Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

GoTo Gojek Tokopedia

perusahaan asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

GoTo Gojek Tokopedia
Remove ads

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) adalah perusahaan ekosistem digital berbasis teknologi yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini terbentuk dari penggabungan antara Gojek dan Tokopedia. GoTo bermula dari perusahaan transportasi daring Gojek—dengan nama badan hukum PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Pada tahun 2022, GoTo menjadi perusahaan dekacorn pertama yang melantai di bursa efek kawasan Asia Tenggara.[2][3][4]

Fakta Singkat Nama dagang, Jenis perusahaan ...
Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

GoTo berawal dari perusahaan-perusahaan penyedia layanan berbasis digital asal Indonesia.

Gojek

Thumb
Mitra pengemudi Gojek di Kota Salatiga, Jawa Tengah

Gojek berdiri pada tahun 2010 dalam bentuk pusat panggilan (call center) bagi pengemudi ojek roda dua di Jakarta, yang pada mulanya menangani 20 pengemudi ojek.[5] Dari pusat panggilan, Gojek kemudian beralih ke dalam bentuk aplikasi telepon pintar berbasis iOS dan Android, pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, Gojek mulai mendapatkan dukungan pendanaan Seri A dari investor.[5] Pendanaan ini diterima dari NSI Ventures,[6] dan sejumlah investor, seperti Sequoia Capital, NTH Gemma Inc. dan NSI Moto Holdings Ltd.[7]

Pada tahun 2016, setelah menerima pendanaan dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Market,[8] Gojek resmi menjadi perusahaan unikorn pertama di Indonesia, yaitu perusahan rintisan dengan valuasi sekurang-kurangnya AS$1 miliar. Dalam periode ini Gojek mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan jumlah pesanan yang mencapai lebih dari 300.000 pesanan per hari.[5]

Tokopedia

Thumb
KRL Ratangga milik MRT Jakarta dengan iklan Tokopedia melintasi Stasiun Blok M

Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada 17 Agustus 2009, sebagai lokapasar antarkonsumen (customer-to-customer marketplace). Setelah memulai bisnis lokapasarnya, Tokopedia kemudian mengembangkan berbagai layanan lainnya, termasuk di antaranya produk teknologi finansial pada tahun 2016, serta layanan gudang pintar bernama TokoCabang (kemudian berubah menjadi Dilayani Tokopedia), yaitu pusat pemenuhan (fulfillment center) untuk membantu pemrosesan transaksi lebih cepat dan dekat.

Pendanaan awal Tokopedia didapatkan dari Indonusa Dwitama pada tahun 2009, dilanjutkan dengan sejumlah pemodal ventura lainnya seperti East Ventures (2010),[9] Cyber Agent Ventures (2011),[10] Netprice (2012),[11] dan SoftBank Ventures Korea (2013).[12] Pada tahun 2014, Tokopedia menjadi perusahaan teknologi pertama di Asia Tenggara yang menerima investasi sebesar US$100 juta dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and Media Inc (SIMI).[13][14]

Pada tahun 2017, Tokopedia menerima investasi sebesar US$1,1 miliar dari Alibaba yang merupakan raksasa e-dagang asal Tiongkok.[15] Pada Desember 2018, Tokopedia kembali mengumumkan telah berhasil mendapat pendanaan senilai US$1,1 miliar dari sejumlah investor. Seri pendanaan tersebut dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.[16] Valuasi Tokopedia setelah mendapatkan seri pendanaan ini diperkirakan mencapai US$7 miliar.[16]

Penggabungan Gojek dan Tokopedia

Pada 17 Mei 2021, Tokopedia dan Gojek mengumumkan resmi menggabungkan diri dan membentuk GoTo.[17] Selain menjadi singkatan dari nama kedua perusahaan, nama GoTo juga berasal dari kata "gotong royong".[18] Dalam proses merger ini, sebenarnya PT Tokopedia diakuisisi menjadi anak usaha perusahaan Gojek (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa). PT Aplikasi Karya Anak Bangsa kemudian mengganti namanya menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia.

Setelah Gojek dan Tokopedia bersatu, gabungan perusahaan tersebut diklaim memberikan dampak sekitar 2% kontribusi ke PDB Indonesia.[19]

Perusahaan terbuka

Thumb
Ucapan selamat pada penawaran perdana saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Bursa Efek Indonesia

Pada tanggal 15 Maret 2022, melalui paparan publik, GoTo mengumumkan rencananya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). GoTo memaparkan rencana penghimpunan dana sebesar Rp15,2 triliun (setara US$1,1 miliar), sehingga berpotensi menjadi salah satu IPO terbesar dalam sejarah pasar modal di Indonesia.[20]

Pada tanggal 11 April 2022, perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia melalui proses IPO dengan melepas 3,43% sahamnya ke publik dengan harga penawaran Rp338. IPO ini berhasil meraup dana Rp15,8 triliun.[21][22]

Remove ads

Kepemilikan

Berikut ini adalah daftar kepemilikan perusahaan berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024.[23]

Informasi lebih lanjut Nama Pemegang Saham, Persentase Kepemilikan (%) ...
Remove ads

Anak usaha

Berikut ini adalah daftar anak usaha perusahaan berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024.[23]

Informasi lebih lanjut Nama Anak Usaha, Persentase Kepemilikan (%) ...

Korporasi

Ringkasan
Perspektif

Kinerja usaha

Pada tahun 2021, GoTo mencatatkan nilai transaksi bruto sebesar Rp461,6 triliun, meningkat 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut menghasilkan pendapatan bruto sebesar Rp17 triliun, atau tumbuh 44% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.[24]

Dari nilai transaksi yang dicatatkan, sebesar Rp230,6 triliun dihasilkan dari bisnis e-dagang (Tokopedia), dengan pertumbuhan sebesar 46% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Layanan teknologi finansial menghasilkan nilai transaksi bruto sebesar Rp214,9 triliun, sementara layanan atas permintaan sebesar Rp50,3 triliun.[24]

Aksi korporasi

Pada bulan November 2021 GoTo mengumumkan penggalangan dana pra-IPO yang menghimpun US$1,3 miliar dari sejumlah investor global, termasuk di antaranya Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.[25]

Pada bulan November 2021, GoTo melalui salah satu anak usahanya mengumumkan pembentukan ventura bersama dengan PT Karya Baru TBS, bagian dari PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Ventura bersama yang dinamakan Electrum ini menggagas kolaborasi strategis dalam pengembangan ekosistem motor listrik di Indonesia.[26]

Pada bulan Februari 2022, GoTo melalui salah satu anak usahanya PT Aplikasi Multimedia Anak Bangsa (AMAB) meluncurkan perusahaan ventura bersama dalam bisnis permainan digital bersama dengan PT Telkomsel Ekosistem Digital, dengan nama PT Games Karya Nusantara (Majamojo).[27]

2023 GoTo batal IPO luar negeri, bertahan dengan kondisi kas yang meyakinkan.[28]

Keberlanjutan

GoTo telah menyatakan komitmen keberlanjutannya melalui Komitmen Tiga Nol (Three Zeroes), yang terdiri dari:[29][30]

  • Nol Emisi Karbon (Zero Emissions): mengupayakan bisnis GoTo menjadi netral karbon dan mengupayakan dekarbonisasi untuk emisi langsung dan tidak langsung. Untuk mewujudkan tujuan ini, GoTo mencanangkan transisi 100% kepada kendaraan listrik dan pemanfaatan energi secara efisien dalam kegiatan operasional perusahaan.[30] GoTo telah menjalankan uji coba kendaraan listrik dengan sejumlah mitra ventura bersama yang melibatkan 500 sepeda EV dan 14 stasiun perturakan baterai (battery swap) dan membeli sertifikat energi terbarukan.[29]
  • Nol Sampah (Zero Waste): mengurangi dan mengeliminasi sampah sampai dengan tempat pembuangan akhir dengan mendorong penggunaan kembali dan daur ulang.[30]
  • Nol Hambatan (Zero Barriers): menjadikan ekosistem GoTo inklusif dan membuka akses untuk semua pihak dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi.[30]
Remove ads

Penghargaan

  • Diversity and Inclusion 2.0, Glints Best Employers Award 2022[31]

Kontroversi

Ringkasan
Perspektif

Gugatan merek dagang

GoTo digugat oleh PT Terbit Financial Technology lantaran kemiripan merek dagang.[32] Pihak tersebut mengaku merugi akibat nama mereka dipakai.[33] Namun, pihak GoTo menanggapi bahwa gugatan yang dilayangkan oleh mereka tidak berasalan, karena Perusahaan tersebut dinilai tidak aktif menggunakan dan memanfaatkan merek GoTo.[34] Gugatan tersebut telah ditolak pada bulan Juni 2022.[35][36]

Telkomsel

Pasca-IPO GoTo, Telkom Indonesia, yang lewat anak usahanya Telkomsel, mencatatkan rugi yang belum direalisasikan mencapai Rp881 miliar dari investasinya sebesar Rp6,3 triliun. Walaupun Telkom membantah kerugian, mengklaim sudah meraih untung Rp 2,5 triliun[37] dan menyebut banyak peluang dalam investasi dan kerjasama bersama GoTo, terdapat analis dan politisi yang menafsirkan adanya konflik kepentingan dalam investasi tersebut, antara Menteri BUMN Erick Thohir dan saudaranya Garibaldi Thohir yang memegang sejumlah saham di GoTo.[38][39] Di sisi lain, terdapat pandangan adanya upaya politisasi terhadap investasi Telkomsel di GoTo.[40]

SoftBank

Kelompok investor aktivis Elliot Management mengkritik CEO Masayoshi Son karena Vison Funds berinvestasi dengan harga overvalued kurang menguntungkan menghasilkan kerugian dan menekan untuk melepas saham di GoTo dan perusahaan Decacorn lainnya berencana menjadi paus NASDAQ yang lebih transparan untuk investasi Facebook, Apple dan Amazon.[41]Ketidaksukaan Partai komunis Cina terhadap dugaan monopoli dan praktek anti persaingan memerintahkan unit SoftBank Alibaba Group yang memilik saham GoTo, lazada, Grab, Didi, Uber untuk mendivestasi perusahaan media South China Morning Post, Keuangan Ant Group dan lainnya.[42]

Isu pajak

Berdasarkan pernyataan publik, Benny Batara Hutabarat menyoroti isu pajak penghasilan sebagai faktor utama di balik keputusannya untuk mengundurkan diri dari posisi eksekutif. Dengan gaji tahunan yang mencapai Rp2,2 miliar di Gojek, ia mengungkapkan bahwa ia dikenakan pajak sebesar 30% per tahun. Jumlah pajak yang signifikan ini, menurutnya, setara dengan biaya pembelian mobil baru seperti Fortuner setiap tahunnya. Oleh karena tingginya beban pajak tersebut, ia memutuskan untuk beralih dari karier profesional menjadi seorang investor, yang dianggapnya menawarkan skema pajak yang lebih menguntungkan.[43]

Remove ads

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads