Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Engie

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads

Engie SA (ditulis sebagai ENGIE) adalah sebuah perusahaan ketenagalistrikan multinasional yang berkantor pusat di La Défense, Courbevoie, Prancis.

Fakta Singkat Jenis perusahaan, Kode emiten ...

Engie memasok tenaga listrik ke 48 negara, yang mana 27 di antaranya terletak di Eropa. Perusahaan ini dibentuk pada tanggal 22 Juli 2008 melalui penggabungan antara Gaz de France dan Suez, yang memulai sejarahnya pada tahun 1858 sebagai Universal Suez Canal Company untuk membangun Terusan Suez. Hingga tahun 2022, Engie mempekerjakan 96.454 orang di seluruh dunia dan mencatatkan pendapatan sebesar €93,86 miliar.

Engie melantai di Euronext Paris dan Brussels Stock Exchange, serta merupakan komponen dari indeks CAC 40. Mulai tahun 2016 hingga 2020, perusahaan ini dipimpin oleh Isabelle Kocher, yang mentransformasi perusahaan ini, terutama dengan keluar dari bisnis batu bara serta berinvestasi pada energi terbarukan dan transisi energi. Walaupun begitu, sebagian besar bisnis dari perusahaan ini masih tetap berbasis bahan bakar fosil.[2]

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Latar belakang (sebelum tahun 2006)

Sebelum bergabung pada tahun 2008, perusahaan ini eksis sebagai dua perusahaan terpisah, yakni Suez S.A. dan Gaz de France.

Suez adalah salah satu perusahaan multinasional tertua di dunia yang masih eksis hingga saat ini. Pendahulu tertua dari Suez adalah Algemeene Nederlandsche Maatschappij ter begunstiging van de volksvlijt yang didirikan oleh Raja William I dari Belanda pada tahun 1822. Nama 'Suez' berasal dari pendahulu yang lain, yakni Compagnie universelle du canal maritime de Suez yang didirikan pada tahun 1858 untuk membangun Terusan Suez. Suez S.A. adalah hasil penggabungan antara Compagnie de Suez dan Lyonnaise des Eaux pada tahun 1997.

Gaz de France (GDF) dibentuk oleh Pemerintah Prancis pada tahun 1946 bersamaan dengan pembentukan Électricité de France (EDF). Pasca liberalisasi pasar energi di Eropa, GDF pun berekspansi ke sektor ketenagalistrikan. Pada bulan Juli 2005, GDF resmi melantai di Paris Stock Exchange.[3]

Evolusi GDF Suez (20062008)

Pada tanggal 25 Februari 2006, Perdana Menteri Prancis Dominique de Villepin mengumumkan penggabungan antara Suez dan Gaz de France, dengan tujuan untuk membentuk perusahaan LNG terbesar di dunia.[4] Karena pemerintah Prancis memegang lebih dari 80% saham GDF, maka perlu diterbitkan peraturan baru untuk memungkinkan penggabungan tersebut. Nicolas Sarkozy awalnya menolak penggabungan tersebut. Ia lebih setuju jika Enel ikut digabung, sehingga pemerintah tetap memegang mayoritas saham dari perusahaan hasil penggabungan.[5] Namun, ia akhirnya setuju dengan penggabungan tersebut.[6]

Rencana penggabungan tersebut juga mendapat penolakan dari kelompok kiri,[7] karena khawatir akan hilangnya cara untuk mencegah kenaikan harga yang telah terjadi selama tiga tahun terakhir. Penolakan juga datang dari Gaullis dan serikat pekerja.[8][9] Pada bulan Agustus 2006, kelompok kiri menyerahkan sebanyak 137.449 amendemen ke rancangan aturan mengenai penggabungan tersebut. Di bawah prosedur normal, parlemen harus memungut suara untuk tiap amendemen, sehingga akan membutuhkan waktu selama 10 tahun.[10] Konstitusi Prancis sebenarnya memberi opsi kepada pemerintah untuk menghidari filibuster semacam itu, tetapi pada akhirnya opsi tersebut tidak digunakan.[11]

Peraturan No. 2006-1537 tanggal 7 Desember 2006 tentang sektor energi akhirnya terbit, dan mengizinkan privatisasi terhadap GDF. Pada tanggal 3 September 2007, GDF dan Suez mengumumkan kesepakatan penggabungan, dengan 22 lembar saham Suez akan ditukar dengan 21 lembar saham GDF, karena Suez akan digabung ke dalam GDF.[12] Sejumlah saham yang dipegang oleh GDF dan Suez pun harus didivestasi untuk memenuhi permintaan dari Komisi Kompetisi Eropa. GDF setuju untuk menjual sekitar 25% saham dari SPE asal Belgia dengan harga €515 juta ke Centrica.[13] Sementara Suez mengurangi kepemilikan sahamnya di Fluxys[14] dan menjual Distrigas ke Eni.[15]

GDF Suez (20082015)

GDF Suez mulai beroperasi pada tanggal 22 July 2008 sebagai perusahaan ketenagalistrikan terbesar kedua di dunia dengan pendapatan tahunan lebih dari €74 miliar.[16] Sebagai hasil dari penggabungan, saham yang dipegang oleh pemerintah Prancis pun berkurang dari 80% menjadi hanya 35%. Aset Suez yang terkait dengan air dan limbah pun dipisah untuk membentuk Suez Environment.

Pada tahun 1975, Ruhrgas dan GDF meneken kesepakatan untuk saling tidak menjual gas di negara asalnya masing-masing, tetapi kesepakatan tersebut dihentikan pada tahun 2005.[17]

Pada bulan Juli 2009, Komisi Eropa mendenda GDF Suez dan E.ON sebesar €553 juta atas pengaturan di jalur pipa MEGAL.[17][18] Denda tersebut adalah denda terbesar kedua dalam sejarah Komisi Eropa.[17][19]

Pada tanggal 10 Agustus 2010, perusahaan ini mengumumkan penggabungan antara unit bisnis energi internasionalnya, beserta bisnisnya di Britania Raya dan Turki, dengan International Power. Penggabungan tersebut bertujuan untuk membentuk perusahaan pembangkitan listrik terbesar di dunia, dengan perusahaan hasil penggabungan tetap melantai di London Stock Exchange dan 70% sahamnya dipegang oleh GDF Suez.[20][21][22]

Pada bulan Desember 2010, GDF SUEZ menjadi salah satu pendiri dari Medgrid,[23] sebuah konsorsium yang beranggotakan lebih dari 20 perusahaan ketenagalistrikan dan investor yang akan mengerjakan proyek Medgrid, sebuah inisiatif energi terbarukan dari Prancis dalam bingkai kerja dari Union for the Mediterranean (UfM). Proyek yang direncanakan dibangun di Afrika Utara tersebut bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan sistem tenaga listrik Eropa-Mediterania dengan kapasitas terpasang sebesar 20 GW, yang mana 5 GW diantanya akan diekspor ke Eropa. Bersama proyek Desertec yang diinisiasi oleh Jerman,[24] Medgrid akan menjadi tulang punggung dari European Supergrid.[25][26]

Remove ads

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads