Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

E.ON

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

E.ON
Remove ads

E.ON SE[2] adalah sebuah perusahaan ketenagalistrikan multinasional yang berkantor pusat di Essen, Jerman. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan ketenagalistrikan swasta terbesar di dunia. Nama dari perusahaan ini berasal dari sebuah kata dalam bahasa Latin, yakni aeon, yang diturunkan dari bahasa Yunani αἰών aion, yang berarti umur atau "tidak terbatas", dengan tanda titik ditambahkan untuk menciptakan makna sekunder berupa "energi" (E) dan "penerangan" (ON).[3] Perusahaan ini adalah komponen dari indeks pasar saham Euro Stoxx 50, DAX, dan Dow Jones Global Titans 50.[4]

Fakta Singkat Nama sebelumnya, Jenis perusahaan ...

Perusahaan ini beroperasi di lebih dari 30 negara dan memiliki lebih dari 50 juta pelanggan.[5] CEO dari perusahaan ini adalah Leonhard Birnbaum.[6] E.ON dibentuk pada tahun 2000 melalui penggabungan antara VEBA dan VIAG.

Pada tahun 2016, perusahaan ini memisahkan bisnis pembangkitan listrik konvensional dan perdagangan energinya untuk membentuk Uniper.[7] Uniper kemudian melantai di bursa saham,[8] dan perusahaan ini menjual saham Uniper yang masih mereka pegang ke Fortum.

Pada bulan Maret 2018, diumumkan bahwa E.ON akan mengakuisisi bisnis distribusi tenaga listrik dari Innogy melalui kesepakatan pertukaran aset senilai €43 miliar antara E.ON, Innogy, dan RWE.[9][10] Kesepakatan tersebut pun disetujui oleh otoritas antitrust Uni Eropa pada bulan September 2019, dan akhirnya dapat diselesaikan pada bulan Juli 2020.[11]

Pada tahun 2019, E.ON menjadi yang pertama dari "Enam Besar pemasok energi" di Britania Raya untuk mengubah pasokan listrik ke semua pelanggannya di Britania Raya menjadi berbasis energi terbarukan.[12] Namun, perusahaan ini masih memiliki PLTU di Turki.[13](hlm.48)

Pada tahun 2020, E.ON UK mengumumkan bahwa mereka akan mengalihkan pelanggannya ke anak usahanya yang diberi nama E.ON Next. E.ON Next juga mendapat pengalihan pelanggan dari Npower dan Powershop setelah mengakuisisi dua perusahaan tersebut.[14]

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

E.ON didirikan pada tahun 2000 melalui penggabungan antara VEBA dan VIAG. Pada bulan Januari 2002, perusahaan ini mengakuisisi Powergen asal Britania Raya.[15] Pada tahun 2003, E.ON mengakuisisi Ruhrgas dengan harga €10,3 miliar.[16]

E.ON juga mengakuisisi Sydkraft asal Swedia[17] dan OGK-4 asal Rusia. Sydkraft, Powergen, dan OGK-4 kemudian diubah namanya masing-masing menjadi E.ON Sverige, E.ON UK, E.ON Russia. Di Amerika Serikat, E.ON mewarisi LG&E Energy, melalui akuisisi terhadap Powergen, yang kemudian diubah namanya menjadi E.ON US, hingga tahun 2010, saat E.ON US dijual ke PPL Corporation dengan harga $7,625 miliar. Penjualan tersebut pun dapat diselesaikan pada tanggal 1 November 2010, dengan nama E.ON US diubah menjadi LG&E and KU Energy.[18]

Pada tahun 2006, E.ON berupaya mengakuisisi Endesa, tetapi akhirnya dikalahkan oleh Enel dan Acciona. E.ON kemudian mengakuisisi aset milik Enel senilai €10 miliar yang diwajibkan dijual oleh Komisi Kompetisi Eropa.[19]

Pada bulan Juli 2009, Komisi Eropa mendenda GDF Suez dan E.ON masing-masing sebesar €553 juta atas pengaturan pada jalur pipa MEGAL.[20][21] Denda tersebut merupakan denda terbesar kedua dalam sejarah Komisi Eropa.[20][22] Pada tahun 1975, Ruhrgas dan GDF meneken sebuah kesepakatan untuk tidak menjual gas di negara asalnya masing-masing. Namun, kesepakatan tersebut dihentikan pada tahun 2005.[20]

Pada tahun 2009, E.ON dan RWE mendirikan Horizon Nuclear Power untuk mengembangkan PLTN dengan total kapasitas terpasang sekitar 6.000 MWe di Britania Raya hingga tahun 2025. Namun, pada bulan Maret 2012, E.ON dan RWE mengumumkan pembatalan pengembangan tersebut, karena kondisi keuangan yang sulit.[23]

Pada bulan Agustus 2011, perusahaan ini mengumumkan potensi pemberhentian terhadap 10.000 dari 85.600 orang pegawainya, karena pemerintah Jerman memutuskan untuk menutup semua PLTN di Jerman paling lambat tahun 2022, bukannya tahun 2036 sebagaimana yang diputuskan oleh Bundestag pada tanggal 28 Oktober 2010.[24][25]

Pada bulan Mei 2014, Office of Gas and Electricity Markets (Ofgem) memerintahkan perusahaan ini untuk membayar 330.000 pelanggannya sebesar £12 juta, karena telah melakukan praktik penjualan yang buruk mulai bulan Juni 2010 hingga Desember 2013.[26]

Pada bulan November 2014, E.ON mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menyediakan energi fosil di masa mendatang.[27] Perusahaan ini kemudian memisahkan bisnis energi fosilnya ke Uniper yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2016.[28][29] Pada bulan September 2016, E.ON melepas 53% saham Uniper melalui penawaran umum perdana di Frankfurt Stock Exchange.[8] Pada tahun 2017, perusahaan ini menjual sisa saham Uniper yang masih mereka pegang ke Fortum asal Finlandia.[9] Penjualan tersebut pun dapat diselesaikan pada bulan Juni 2018.[30] Namun, E.ON masih memiliki PLTU di Turki,[13](hlm.48) karena memegang 50% saham Enerjisa.[31]

Pada bulan Juli 2018, E.ON mengumumkan bahwa 500 orang pegawainya di Britania Raya akan diberhentikan, karena adanya pembatasan harga listrik yang akan diterapkan oleh Ofgem.[32]

Pada bulan November 2020, E.ON mengumumkan bahwa dalam waktu dua tahun ke depan, hampir 700 orang pegawainya akan diberhentikan, karena adanya pengalihan pelanggan ke E.ON Next.[33]

Remove ads

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads