendah.[11]

Selama dua masa jabatannya, Cristina de Kirchner menghadapi berbagai skandal korupsi dan gelombang unjuk rasa. Ia sempat didakwa atas penjualan kontrak berjangka dolar secara curang, serta menghalangi penyelidikan pengeboman AMIA 1994 melalui dugaan perjanjian dengan Iran, meski sebagian tuduhan akhirnya dibatalkan. Ia juga dituduh menerima suap terkait proyek infrastruktur dan dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi Vialidad. Pada 2022, ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara dan larangan seumur hidup menduduki jabatan publik. Hukuman ini dikuatkan oleh pengadilan banding dan Mahkamah Agung pada Juni 2025 dan diperintahkan mengembalikan dana negara sebesar 84.000 juta peso Argentina. Selain itu, ia dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat atas tuduhan korupsi besar.

Remove ads

Kehidupan pribadi

Fernández lahir di Ringuelet, sebelah barat pinggiran kota La Plata, Provinsi Buenos Aires, putri Eduardo Fernández dan Ofelia Esther Wilhelm. Dia belajar hukum di Universitas Nasional La Plata pada 1970-an dan menjadi aktif dalam Pemuda Peronis. Selama studi di sana, ia bertemu pasangan masa depannya, Néstor Kirchner.

Mereka menikah pada tanggal 9 Maret 1975, dan memiliki dua anak: Maximo dan Florencia. Néstor meninggal pada tanggal 27 Oktober 2010 setelah menderita serangan jantung. Setelah kematian suaminya, dia berpakaian hitam selama lebih dari tiga tahun.

Remove ads

Pendidikan

Thumb

Fernández belajar dan lulus sebagai pengacara dari School of Legal and Social Sciences di Universitas La Plata pada 1970-an. Ia menikah dengan teman kuliahnya, Néstor Kirchner,[12] presiden Argentina saat ini, Pernikahan ini melahirkan dua anak, yaitu Máximo dan Florencia.

Karier Politik

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Cristina Fernández (kanan) bersama First Lady Laura Bush pada 5 November 2005 saat kunjungan di Summit of the Americas Mar del Plata

Fernández memulai karier politiknya di fraksi Tendencia Revolucionaria dari Partai Justisialis pada tahun 1970-an, dan terpilih menjadi wakil provinsinya di provinsi Santa Cruz di daerah Patagonia pada 1989 and terpilih kembali pada 1993.

Pada 1995, ia terpilih untuk mewakili Santa Cruz di Senat. Pada 1997, ia juga terpilih di Dewan Perwakilan. Pada 2001, ia kembali memenangi kursi di Senat.

Pada pemilu November 2005 ia menghantarkan kemenangan suaminya dengan selisih 25 poin lebih banyak dari lawan-lawannya. Kemenangan tersebut dapat memperteguh dukungan sayap kiri-tengah yang merupakan basis politik suaminya di Buenos Aires.

Para pengamat menilai, Cristina Fernandez adalah senjata rahasia suaminya, sebagaimana Eva Perón menjadi senjata rahasia Juan Perón. Ia dikenal karena lidahnya yang tajam dan penampilannya yang glamor. Seperti Evita, Cristina lebih suka tampil dengan suaminya. Di tempat asalnya (Santa Cruz), ia dikenal karena pidatonya yang panjang dan berapi-api. Ia dijuluki "Panther Patagonia" dan dikatakan mempunyai pengaruh yang sangat kuat atas suaminya. Senat mempercayainya karena suaminya berhasil membuktikan perbaikan ekonomi sejak memimpin Argentina pada tahun 2003.

Fernández sukses menghantarkan suaminya dalam pencalonan presiden Argentina pada 2003 untuk calon partai Justisialis dan suaminya memenangi pemilu kali itu. Sebagai First Lady, ia dikenal dekat dengan kekuasaan. Pamornya hampir sama dengan popularitas Eva Perón yang juga pernah tampil sebagai ibu negara Argentina.

Kasus hukum

Ringkasan
Perspektif

Selama dua masa jabatannya sebagai presiden, sejumlah skandal korupsi mencuat dan pemerintahannya menghadapi berbagai unjuk rasa. Ia didakwa karena menjual kontrak berjangka dolar dengan harga rendah secara curang,[13] namun kemudian dibebaskan dari tuduhan tersebut.[14] Pada tahun 2015, ia didakwa menghalangi penyelidikan terhadap pengeboman AMIA tahun 1994,[15] setelah tuduhan kontroversial dari Alberto Nisman mengenai adanya "pakta" (sebuah memorandum) antara pemerintahannya dan Iran yang diduga bertujuan memberi kekebalan bagi warga Iran yang terlibat dalam serangan teroris tersebut.[16]

Pada tahun 2017, hakim Claudio Bonadio mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Fernández de Kirchner dengan tuduhan "pengkhianatan negara",[17] namun ia tidak ditahan karena memiliki kekebalan parlemen. Tuduhan pengkhianatan itu kemudian dibatalkan, meskipun tuduhan lain yang terkait dengan kasus Nisman tetap berlanjut.[18][19] Pada tahun 2018, ia kembali didakwa atas tuduhan korupsi karena diduga menerima suap sebagai imbalan proyek infrastruktur publik.[20][21] Pada September 2020, pengadilan kasasi pidana federal menguatkan proses pengadilan korupsi terhadapnya dan menolak keberatan yang diajukannya.[22]

Setelah meninjau kasus memorandum yang tidak pernah diratifikasi dengan Iran, pada Oktober 2021, Pengadilan Federal Oral 8 menyatakan kasus tersebut batal demi hukum. Para hakim menyimpulkan bahwa tidak ada tindak pidana dalam penandatanganan kesepakatan dengan Iran dan membebaskan Cristina Kirchner serta para terdakwa lainnya.[23]

Pada Desember 2022, dalam kasus infrastruktur jalan (Vialidad), ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara dan larangan seumur hidup untuk menduduki jabatan publik karena korupsi, dan menyatakan niat untuk mengajukan banding.[24][25] Pada November 2024, pengadilan banding federal di Buenos Aires menguatkan vonis dan hukuman tersebut.[26] Namun, putusan itu belum final karena ia masih dapat mengajukan banding ke Mahkamah Agung.[27]

Pada Desember 2024, Mahkamah Agung menolak permintaan pembelaannya dan memastikan bahwa Fernández de Kirchner akan diadili dalam kasus memorandum dengan Iran.[28] Pada Maret 2025, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadapnya atas tuduhan "korupsi besar".[29] Pada Juni 2025, Mahkamah Agung menguatkan dan menetapkan hukuman enam tahun penjara dan larangan seumur hidup menduduki jabatan publik terhadap Fernández de Kirchner. Putusan tersebut juga mewajibkan pengembalian dana sebesar 84.000 juta peso Argentina yang berasal dari kasus korupsi Vialidad.[30][31]

Remove ads

Referensi

Bibliografi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads