Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Elk
mamalia spesies rusa Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Elk (Cervus canadensis) atau wapiti adalah spesies terbesar kedua dalam famili rusa, Cervidae, dan salah satu mamalia darat terbesar di wilayah persebaran aslinya di Amerika Utara serta Asia Tengah dan Asia Timur. Kata "elk" pada awalnya merujuk pada varietas moose Eropa, Alces alces, namun kemudian dialihkan penggunaannya untuk Cervus canadensis oleh para kolonis Amerika Utara.
Nama "wapiti" berasal dari kata dalam bahasa Shawnee dan Cree yang berarti "pantat putih", merujuk pada bulu berwarna terang yang khas di sekitar area ekor. Hewan ini dapat menegakkan atau mengembangkan bulu tersebut sebagai sinyal kegelisahan atau tanda bahaya kepada sesamanya, saat melarikan diri dari ancaman, atau di antara pejantan yang sedang memikat betina dan bertarung demi dominasi. Ciri serupa juga terlihat pada spesies artiodactyla lainnya, seperti domba bighorn, pronghorn, dan rusa ekor putih, dalam tingkatan yang bervariasi.
Elk mendiami hutan terbuka dan habitat tepi hutan, mencari makan dengan merumput rerumputan dan teki-tekian serta meramban tanaman yang tumbuh lebih tinggi, dedaunan, ranting, dan kulit kayu. Elk jantan memiliki ranggah besar yang dialiri darah dan saraf, yang secara rutin luruh setiap tahun saat cuaca menghangat. Pejantan juga melakukan perilaku kawin ritual selama musim kawin, termasuk memamerkan postur tubuh untuk memikat betina, adu tanduk (bertarung), dan bugling (melenguh), yaitu serangkaian siulan tenggorokan yang keras, lenguhan, jeritan, dan vokalisasi lain yang menegaskan dominasi atas pejantan lain dan bertujuan menarik perhatian betina.
Elk lama diyakini sebagai subspesies dari rusa merah Eropa (Cervus elaphus), namun bukti dari banyak studi genetika DNA mitokondria, yang dimulai pada tahun 1998, menunjukkan bahwa keduanya adalah spesies yang berbeda. Bercak pantat elk yang lebih lebar dan warna tanduk yang lebih pucat adalah perbedaan morfologis utama yang membedakan C. canadensis dari C. elaphus. Meskipun saat ini hanya merupakan hewan asli Amerika Utara, serta Asia Tengah, Timur, dan Asia Utara, elk pernah memiliki persebaran yang jauh lebih luas di masa lalu; populasi prasejarah hadir di seluruh Eurasia hingga ke Eropa Barat selama Pleistosen Akhir, bertahan hingga awal Holosen di Swedia Selatan dan Pegunungan Alpen. Subspesies Elk Merriam Amerika Utara yang kini telah punah (Cervus canadensis merriami) pernah menyebar ke selatan hingga Meksiko. Wapiti juga telah berhasil beradaptasi di negara-negara di luar wilayah alaminya tempat ia diperkenalkan, termasuk Argentina dan Selandia Baru; kemampuan adaptasi hewan ini di wilayah-wilayah tersebut bahkan mungkin terlalu sukses sehingga mengancam ekosistem dan spesies endemik sensitif yang dijumpainya.
Sebagai anggota ordo Artiodactyla (dan kerabat jauh Bovidae), elk rentan terhadap beberapa penyakit menular yang dapat ditularkan ke atau dari hewan ternak domestik. Upaya untuk mengeliminasi penyakit menular dari populasi elk, terutama melalui vaksinasi, membuahkan keberhasilan yang beragam. Beberapa budaya memuja elk karena dianggap memiliki makna spiritual. Ranggah dan ranggah muda (velvet) digunakan dalam pengobatan tradisional di beberapa wilayah Asia; produksi suplemen bubuk ranggah dan ranggah muda juga merupakan industri naturopati yang berkembang pesat di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan Kanada. Elk diburu sebagai spesies buruan, dan dagingnya tidak berlemak serta memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada daging sapi atau daging ayam.
Remove ads
Penamaan dan etimologi
Ringkasan
Perspektif
Kata "elk" dalam bahasa indonesia diserap dari bahasa Inggris.[3] Pada abad ke-17, Alces alces (moose, yang disebut "elk" di Eropa) telah lama musnah dari Kepulauan Britania, dan makna kata "elk" bagi penutur bahasa Inggris menjadi agak kabur, memperoleh arti yang mirip dengan "rusa besar".[4] Nama wapiti berasal dari kata dalam Shawnee dan Cree waapiti (dalam silabis Cree: ᐙᐱᑎ atau ᐚᐱᑎ), yang berarti "pantat putih".[5] Terdapat subspesies wapiti di Mongolia yang disebut wapiti Altai (Cervus canadensis sibiricus), yang juga dikenal sebagai maral Altai.[6]
Menurut Oxford English Dictionary, etimologi kata "elk" memiliki "sejarah yang kabur". Pada Zaman Klasik, Alces alces Eropa dikenal sebagai Yunani Kuno: ἄλκη, romanized: álkē dan Latin: alces, kata-kata yang mungkin dipinjam dari bahasa Jermanik atau bahasa lain di Eropa utara. Menjelang abad ke-8, selama Awal Abad Pertengahan, moose dikenal sebagai Old English: elch, elh, eolh, yang diturunkan dari Proto-Jermanik: *elho-, *elhon- dan mungkin berhubungan dengan Old Norse: elgr.[7] Kemudian, spesies ini dikenal dalam bahasa Inggris Pertengahan sebagai elk, elcke, atau elke, muncul dalam bentuk yang dilatinisasi alke, dengan ejaan alce dipinjam langsung dari Latin: alces.[7][8] Dengan catatan bahwa elk "bukanlah representasi fonetik yang normal" dari elch bahasa Inggris Kuno, Oxford English Dictionary menurunkan kata elk dari Middle High German: elch, yang sendirinya berasal dari Old High German: elaho.[4][7]
Cervus canadensis Amerika dikenali sebagai kerabat rusa merah (Cervus elaphus) dari Eropa, sehingga Cervus canadensis disebut sebagai "rusa merah". Richard Hakluyt menyebut Amerika Utara sebagai "tanah ... yang penuh dengan banyak binatang, seperti rusa merah"[9] dalam karyanya tahun 1584, Discourse Concerning Western Planting. Demikian pula, karya John Smith tahun 1616, A Description of New England, merujuk pada rusa merah. Terjemahan bahasa Inggris Sir William Talbot tahun 1672 atas karya Latin John Lederer, Discoveries, juga menyebut spesies tersebut "rusa merah", namun mencatat dalam tanda kurung bahwa mereka "karena ukurannya yang luar biasa besar, secara tidak tepat diistilahkan sebagai Elk oleh orang-orang yang tidak tahu". Baik Notes on the State of Virginia karya Thomas Jefferson tahun 1785 maupun Statistical, Political, and Historical Account of the United States karya David Bailie Warden tahun 1816 menggunakan istilah "rusa merah" untuk merujuk pada Cervus canadensis.[10]
Remove ads
Taksonomi
Ringkasan
Perspektif




Anggota genus Cervus (dan dengan demikian kerabat awal atau kemungkinan nenek moyang elk) pertama kali muncul dalam catatan fosil 25 juta tahun yang lalu, selama Oligosen di Eurasia, namun tidak muncul dalam catatan fosil Amerika Utara hingga awal Miosen.[11] Elk Irlandia (Megaloceros) yang telah punah bukanlah anggota genus Cervus, melainkan anggota terbesar dari famili rusa yang lebih luas (Cervidae) yang diketahui dari catatan fosil.[12]
Hingga belum lama ini, rusa merah dan elk dianggap sebagai satu spesies, Cervus elaphus,[6][13] dengan lebih dari selusin subspesies. Namun, studi DNA mitokondria yang dilakukan pada tahun 2004 terhadap ratusan sampel dari subspesies rusa merah dan elk serta spesies lain dari famili rusa Cervus, mengindikasikan dengan kuat bahwa elk, atau wapiti, sepatutnya menjadi spesies yang terpisah, yakni Cervus canadensis.[14] Bukti DNA memvalidasi bahwa elk berkerabat lebih dekat dengan Rusa Thorold (C. albirostris) dan bahkan rusa sika (C. nippon) dibandingkan dengan rusa merah.[14]
Elk dan rusa merah menghasilkan keturunan yang fertil di penangkaran, dan kedua spesies tersebut telah kawin silang secara bebas di Taman Nasional Fiordland Selandia Baru. Hewan-hewan hasil persilangan tersebut telah mengakibatkan hilangnya hampir seluruh darah elk murni dari daerah tersebut.[15] Perbedaan morfologis utama yang membedakan C. canadensis dari C. elaphus adalah bercak pantat yang lebih lebar dan warna tanduk yang lebih pucat pada elk.[16]
Subspesies
Terdapat banyak subspesies elk yang telah dideskripsikan, dengan enam di antaranya berasal dari Amerika Utara dan empat dari Asia, meskipun beberapa taksonom menganggapnya sebagai ekotipe atau ras yang berbeda dari spesies yang sama (yang beradaptasi dengan lingkungan lokal melalui perubahan kecil dalam penampilan dan perilaku). Populasi-populasi ini bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran ranggah, ukuran tubuh, pewarnaan, dan perilaku kawin. Investigasi DNA terhadap subspesies Eurasia mengungkapkan bahwa variasi fenotipik pada ranggah, surai, dan perkembangan bercak pantat didasarkan pada "faktor gaya hidup yang berkaitan dengan iklim".[16] Dari enam subspesies elk yang diketahui pernah menghuni Amerika Utara pada masa historis, empat yang masih tersisa, termasuk Elk Roosevelt (C. canadensis roosevelti), Elk Tule (C. c. nannodes), Elk Manitoba (C. c. manitobensis) dan Elk Pegunungan Rocky (C. c. nelsoni).[17] Subspesies elk timur (C. c. canadensis) dan elk Merriam (C. c. merriami) telah punah setidaknya selama satu abad.[18][19]
Empat subspesies yang dideskripsikan dari benua Asia mencakup wapiti Altai (C. c. sibiricus) dan wapiti Tian Shan (C. c. songaricus). Dua subspesies berbeda yang ditemukan di Tiongkok, Mongolia, Semenanjung Korea[20] dan Siberia adalah wapiti Manchuria (C. c. xanthopygus) dan wapiti Alashan (C. c. alashanicus). Subspesies Manchuria memiliki warna yang lebih gelap dan lebih kemerahan dibandingkan populasi lainnya. Wapiti Alashan dari Tiongkok Tengah bagian utara adalah yang terkecil dari semua subspesies, memiliki warna paling terang, dan merupakan salah satu yang paling jarang diteliti.[15]
Analisis DNA terbaru menunjukkan bahwa jumlah total subspesies elk tidak lebih dari tiga atau empat. Semua bentuk Amerika, selain kemungkinan elk Tule dan Roosevelt, tampaknya termasuk dalam satu subspesies Cervus c. canadensis; bahkan elk Siberia (C. c. sibiricus), kurang lebih, identik secara fisik dengan bentuk Amerika, dan dengan demikian mungkin termasuk dalam subspesies ini juga.[21] Namun, wapiti Manchuria (C. c. xanthopygus) jelas berbeda dari bentuk Siberia, tetapi tidak dapat dibedakan dari wapiti Alashan. Namun demikian, karena materi genetik yang tidak mencukupi untuk menolak monofili C. canadensis, beberapa peneliti menganggap terlalu dini untuk memasukkan wapiti Manchuria sebagai subspesies wapiti sejati, dan bahwa ia kemungkinan perlu diangkat menjadi spesiesnya sendiri, C. xanthopygus.[22] Bentuk Tiongkok (rusa Sichuan, rusa merah Kansu, dan rusa merah Tibet) juga termasuk dalam kelompok wapiti, dan tidak dapat dibedakan satu sama lain melalui studi DNA mitokondria.[14] Subspesies-subspesies Tiongkok ini terkadang diperlakukan sebagai spesies yang berbeda, yakni rusa merah Asia Tengah (Cervus hanglu), yang juga mencakup rusa Kashmir.[21]
- Kelompok Amerika Utara
- Elk Roosevelt (C. c. roosevelti)
- Elk Tule (C. c. nannodes)
- Elk Manitoba (C. c. manitobensis)
- Elk Pegunungan Rocky (C. c. nelsoni)
- Elk timur (C. c. canadensis; punah)
- Elk Merriam (C. c. merriami; punah)
- Wapiti Altai (C. c. sibiricus)
- Wapiti Tian Shan (C. c. songaricus)
- Wapiti Manchuria (C. c. xanthopygus)
- Wapiti Alashan (C. c. alashanicus)
- Rusa merah Tibet (C. c. wallichii)
- Rusa Sichuan (C. c. macneilli)
- Rusa merah Kansu (C. c. kansuensis)
- Penggambaran seniman tentang elk timur
- Ilustrasi wapiti Altai
- Ilustrasi wapiti Manchuria
- Ilustrasi rusa Kashmir
Remove ads
Karakteristik
Ringkasan
Perspektif
Elk memiliki tubuh yang tebal dengan kaki yang ramping dan ekor yang pendek. Mereka memiliki tinggi bahu 075–15 m (246–49 ft) dengan panjang dari hidung ke ekor berkisar 16–27 m (52–89 ft). Pejantan berukuran lebih besar dan memiliki berat 178–497 kg (392–1.096 pon) sedangkan betina memiliki berat 171–292 kg (377–644 pon).[23] Yang terbesar dari subspesies tersebut adalah elk Roosevelt (C. c. roosevelti), yang ditemukan di sebelah barat Pegunungan Cascade di negara-negara bagian A.S. California, Oregon, dan Washington, serta di provinsi British Columbia, Kanada. Elk Roosevelt telah diintroduksi ke Alaska, tempat pejantan terbesarnya diperkirakan memiliki berat hingga 600 kg (1.300 pon).[24] Secara lebih umum, elk Roosevelt pejantan memiliki berat sekitar 318 hingga 499 kg (701 hingga 1.100 pon), sementara betina memiliki berat 261 hingga 283 kg (575 hingga 624 pon).[25] Elk tule pejantan memiliki berat 204–318 kg (450–701 pon) sedangkan betinanya memiliki berat 170–191 kg (375–421 pon).[26] Berat total elk Manitoban pejantan dewasa berkisar antara 288 hingga 478 kilogram (635 hingga 1.054 pon). Betina memiliki berat rata-rata 275 kilogram (606 pon).[27] Elk adalah spesies rusa terbesar kedua yang masih hidup, setelah moose.[28][halaman dibutuhkan]
Ranggah terbuat dari tulang, yang dapat tumbuh dengan kecepatan 25 sentimeter (9,8 in) per hari. Saat sedang tumbuh aktif, lapisan kulit lunak yang kaya pembuluh darah yang dikenal sebagai velvet menutupi dan melindunginya. Lapisan ini luruh pada musim panas ketika ranggah telah berkembang sepenuhnya.[29] Elk pejantan biasanya memiliki sekitar enam cabang pada setiap ranggah. Elk Siberia dan Amerika Utara memiliki ranggah terbesar sedangkan wapiti Altai memiliki ranggah terkecil.[15] Ranggah pejantan Roosevelt dapat mencapai berat 18 kg (40 pon).[29] Pembentukan dan retensi ranggah didorong oleh testosteron.[30] Pada akhir musim dingin dan awal musim semi, kadar testosteron menurun, yang menyebabkan ranggah luruh.[31]

Selama musim gugur, elk menumbuhkan lapisan rambut yang lebih tebal, yang membantu menginsulasi tubuh mereka selama musim dingin.[32] Baik elk Amerika Utara jantan maupun betina menumbuhkan surai leher yang tipis; betina dari subspesies lain mungkin tidak memilikinya.[33]: 37 Menjelang awal musim panas, mantel musim dingin yang tebal telah luruh. Elk diketahui menggosokkan tubuh ke pohon dan benda lain untuk membantu merontokkan rambut dari tubuh mereka. Semua elk memiliki bercak pantat kecil yang berbatas tegas dengan ekor pendek. Mereka memiliki pewarnaan yang berbeda berdasarkan musim dan jenis habitat, dengan warna abu-abu atau lebih terang yang umum di musim dingin dan mantel yang lebih kemerahan dan gelap di musim panas. Subspesies yang hidup di iklim kering cenderung memiliki mantel berwarna lebih terang daripada mereka yang hidup di hutan.[32] Sebagian besar memiliki mantel kuning-kecokelatan hingga oranye-kecokelatan yang lebih terang, kontras dengan rambut cokelat tua di kepala, leher, dan kaki selama musim panas. Wapiti Manchuria dan Alaska yang beradaptasi dengan hutan memiliki mantel merah atau cokelat kemerahan dengan kontras yang lebih sedikit antara mantel tubuh dan bagian tubuh lainnya selama bulan-bulan musim panas. Anak elk lahir dengan bintik-bintik, seperti yang umum terjadi pada banyak spesies rusa, dan kehilangan bintik tersebut pada akhir musim panas. Wapiti Manchuria dewasa mungkin mempertahankan beberapa bintik oranye di bagian belakang mantel musim panas mereka sampai mereka berusia lebih tua. Karakteristik ini juga telah diamati pada rusa merah Eropa yang beradaptasi dengan hutan.[15]
Remove ads
Perilaku dan ekologi
Ringkasan
Perspektif

Elk adalah salah satu spesies rusa yang paling gregarius (hidup berkelompok).[33]: 52 Selama musim panas, ukuran kelompok dapat mencapai 400 individu.[23] Sepanjang sebagian besar tahun, pejantan dan betina dewasa terpisah dalam kawanan yang berbeda. Kawanan betina berukuran lebih besar, sedangkan pejantan membentuk kelompok-kelompok kecil dan bahkan mungkin berkeliaran sendirian. Pejantan muda mungkin bergabung dengan pejantan yang lebih tua atau kelompok betina. Kawanan jantan dan betina bergabung selama musim kawin, yang mungkin dimulai pada akhir Agustus.[33]: 75, 82 Pejantan mencoba mengintimidasi saingan dengan melakukan vokalisasi dan memamerkan ranggah mereka.[33]: 109 Jika tidak ada pejantan yang mundur, mereka akan terlibat dalam adu ranggah, yang terkadang menyebabkan cedera serius.[34]
Pejantan memiliki vokalisasi yang keras, bernada tinggi, dan menyerupai siulan yang dikenal sebagai bugling, yang memamerkan kebugaran pejantan tersebut dalam jarak yang sangat jauh. Tidak lazim bagi vokalisasi yang dihasilkan oleh hewan besar, bugling dapat mencapai frekuensi 4000 Hz. Hal ini dicapai dengan mengembuskan udara dari glotis melalui rongga hidung. Elk dapat menghasilkan suara bernada lebih dalam (150 Hz) menggunakan laring.[35] Betina mengeluarkan gonggongan peringatan untuk menyiagakan anggota kawanan lainnya akan bahaya, sedangkan anak elk akan mengeluarkan jeritan bernada tinggi saat diserang.[36]
Reproduksi dan siklus hidup
Elk betina memiliki siklus estrus yang singkat, hanya satu atau dua hari, dan perkawinan biasanya melibatkan selusin atau lebih upaya. Menjelang musim gugur pada tahun kedua mereka, betina dapat melahirkan satu dan, sangat jarang, dua keturunan. Reproduksi paling umum terjadi ketika betina memiliki berat setidaknya 200 kilogram (440 pon).[37] Pejantan dominan mengikuti kelompok betina selama rut dari bulan Agustus hingga awal musim dingin. Seekor pejantan akan mempertahankan haremnya yang terdiri dari 20 betina atau lebih dari pejantan pesaing dan predator.[38][33]: 92 Pejantan juga menggali lubang di tanah yang disebut kubangan, tempat mereka buang air kecil dan menggulingkan tubuh.[34][39] Uretra elk jantan mengarah ke atas sehingga urin disemprotkan hampir tegak lurus terhadap penis.[40] Urin tersebut meresap ke dalam rambut mereka dan memberikan bau khas yang memikat betina.[34]

Seekor pejantan berinteraksi dengan betina dalam haremnya melalui dua cara: penggembalaan dan percumbuan. Ketika seekor betina berkeliaran terlalu jauh dari jangkauan harem, pejantan akan berlari mendahuluinya, menghalangi jalannya, dan secara agresif menggiringnya kembali ke harem. Perilaku penggembalaan ini disertai dengan leher yang dijulurkan dan diturunkan serta ranggah yang ditarik ke belakang. Seekor pejantan bisa menjadi kasar dan memukul betina dengan ranggahnya. Selama percumbuan, pejantan bersikap lebih damai dan mendekati betina dengan kepala dan ranggah terangkat. Pejantan memberi sinyal niatnya untuk menguji reseptivitas seksual betina dengan menjentikkan lidahnya. Jika belum siap, betina akan menundukkan kepalanya dan mengayunkan ke kiri dan kanan sambil membuka dan menutup mulutnya. Pejantan akan berhenti sebagai respons agar tidak menakutinya.[33]: 100–101 Jika tidak, pejantan akan menjilati betina tersebut dengan intens dan kemudian menaikinya.[33]: 115
Pejantan yang lebih muda dan kurang dominan, yang dikenal sebagai "pejantan jarum" (spike bulls), karena ranggah mereka belum bercabang, akan mengganggu betina yang tidak dijaga. Pejantan-pejantan ini tidak sabar dan tidak akan melakukan ritual percumbuan apa pun serta akan terus mengejar betina bahkan ketika betina tersebut memberi sinyal untuk berhenti. Oleh karena itu, keberhasilan reproduksi mereka lebih rendah, dan seekor betina mungkin akan tetap berada di dekat pejantan besar untuk menghindari gangguan. Pejantan dominan tidak toleran terhadap pejantan jarum dan akan mengusir mereka dari haremnya.[33]: 100–105
Periode gestasi berlangsung delapan hingga sembilan bulan dan keturunannya memiliki berat sekitar 16 kilogram (35 pon). Ketika betina mendekati waktu melahirkan, mereka cenderung memisahkan diri dari kawanan utama, dan akan tetap terisolasi sampai anaknya cukup besar untuk melarikan diri dari predator.[34] Anak elk lahir dengan bintik-bintik, seperti yang umum terjadi pada banyak spesies rusa, dan mereka kehilangan bintik-bintik tersebut pada akhir musim panas. Setelah dua minggu, anak elk sudah bisa bergabung dengan kawanan, dan disapih sepenuhnya pada usia dua bulan.[23] Anak elk sudah sebesar rusa ekor putih dewasa pada saat mereka berusia enam bulan.[41] Elk akan meninggalkan wilayah natal (kelahiran) mereka sebelum berusia tiga tahun. Pejantan menyebar lebih sering daripada betina, karena betina dewasa lebih toleran terhadap keturunan betina dari tahun-tahun sebelumnya.[42] Elk dapat hidup 20 tahun atau lebih di penangkaran, tetapi rata-rata hidup 10 hingga 13 tahun di alam liar. Pada beberapa subspesies yang mengalami lebih sedikit pemangsaan, mereka dapat hidup rata-rata 15 tahun di alam liar.[43]
Migrasi

Sebagaimana berlaku bagi banyak spesies rusa, terutama yang berada di wilayah pegunungan, elk bermigrasi ke daerah dengan ketinggian lebih tinggi pada musim semi, mengikuti salju yang menyusut, dan ke arah sebaliknya pada musim gugur. Tekanan perburuan memengaruhi migrasi dan pergerakan.[44] Selama musim dingin, mereka lebih menyukai area hutan karena ketersediaan makanan yang lebih besar untuk dikonsumsi. Elk tampaknya tidak memperoleh keuntungan dari tutupan termal.[45] Kawanan elk di Ekosistem Yellowstone Raya terdiri dari sebanyak 40.000 individu.[46] Selama musim semi dan gugur, mereka mengambil bagian dalam migrasi elk terpanjang di daratan utama AS, menempuh perjalanan sejauh 168 mi (270 km) antara wilayah jangkauan musim panas dan musim dingin. Kawanan Teton terdiri dari antara 9.000 hingga 13.000 elk dan mereka menghabiskan musim dingin di Suaka Elk Nasional, setelah bermigrasi ke selatan dari bagian selatan Taman Nasional Yellowstone dan ke barat dari Hutan Nasional Shoshone dan Bridger–Teton.[47]
Pakan

Elk adalah hewan ruminansia dan oleh karena itu memiliki lambung dengan empat bilik. Tidak seperti rusa ekor putih dan moose, yang utamanya adalah peramban, elk mirip dengan sapi karena mereka terutama adalah pemakan rumput. Namun seperti rusa lainnya, mereka juga meramban.[48][49] Elk memiliki kecenderungan untuk melakukan sebagian besar aktivitas makan mereka pada pagi dan petang hari, mencari tempat terlindung di sela-sela waktu makan untuk mencerna makanan. Pakan mereka agak bervariasi tergantung pada musim, dengan rerumputan asli menjadi suplemen sepanjang tahun, kulit pohon (misalnya cedar, wintergreen, hemlock timur, sumac, pinus jack, mapel merah, staghorn, dan basswood) dikonsumsi di musim dingin, serta teki-tekian, terna, dan tunas pohon selama musim panas.[50] Makanan favorit elk meliputi dandelion, aster, hawkweed, violet, semanggi, dan sesekali jamur.[50] Elk mengonsumsi rata-rata 91 kilogram (201 pon) vegetasi setiap hari.[51] Sangat menyukai tunas aspen yang muncul di musim semi, elk memiliki dampak tertentu pada rumpun aspen yang telah menurun di beberapa wilayah tempat elk berada.[52] Pengelola wilayah jangkauan dan satwa liar melakukan survei terhadap kelompok kotoran elk untuk memantau populasi dan penggunaan sumber daya.[53][54]
Penelitian di Ekosistem Yellowstone Raya telah menemukan bahwa pemberian pakan tambahan berupa pelet alfalfa terkonsentrasi menyebabkan perubahan signifikan pada mikrobioma elk.[55] Mikrobioma usus elk biasanya ditandai dengan komunitas bakteri yang beragam yang terspesialisasi dalam memecah serat tanaman yang kompleks dan selulosa, sedangkan mikrobioma usus elk yang diberi pakan tambahan mungkin memiliki lebih sedikit bakteri pencerna serat.[56] Oleh karena itu, transisi dari pencarian makan alami ke pelet alfalfa terkonsentrasi dapat menyebabkan perubahan pada mikrobioma usus yang mungkin memengaruhi kemampuan elk untuk mencerna pakan alami mereka secara efisien atau berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan yang memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.[55]
Predator dan taktik pertahanan

Predator elk mencakup serigala, koyote, beruang cokelat, beruang hitam Amerika dan Asia, cougar, serta harimau Siberia.[57][58] Kawanan koyote sebagian besar memangsa anak elk, meskipun terkadang mereka dapat menyerang elk dewasa yang melemah akibat musim dingin atau penyakit.[59] Di Ekosistem Yellowstone Raya, yang mencakup Taman Nasional Yellowstone, beruang adalah pemangsa anak elk yang paling signifikan,[60] sementara pejantan sehat belum pernah tercatat dibunuh oleh beruang dan pertemuan semacam itu justru dapat berakibat fatal bagi sang beruang.[61] Terbunuhnya betina pada usia prima lebih berdampak terhadap pertumbuhan populasi dibandingkan terbunuhnya pejantan atau anak elk.[62]
Elk dapat menghindari pemangsaan dengan beralih dari merumput ke meramban. Merumput menempatkan elk dalam situasi yang membahayakan karena berada di area terbuka dengan kepala menunduk, sehingga ia tidak dapat melihat apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.[63] Hidup berkelompok juga mengurangi risiko individu menjadi korban pemangsaan. Elk pejantan besar kurang rentan dan mampu berkeliaran sendirian, sementara betina tetap berada dalam kelompok yang lebih besar demi perlindungan anak-anaknya.[33]: 75 Pejantan lebih rentan terhadap pemangsaan oleh serigala pada akhir musim dingin, setelah kondisi fisik mereka melemah akibat berbulan-bulan mengejar betina dan bertarung.[62] Pejantan yang baru saja kehilangan ranggahnya memiliki kemungkinan lebih besar untuk dimangsa.[64]
Parasit dan penyakit
Setidaknya 53 spesies protista dan parasit hewan telah teridentifikasi pada elk.[65] Sebagian besar parasit ini jarang menyebabkan kematian yang signifikan pada elk liar maupun penangkaran. Parelaphostrongylus tenuis (cacing otak atau cacing meningeal) adalah nematoda parasit yang diketahui menyerang sumsum tulang belakang dan jaringan otak elk serta spesies lainnya, yang berujung pada kematian.[66] Inang definitifnya adalah rusa ekor putih, yang biasanya tidak mengalami dampak buruk akibat parasit ini. Siput dan lintah bulan, yang bertindak sebagai inang perantara, dapat tertelan secara tidak sengaja oleh elk saat sedang merumput.[67] Cacing hati Fascioloides magna dan nematoda Dictyocaulus viviparus juga merupakan parasit yang umum ditemukan dan dapat berakibat fatal bagi elk.[68]

Penyakit wasting kronis (CWD), yang ditularkan oleh protein yang salah melipat yang dikenal sebagai prion, menyerang jaringan otak pada elk, dan telah terdeteksi di seluruh wilayah persebaran mereka di Amerika Utara. Pertama kali didokumentasikan pada akhir tahun 1960-an pada rusa mule, penyakit ini telah menjangkiti elk di peternakan hewan buruan maupun di alam liar di sejumlah wilayah. Elk yang terjangkit penyakit ini mulai menunjukkan penurunan berat badan, perubahan perilaku, peningkatan kebutuhan air, salivasi dan buang air kecil yang berlebihan, serta kesulitan menelan; pada tahap lanjut, penyakit ini berujung pada kematian. Tidak ada risiko terhadap manusia yang terdokumentasi, dan penyakit ini juga belum terbukti menimbulkan ancaman bagi sapi ternak.[69] Pada tahun 2002, Korea Selatan melarang impor ranggah muda (velvet) elk karena kekhawatiran mengenai penyakit wasting kronis.[70]
Penyakit bakteri Gram-negatif bruselosis sesekali menjangkiti elk di Ekosistem Yellowstone Raya, satu-satunya tempat di AS yang masih diketahui memiliki penyakit ini,[71] meskipun persebarannya dapat meluas hingga ke Pegunungan Bighorn.[72] Pada sapi ternak, bruselosis menyebabkan infertilitas, aborsi, dan penurunan produksi susu. Penyakit ini menular ke manusia sebagai demam undulan, yang menimbulkan gejala mirip influenza yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Meskipun bison lebih mungkin menularkan penyakit ini ke hewan lain, elk secara tidak sengaja menularkan bruselosis ke kuda di Wyoming dan sapi di Idaho. Para peneliti berupaya membasmi penyakit ini melalui vaksinasi dan tindakan manajemen kawanan, yang diharapkan dapat berhasil.[71] Meskipun demikian, penelitian telah berlangsung sejak tahun 2002, dan vaksin yang berhasil belum dikembangkan hingga 2016[update].[73]
Sebuah studi nekropsi baru-baru ini terhadap elk penangkaran di Pennsylvania mengaitkan penyebab kematian pada 33 dari 65 kasus dengan parasit saluran pencernaan (21 kasus, terutama Eimeria sp. dan Ostertagia sp.) atau infeksi bakteri (12 kasus, sebagian besar pneumonia).[[74]
Penyakit kuku elk pertama kali diketahui di negara bagian Washington pada akhir tahun 1990-an di cekungan Sungai Cowlitz, dengan laporan sporadis mengenai kuku yang cacat. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar dengan cepat dengan peningkatan penampakan di seluruh Washington barat daya hingga ke Oregon. Penyakit ini ditandai dengan kuku yang cacat, patah, atau hilang, serta menyebabkan kepincangan parah pada elk. Penyebab utamanya tidak diketahui, namun dikaitkan dengan bakteri treponema, yang diketahui menyebabkan dermatitis digital pada hewan ternak komersial. Cara penularannya juga tidak diketahui, namun tampaknya sangat menular di antara elk. Studi sedang dilakukan oleh departemen pemerintah untuk menentukan cara menghentikan atau membasmi penyakit ini.[75][76][77]
Remove ads
Persebaran dan status
Ringkasan
Perspektif

Wilayah persebaran elk membentang dari Asia Tengah hingga Siberia dan Asia Timur, serta di Amerika Utara. Hewan ini dapat dijumpai di hutan peluruh terbuka, hutan boreal, tegalan dataran tinggi, kawasan pegunungan, dan padang rumput. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan spesies ini ke dalam daftar spesies risiko rendah.[1] Habitat elk Siberia di Asia mirip dengan habitat subspesies Pegunungan Rocky di Amerika Utara. Selama Pleistosen Akhir, jangkauan mereka jauh lebih luas, tersebar di seluruh Eurasia, dengan sisa-sisa peninggalan ditemukan hingga sejauh barat di Prancis. Populasi ini berkerabat paling dekat dengan populasi elk Asia modern. Jangkauan mereka menyusut drastis pada awal Holosen, kemungkinan karena spesialisasi mereka terhadap habitat tundra-stepa periglasial yang dingin. Ketika lingkungan ini sebagian besar tergantikan oleh hutan tertutup, rusa merah kemungkinan memenangkan kompetisi atas elk. Populasi relik bertahan hingga awal Holosen (sekitar 3000 tahun yang lalu) di Swedia selatan dan Pegunungan Alpen, tempat lingkungan tersebut masih mendukung.[78] Elk juga hadir pada awal Holosen di Alaska tengah; di sana, hewan ini menjadi hewan buruan utama bersama dengan bison, dan bertahan di Yukon hingga sekitar 1400 BP (550 M).[79]
Introduksi dan reintroduksi
Per tahun 2014, angka populasi untuk semua subspesies elk Amerika Utara berkisar satu juta ekor. Sebelum kolonisasi Eropa di Amerika Utara, diperkirakan terdapat 10 juta ekor di benua tersebut.[80]
Terdapat banyak contoh reintroduksi di masa lalu dan yang sedang berlangsung di berbagai wilayah AS. Elk direintroduksi di Michigan pada tahun 1918 setelah punah di sana pada tahun 1875.[81] Subspesies elk Pegunungan Rocky direintroduksi oleh organisasi pemburu-konservasi ke wilayah Appalachia di AS tempat elk timur yang kini punah pernah hidup.[82] Mereka direintroduksi ke Pennsylvania mulai tahun 1913 dan sepanjang pertengahan abad ke-20, dan kini bertahan dengan populasi stabil sekitar 1.400 individu.[83][84][85] Sejak akhir 1990-an, mereka direintroduksi dan mengolonialisasi kembali negara-negara bagian Wisconsin,[86] Kentucky, Carolina Utara, Tennessee, Georgia, Virginia, dan Virginia Barat.[87] Di negara bagian Kentucky, populasi elk pada tahun 2022 telah meningkat menjadi lebih dari 15.000 ekor.[88] Pada tahun 2016, seekor elk jantan, kemungkinan dari populasi Pegunungan Smoky di Carolina Utara bagian barat, terlihat di Carolina Selatan untuk pertama kalinya dalam hampir 300 tahun.[89] Setelah pernah punah secara lokal, elk yang menyebar kini sering terlihat di Iowa, meskipun populasi liar belum terbentuk.[90] Sejak tahun 2015, elk juga telah direintroduksi di sejumlah negara bagian lain, termasuk Missouri,[91] dan diintroduksi ke pulau Etolin dan Afognak di Alaska.[92] Reintroduksi elk ke Ontario dimulai pada awal abad ke-20 dan masih berlangsung dengan keberhasilan yang terbatas.[93]
Elk dan rusa merah diintroduksi ke Argentina pada awal abad ke-20.[94] Di sana, mereka kini dianggap sebagai spesies invasif, yang merambah ekosistem Argentina tempat mereka bersaing memperebutkan makanan dengan huemul Chili yang asli dan herbivora lainnya.[95] Dampak negatif terhadap spesies hewan asli ini menyebabkan IUCN mengidentifikasi elk sebagai salah satu dari 100 hewan penyerbu (invader) terburuk di dunia.[96]
Pengenalan rusa ke Selandia Baru dimulai pada pertengahan abad ke-19, dan populasi saat ini sebagian besar adalah rusa merah Eropa, dengan hanya 15 persen yang merupakan elk.[97] Pada tahun 1905, 18 wapiti Amerika dilepaskan di George Sound di Taman Nasional Fiordland.[98] Pada tahun 1949, Ekspedisi Fiordland Amerika Selandia Baru dilakukan untuk meneliti keturunan dari pelepasan ini.[98] Terdapat hibridisasi yang signifikan antara elk dengan rusa merah.[99] Rusa-rusa ini berdampak buruk pada regenerasi hutan beberapa spesies tanaman, karena mereka mengonsumsi spesies yang lebih enak dimakan, yang kemudian digantikan oleh spesies yang kurang disukai oleh elk. Dampak jangka panjangnya adalah perubahan jenis tanaman dan pohon yang ditemukan, serta pada spesies hewan dan tanaman lain yang bergantung padanya.[100] Seperti di Chili dan Argentina, IUCN telah menyatakan bahwa populasi rusa merah dan elk di Selandia Baru sebagai spesies invasif.[96]
Negara bagian A.S. berdasarkan perkiraan populasi elk
Remove ads
Referensi budaya
Ringkasan
Perspektif

Elk telah memainkan peran penting dalam sejarah kebudayaan sejumlah masyarakat. Petroglif Neolitikum dari Asia menggambarkan elk betina tanpa ranggah, yang diinterpretasikan sebagai simbol kehidupan dan sumber penghidupan. Gambar-gambar tersebut juga sering kali tumpang tindih dengan perahu dan dikaitkan dengan sungai, yang menunjukkan bahwa mereka juga melambangkan jalan menuju alam baka.[130] Petroglif elk diukir pada tebing-tebing oleh Bangsa Pueblo Leluhur di barat daya AS ratusan tahun yang lalu.[131] Elk memiliki arti khusus bagi Suku Lakota dan memegang peranan spiritual dalam masyarakat mereka. Elk jantan dikagumi karena kemampuannya menarik pasangan, dan para pria Lakota akan memainkan seruling asmara yang meniru suara lenguhan elk untuk memikat wanita. Para pria menggunakan ranggah elk sebagai jimat pengasih dan mengenakan pakaian yang dihiasi citra elk.[132]
Elk Pegunungan Rocky merupakan hewan resmi negara bagian Utah.[133] Citra seekor elk dan moose tampak pada lambang dan bendera negara bagian Michigan.[134] Benevolent and Protective Order of Elks (B.P.O.E.) memilih elk sebagai nama organisasinya karena sejumlah atribut hewan tersebut dianggap patut untuk diteladani oleh para anggota persaudaraan ini.[135] Gigi elk yang bertahtakan permata dan berikat emas merupakan barang berharga bagi banyak anggota B.P.O.E.[136]
Remove ads
Kegunaan komersial
Ringkasan
Perspektif

Meskipun Survei Nasional 2006 dari Layanan Ikan dan Satwa Liar AS tidak memberikan angka rincian untuk setiap spesies hewan buruan, perburuan elk liar kemungkinan besar memberikan dampak ekonomi utama.[137]
Walaupun elk umumnya tidak dipanen untuk produksi daging dalam skala besar, beberapa restoran menawarkan dagingnya sebagai hidangan istimewa dan daging ini juga tersedia di beberapa toko bahan pangan. Daging ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi serta lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging sapi, babi, dan ayam.[138] Daging elk merupakan sumber yang baik untuk zat besi, fosfor, dan seng.[139]
Seekor elk jantan dapat menghasilkan 10 hingga 11 kilogram (22 hingga 24 pon) ranggah muda (velvet) setiap tahunnya, dan di peternakan-peternakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Selandia Baru, ranggah ini dikumpulkan serta dijual ke pasar-pasar di Asia Timur, tempat bahan ini digunakan dalam pengobatan. Beberapa budaya menganggap ranggah muda sebagai afrodisiak.[70] Namun, mengonsumsi ranggah muda dari elk di Amerika Utara mungkin berisiko karena ranggah dari hewan yang terinfeksi penyakit wasting kronis dapat mengandung prion yang bisa menyebabkan manusia terjangkit varian penyakit Creutzfeldt–Jakob.[140]
Ranggah juga digunakan dalam karya seni, perabotan, dan barang-barang unik lainnya. Semua subspesies Asia, bersama dengan jenis rusa lainnya, telah diternakkan untuk diambil ranggahnya di Asia Tengah dan Timur oleh suku Han, Bangsa Turk, Bangsa Tungus, Bangsa Mongol, dan Orang Korea. Peternakan elk relatif umum dijumpai di Amerika Utara dan Selandia Baru.[97] Penduduk asli Amerika memanfaatkan kulit elk sebagai penutup tepee, pakaian, dan alas kaki.[141][142]
Sejak tahun 1967, Boy Scouts of America telah membantu para pegawai di Suaka Elk Nasional di Wyoming dengan mengumpulkan ranggah yang luruh setiap musim dingin. Ranggah-ranggah tersebut kemudian dilelang, dengan 80% dari hasilnya dikembalikan ke suaka tersebut. Pada tahun 2010, 2.520 kilogram (5.560 pon) ranggah dilelang, yang menghasilkan lebih dari $46.000.[143]
Remove ads
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads

